Liputan6.com, Jakarta - Adalah Cherylin Hall, seorang transgender yang mengaku menghabiskan puluhan tahun untuk mewujudkan keinginannya jadi perempuan. Melansir New York Post, Jumat, 20 Januari 2023, Hall lahir sebagai pria di Inggris dan sejak kecil mengetahui bahwa ia "terjebak dalam tubuh yang salah."
Sebelumnya, Hall dikenal dengan nama Tony. Ia tinggal secara tertutup dan menikah dengan wanita yang bernama Therese di akhir tahun 1980-an. Setelah 30 tahun menikah, Therese meninggal pada 2019, dan mendorong Hall mengungkap identitas aslinya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
"Therese baru berusia 54 tahun ketika ia meninggal, dan saya pikir hidup ini terlalu singkat," kata Hall. "Saya hanya harus mengambil kemudi, yang merupakan sebuah momen kebahagiaan saya."
Setelah menjalani operasi transgender, ada beberapa foto yang menunjukkan perubahan Hall. Di penampilan barunya, ia terlihat mirip mendiang istrinya, dengan rambut bob pendek pirang yang jadi salah satu ciri khas tampilan mendiang Therese.
Hall menyebut, sejak dulu, ia sudah menyukai pakaian dan kosmetik milik ibunya dan berangan-angan bisa mengenakannya suatu saat. "Saya terbiasa melihat ibu saya merias wajahnya dan berpikir kapan saya bisa melakukan itu?" ujarnya.
Ia memiliki rok tutu berwarna merah muda yang biasa dikenakannya setiap hari Jumat secara diam-diam. Hall pun mencoba cross dressing, yaitu mengenakan pakaian dan aksesori yang biasa digunakan lawan jenis. Kendati, ini belum dilakukannya secara terbuka saat itu.
Bertemu Therese
Walau sering kali melakukan cross dressing secara diam-diam, ia tetap tampil sebagai pria di depan umum. Pada usia 23 tahun, Hall bertemu Therese di pub lokal dan langsung tertarik dengan wanita berambut pendek tersebut.
"Saya tidak akan pernah mengobrol dengannya, saya terlalu pemalu," katanya sambil mengenang kejadian tersebut. Ia juga menyebut, karena Therese sering mengajaknya berbicara, mereka jadi sering bersama.
Sambil terus mengenang, ia kembali menceritakan Therese tentang saat itu. Tingginya, kata Hall, sekitar 162 cm dan tipe seperti itu adalah yang jadi idaman Hall. "Itu persis seperti yang saya inginkan. Saya pikir itulah beberapa alasan saya jatuh cinta padanya," jelas Hall.
Ia juga sempat mengatakan pada temannya bahwa ia akan menikahi Therese suatu hari nanti. Setelah saling jatuh cinta, pasangan ini kemudian memutuskan menikah. Pernikahan mereka pun dikaruniai seorang anak yang diberi nama Rob.
Advertisement
Cross Dressing
Setelah tinggal bersama selama beberapa waktu, Therese mengetahui rahasia suaminya yang sering kali melakukan cross dressing secara diam-diam. Hall menyebut, selama satu hingga dua tahun pertama, Therese tidak tahan dengan kebiasannya itu.
"Tapi pada akhirnya, ia tahu ada arti yang lebih dari itu. Hal itu menyebabkan banyak sekali masalah dalam kehidupan pernikahan kami dan merupakan inti dari sebagian besar pertengkaran kami," ujarnya.
Setelah membutuhkan waktu untuk menerima kepribadian Hall, Therese akhirnya membantu suaminya membeli pakaian. Hall mengungkap bahwa cross dressing adalah pelampiasannya ketika harus menjalani hari-hari sebagai pria.
Perjalanan hidupnya bersama Therese pun penuh perjuangan karena mendiang istrinya didiagnosis kanker payudara pada 2016 dan meninggal dunia pada Januari 2019. Meski Hall sangat terpukul, ia percaya itu adalah pertanda untuk mulai menjalani kebenarannya sebagai wanita transgender.
Ia akhirnya pergi ke dokter pada September 2019 untuk berkonsultasi terkait operasi transgender.
Terima Perlawanan
Saat ini, Hall mengidentifikasi dirinya sebagai seorang wanita dan telah melakukan terapi hormon. Namun, ia mengatakan sedang menunggu operasi kelamin sebelum mulai berkencan kembali.
"Saya bingung karena saya pernah menikah dengan seorang wanita cantik selama 30 tahun, tapi saya tidak dalam posisi untuk dapat memutuskan apakah pasangan saya berikutnya akan laki-laki atau perempuan karena saya tidak tahu," tuturnya
"Bagaimana perasaan saya (akan saya putuskan) sampai saya merasa seperti seorang wanita," jelasnya lebih lanjut.
Anak Hall telah menerima identitas baru ayahnya yang memilih jadi seorang transgender. Namun, bagi Hall, masih banyak perlawanan yang akan dihadapi di masyarakat luas.
Ia cukup sering jadi bahan lelucon ketika keluar rumah. Hall bisa membayangkan apa yang orang lain katakan tentangnya. Menurutnya, wanita transgender tetap memiliki tempat yang sah di dunia ini.
"Tapi, saya hanya harus jadi diri saya sendiri, dan saya harus memasang wajah berani ini dan berpura-pura semuanya baik-baik saja," tutupnya.
Advertisement