Liputan6.com, Jakarta - Beberapa karyawan Twitter yang "tersisa" dilaporkan mulai membawa tisu toilet sendiri ke kantor karena Elon Musk menerapkan langkah-langkah pemotongan biaya besar-besaran di perusahaan tersebut.
Melansir New York Post, Sabtu, 31 Desember 2022, keputusan Musk menghemat uang termasuk secara tiba-tiba memecat petugas kebersihan yang bekerja di kantor pusat perusahaan di San Francisco, Amerika Serikat (AS). Pemberhentian terjadi setelah petugas kebersihan melakukan pemogokan untuk mendapatkan gaji lebih.
Advertisement
Baca Juga
Tidak adanya petugas kebersihan telah "meninggalkan kantor dalam keadaan berantakan," dengan kamar mandi kotor, serta bau sisa makanan dan bau badan yang terus-menerus ada, lapor New York Times, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa beberapa karyawan membawa tisu toilet mereka sendiri karena tidak ada petugas kebersihan yang siap menggantikan persediaan. Musk konon telah memadatkan karyawan Twitter ke dua lantai sambil mematikan empat lantai lain.
Langkah sadar anggaran lain termasuk keputusan Musk menutup salah satu pusat data Twitter di Sacramento, California, meski dilaporkan ada kekhawatiran di antara beberapa karyawan bahwa hal itu dapat merusak kinerja situs.
Pada malam Natal lalu, Musk berkicau bahwa Twitter masih berfungsi "bahkan setelah saya memutus salah satu rak server yang lebih sensitif." Situs tersebut dilaporkan mengalami gangguan yang meluas pada Kamis, 29 Desember 2022, meski penyebab pastinya masih belum jelas.
Pangkas Biaya
Laporan itu mengatakan Twitter telah melewatkan pembayaran sewa di kantornya di San Francisco dan berhenti membayar sewa sepenuhnya di gedungnya di Seattle, yang sekarang menghadapi penggusuran. Perusahaan juga memecat petugas kebersihan dan beberapa staf keamanan di salah satu gedungnya di New York.
Selain itu, perusahaan yang dipimpin Musk dilaporkan melewatkan atau menunda pembayaran ke beberapa vendor, termasuk firma akun KPMG dan penyedia manfaat Carrot. Pemimpin baru Twitter dikatakan bertujuan menegosiasikan kembali beberapa perjanjian untuk menekan pengeluaran perusahaan.
Menurut New York Times, sejumlah karyawan Twitter kehilangan rasa hormat pada Musk karena gaya kepemimpinannya yang "tidak menentu dan blak-blakan." CEO Twitter telah mengarahkan bawahannya untuk mengidentifikasi karyawan yang bertanggung jawab membocorkan detail tentang operasi perusahaan pada pers.
Secara keseluruhan, Musk dilaporkan berusaha memangkas 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,8 triliun) biaya non-tenaga kerja dari anggaran operasional platform media sosial tersebut, menurut outlet itu.
Advertisement
Hapus Fasilitas Makanan Gratis
Elon Musk juga sempat mengatakan bahwa ia berencana menghapus fasilitas makanan gratis dari kantor pusat Twitter di San Francisco karena menghabiskan biaya perusahaan 400 dolar AS per pekerja. Musk mencuit di Twitter pada Minggu, 13 November 2022, alasannya tidak melanjutkan layanan makanan gratis di kafetaria perusahaan.
"Hampir tidak ada yang datang ke kantor," kicaunya.
Ia memperkirakan, biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membayar makan gratis karyawan mencapai 13 juta dolar AS (sekitar Rp202 miliar) per tahun. Namun, klaim Musk dibantah mantan pegawai Twitter.
Ia mengatakan bahwa makanan gratis itu membebani perusahaan tidak lebih dari 25 dolar AS per orang per hari. "Itu bohong. Saya menjalankan program ini hingga seminggu lalu ketika saya mengundurkan diri karena saya tidak ingin bekerja untuk @elonmusk," twit Tracy Hawkins, mantan wakil presiden transformasi kerja Twitter.
Ia menyambung, "Untuk sarapan dan makan siang, kami menghabiskan 20--25 dolar AS per hari per orang. Ini memungkinkan karyawan untuk bekerja melalui waktu makan siang dan rapat. Kehadirannya berkisar antara 20--50 persen di kantor."
Â
Picu Pro Kontra
Musk tidak mau kalah. Ia membalas dengan mengatakan catatan perusahaan menunjukkan bahwa tingkat kehadiran di kantor maksimal 25 persen, dengan rata-rata sekitar 10 persen.
"Ada lebih banyak orang yang menyiapkan sarapan daripada mereka yang sarapan," kata Musk. "Mereka bahkan tidak perlu repot-repot menyajikan makan malam, karena tidak ada seorang pun di gedung itu."
Keputusan Musk membebankan biaya makanan pada pegawai memicu perdebatan di Twitter. Banyak yang menuduhnya berusaha membuat karyawannya kelaparan. "Ia memecat 3/4Â karyawan. Sekarang ia berencana membuat mereka kelaparan," kata seorang pengguna.
Namun, yang lain menunjukkan bahwa makan siang gratis jauh dari norma di sebagian besar kantor, bahkan untuk perusahaan teknologi.
"Apakah ada yang benar-benar berpikir bahwa perusahaan yang tidak menyediakan makan siang gratis membuat karyawan mereka 'kelaparan?'" salah satu pengguna mencuit. "Saya tidak pernah bekerja di mana pun di mana makan siang gratis, tapi entah bagaimana saya bertahan."
Advertisement