Liputan6.com, Jakarta - Penggemar sepak bola sangat geram setelah Salt Bae terlihat mencoba 'menarik' Lionel Messi saat ikut merayakan kemenangan Argentina dalam Piala Dunia 2022. Koki asal Turki yang bernama asli Nusret Gokce itu terlihat di kamera menepuk bahu Messi dan meraih lengannya.
Lionel Messi tampak mengabaikannya, tetapi Salt Bae kembali menyentuh lengan pemain bintang Paris Saint German (PSG). Kapten timnas Argentina itu berbalik dan dengan cepat menjabat tangannya sebelum pergi.
Advertisement
Alih-alih mengunggah video tersebut, Salt Bae menampilkan potretnya saat berbincang dengan Messi dalam kesempatan berbeda. Salt Bae juga mengunggah video TikTok yang menampilkannya berdiri di lapangan di samping Angel Di Maria sambil memegang trofi. Dalam klip itu, dia tersenyum dan menepuk trofi sebelum pergi.
Koleksi foto perayaan Piala Dunia 2022 belum berhenti di situ. Di unggahan lain menunjukkan dia menggigit medali emas Franco Armani yang tergantung di leher sang kiper.
Ulah Salt Bae dikecam karena ada aturan ketat soal siapa yang bisa menyentuh trofi Piala Dunia. Menurut FIFA, trofi yang terbuat dari emas murni dan menggambarkan dua sosok yang mengangkat bola dunia itu hanya dapat disentuh dan dipegang sekelompok orang terpilih, termasuk mantan pemenang dan kepala negara.
Fans tidak terima dengan kehadiran Salt Bae dalam perayaan kemenangan Argentina. Banyak yang mempertanyakan mengapa dia diizinkan memegang trofi dan masuk lapangan.
"Messi pantas mendapatkan Piala Dunia lainnya karena tidak peduli sama sekali tentang Salt Bae,"Â cuit jurnalis olahraga Bobby Reagan yang kemudian viral, dikutip dari The Independent, Rabu (21/12/2022).
"Setidaknya Messi tahu untuk tidak memberi perhatian pada orang yang mencoba membuat momen MEREKA tentang DIA. Dengan putus asa meraih Messi," imbuh warganet lainnya.
Sasaran Pengunjuk Rasa
Sebelum skandal tersebut, Salt Bae juga terbelit masalah lain di awal Desember 2022. Restorannya yang berada di London, Sal Bae's Knightsbridge Steakhouse, jadi sasaran pengunjuk rasa dari kalangan aktivis lingkungan.
Dikutip dari The Tottenham Independent, demonstran dari Animal Rebellion, cabang Extinction Rebellion, memasuki restoran yang berada di distrik kelas atas, pusat London, pada Sabtu malam, 3 Desember 2022, dan duduk di meja kosong.
Aksi mereka tak berlangsung lama. Sesaat sebelum jam 7 malam dan disambut tepuk tangan pengunjung, para pengunjuk rasa dibawa keluar dari restoran yang menyajikan steak berlapis emas seharga 1.450 pounsd sterling dan digeret ke trotoar.
Para demonstran menerangkan alasan mereka menargetkan restoran tersebut adalah karena simbol dari 'sistem yang rusak.' Mereka membandingkan jutaan orang menggunakan layanan bank makanan, sementara koki berpengaruh itu menghasilkan uang dari makanan yang berdampak lingkungan tinggi.
"Steak, dan daging merah lainnya, yang kita tahu membawa dampak lingkungan tertinggi," kata Orin Cooley-Green, salah seorang pengunjuk rasa. Aksi tersebut terjadi beberapa minggu setelah aksi serupa berlangsung di restoran Michelin bintang tiga milik Gordon Ramsay di Chelsea.
Advertisement
Jual Steak Kemahalan
Sebelumnya, restoran yang dibuka Salt Bae di London itu jadi cemoohan lantaran dianggap menjual steak tomahawk kemahalan. Dikutip dari laman indy100.com, steak tomahawk raksasa dengan taburan emas dihargai 630 pound sterling atau hampir Rp12 juta. Restoran itu juga membebani minuman ringan Red Bulls seharga 11 pound sterling (hampir Rp210 ribu) per kaleng.Â
Tak ayal, sejumlah warganet melontarkan kritikan pedas. Seorang pengguna Twitter bernama Muttaqi mencuit, "Lebih murah terbang dan makan di restoran Turki Salt Bae daripada pergi ke London. £9 untuk kokas. £630 untuk steak Tomahawk. Tidak terima kasih."
Namun, pengunjung restoran itu tidak berkurang. Salah satunya bintang televisi Inggris Gemma Collins yang kedapatan memesan menu steak tomahawk bersama kekasihnya, Rami Hawash. Belakangan, ia mengaku 'merasa sakit' harus membayar sebanyak itu untuk makanan tersebut.
Harga tinggi itu rupanya mendongkrak rekor penjualan. Pihak restoran mencatatkan penjualan 7 juta pound sterling dalam tiga bulan pertama setelah dibuka pada September 2021. Nusret UK Limited, perusahaan di belakang restoran tersebut, menerbitkan pendapatannya yang mengungkap bahwa mereka 'berkinerja lebih tinggi dari yang diharapkan' dan meraup keuntungan 2,3 juta pound sterling.
Kilas Balik Karier Salt Bae
Salt Bae lahir pada 1983 di Erzurum, Turki, dari ibu bernama Fatma Gocke dan ayahnya Faik Gocke yang seorang penambang batu bara. Gocke muda baru berusia dua tahun ketika keluarganya pindah dari tempat kelahirannya ke kota pesisir Darica. Pemuda Turki itu dibesarkan bersama saudara laki-lakinya Ugur, Ozgur, dan Erman.Â
Tumbuh sebagai putra seorang penambang batu bara di Darica, Gocke praktis menjalani kehidupan bertahan hidup bersama keluarganya. Alhasil, anak muda itu miskin dalam segala hal, kecuali pandangan hidupnya yang optimis dan keinginan untuk membuka restoran.Â
Beberapa tahun kemudian, Gocke terpaksa putus sekolah. Ia menghabiskan 13 tahun berikutnya untuk bekerja sebagai magang di tukang daging lokal di distrik Kadıkoy, Istanbul dan di restoran steak Turki. Pada 2009, ia pergi ke Buenos Aires, Argentina, untuk mendalami ilmu tentang industri daging. Ia melanjutkan perjalanan ke Amerika Serikat.
"(Pengajuan) visa saya ditolak lima atau enam kali, tapi saya tidak pernah menyerah dan menerima visa tiga bulan pada akhir 2009," ungkapnya.Â
Gocke yang tercerahkan kembali kemudian kembali ke Turki dan membuka restoran pertamanya yang dikenal sebagai Istinye Park Shopping Mall di Istanbul. Restoran itu hanya memiliki delapan meja dan 10 karyawan sampai seorang pengusaha Turki bernama Ferit Sahenk mampir untuk makan dan terkesan.
Sahenk berinvestasi dalam bisnis yang baru lahir sehingga memberi Gocke modal yang cukup yang digunakan untuk memulai lebih banyak restoran di lokasi yang mencakup Ankara, Doha, dan Dubai. Kariernya melaju cepat hingga saat ini Gocke memiliki tidak kurang dari 13 restoran di seluruh dunia dengan lebih dari 600 karyawan.
Advertisement