Liputan6.com, Jakarta - Ada kedai kopi berkonsep unik di Jepang, tepatnya di Sendagaya, Shibuya, Tokyo. Melansir dari Japan Today, Selasa, 17 Januari 2023, kedai kopi bernama Hideaway itu mengusung misi untuk mempromosikan pentingnya kesehatan mental di Jepang yang berawal dari proyek Semicolon.
Proyek ini sudah dikenal di Amerika Serikat sebagai organisasi kesehatan mental yang mendorong orang untuk menato tanda baca titik koma (;) sebagai bentuk solidaritas antara orang yang berurusan dengan penyakit mental. Idenya adalah ketika orang dengan penyakit mental merasa kesepian dan orang lain tidak memahami mereka, melihat tato titik koma pada orang lain dapat mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian.
Baca Juga
Tatsumasa Uno, pemilik kedai kopi juga memiliki masalah kesehatan mental, yaitu gangguan panik. Ia mengaku terinspirasi oleh proyek Semicolon saat belajar di Amerika Serikat. Saat itu, dia berpikir apakah hal semacam ini bisa diterapkan di Jepang juga. Â
Advertisement
Tekad tersebut akhirnya tercapai ketika ia memulai kampanye penggalangan dana yang sukses dan membuka Hideaway di Yoyogi pada Oktober 2022. Tatsumasa juga memiliki kedai kopi di Kyoto yang didirikannya pada Februari 2020.
Saat ini, pihaknya menggunakan akun Instagram dan tampilan toko dengan logo semicolon yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang proyek ini di kalangan pelanggan. Kedai kopi ini juga membagikan stiker asli berlambang titik koma dan lambang jari bersilang. Stiker tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan "semoga sukses" dan dukungan bagi mereka yang berurusan dengan penyakit mental.
Menu Makanan dan Minuman
Salah satu menu andalan kedai kopi itu adalah sandwich daging sapi panggang dan kroisan gula yang cocok dengan kopi. Menu sandwich daging sapi dijual seharga 770 yen atau setara dengan Rp90 ribu, sedangkann kroisan dijual kurang lebih Rp41 ribu. Pengunjung bisa memesank menu sandwich keju panggang dengan harga sekitar Rp87 ribu. Â
Menu kopi lainnya juga tersedia, seperti hand drip coffee seharga 570 yen atau setara dengan Rp67 ribu. Sedangkan untuk café latte, pihaknya menjual dengan harga Rp76 ribu per cangkir. Menu kopi termahal adalah matcha latte dengan harga Rp78 ribu. Minuman teh hitam juga tersedia dengan harga sekitar Rp64 ribu atau 550 yen.
Semua makanan dan minuman yang tersedia di kedai kopi ini bisa dimakan di tempat atau dibawa pulang. Untuk fasilitas, pihaknya menyediakan wifi dan catu daya untuk kenyamanan para pengunjung.
Jam operasional kedai kopi ini adalah 08.00 – 16.00 waktu setempat dan buka setiap akhir pekan dan hari libur mulai pukul 10.00 – 18.00 waktu setempat. Kedai kopi Hideaway libur setiap Jumat.
Advertisement
Kesehatan Pikiran dan Tubuh
Sementara itu, Hari Kesehatan Pikiran dan Tubuh Internasional diperingati tiap 3 Januari, karena tidak ada yang lebih penting daripada menciptakan versi terbaik dari diri masing-masing dengan tahun baru dinilai sebagai "waktu terbaik."Â Tujuannya adalah menjadi "kesempatan untuk merayakan bagaimana pikiran dan emosi yang sehat membentuk tubuh yang sehat."
Berdasarkan sejarahnya, konsep kesehatan tubuh dan pikiran telah ada selama ribuan tahun. Ada banyak cara untuk meningkatkan kesehatan pikiran dan tubuh, serta kesejahteraan secara keseluruhan. Segala sesuatu, termasuk tingkat perhatian, meditasi, perubahan pola makan, spiritualitas, rasa syukur, pola pikir, tujuan, bahkan dekorasi dan warna dapat memengaruhi kesejahteraan mental, emosional, dan fisik Anda.
Salah satu metode yang dibutuhkan adalah metode WELL. Keunggulannya, yaitu setiap orang dinilai dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan, keyakinan, gaya hidup, dan etos pribadi mereka. Kerangka kerjanya adalah sebagai berikut.
W – Work-Life Harmony: keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan
E – Expect/Enable Excellence: harapkan atau aktifkan keunggulan
L – Live Your Purpose: hidup sesuai tujuan
L – Love, Not Fear: pahami cinta, bukan ketakutan
Kesehatan Mental Pada Generasi Z
Isu kesehatan mental sudah mendapat porsi lebih di kalangan Gen Z. Hal ini terlihat dari aktifnya mereka mencari bantuan profesional saat merasa sudah tidak tahan.
"Karena mereka (Gen Z) dapat support dari masyarakat. Sekarang informasi jaga kesehatan mental udah lebih banyak. Di zaman milenial awal, orangtua mereka mana ada anjuran merawat kesehatan mental," ujar Karina Negara, chief physchologist dan co-founder KALM kepada Liputan6.com, ditemui di sela-sela acara Maybelline Brave Together di UI Depok, Jumat, 28 Oktober 2022.
Dari sederet masalah yang dikeluhkan oleh para klien dari kalangan Gen Z, ada dua faktor pemicu utama masalah mental. Karina menyebut masalah keluarga, khususnya terkait relasi antara anak dan orangtua, sebagai masalah pertama. "Entah itu susah komunikasi sama mama papanya, atau dituntut sesuatu yang membuat tertekan," imbuhnya.
Kedua adalah kecemasan akan masa depan. Manurut Karina, banyak Gen Z yang berpikir berlebihan tentang masa depan mereka. Literasi keuangan yang semakin merata, misalnya, bisa memicu mereka menetapkan target tertentu untuk dikejar pada usia tertentu. Padahal, itu bukan hal yang prioritas.
"Bukan enggak boleh memikirkan masa depan, tapi juga jangan overthinking. Hari ini memikirkan 10 tahun lagi, buat apa? Cemas itu wajar, asal kadarnya tepat," imbuh perempuan yang berpraktik sebagai psikolog klinis itu.
Advertisement