Liputan6.com, Jakarta - Sektor pariwisata di Indonesia sedang bangkit setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut hampir semua negara termasuk Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan resesi global di tahun 2023 ini.
Sejumlah negara di dunia dikabarkan tengah dibayang-bayangi ancaman resesi global di tahun ini. Tak sedikit negara mengalami kesulitan ekonomi dan kemudian meminta bantuan dari IMF. Lantas, bagaimana peluang Indonesia, apakah akan mengikuti arus ikut jatuh resesi?
Advertisement
Baca Juga
Kemenparekraf sedang mengusahakan beberapa hal untuk menghadapi ancaman resesi pada 2023 walau sektor pariwisata Indonesia justru menguat dengan pertumbuhan sekitar 5,3 persen pada triwulan kedua 2022.
"Risiko resesi Indonesia oleh Bloomberg, disurvei hanya (terdampak) tiga persen dibandingkan negara-negara lain. Jadi, Alhamdulillah, hal itu bisa dihindari dengan kolaborasi berbagai pihak, dengan menjaga daya beli sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, belum lama ini.
Kolaborasi ini dilakukan melalui pelonggaran mobilitas masyarakat, mengedepankan produk-produk lokal untuk menekan impor, dan program Bangga Buatan Indonesia. Ada juga pemberian pendampingan melalui program insentif, bantuan promosi, fasilitas, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) lokal, subsidi, dan pemerataan bantuan modal bagi para pelaku usaha, pariwisata, dan ekonomi kreatif.
“Bantuan modal itu untuk fasilitasi pelaku usaha dalam pengembangan pasar, terutama dalam mengikuti pameran dan expo, fasilitasi pendaftaran dan perizinan, terutama percepatan perolehan HKI (hak kekayaan intelektual)," sambung Sandiaga.
Semangat 3G
Upaya tersebut diharapkan dapat terus mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, serta menguatkan ekosistem dalam negeri guna menekan angka resesi ekonomi. Kemenparekraf juga mengaku berusaha untuk menekan harga-harga tiket penerbangan dan harga cabai. Harga cabai dalam hal ini dianggap penting karena masuk dalam sektor ekonomi kreatif, khususnya kategori kuliner.
Salah satu solusinya adalah pelaku ekraf dapat bekerja sama langsung dengan petani dalam memperoleh bahan-bahan baku untuk produksi. Pria yang akrab disapa Sandi ini melihat kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal itu berdasarkan inovasi adaptasi dan kolaborasi memiliki semangat 3G atau Gercep (gerak cepat), Geber (gerak bersama), dan Gaspol (garap semua potensi online) untuk ciptakan lapangan usaha dan tenaga kerja.
"Indonesia tahun lalu tumbuh tertinggi dalam 10 tahun terakhir dibandingkan dengan negara-negara lain, kita patut bersyukur. Tahun ini juga diprediksi akan bertumbuh di atas 5 persen di tengah ancaman resesi," kata Sandiaga dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 20 Februari 2023.
Advertisement
Harus Tetap Waspada
Di sisi lain, Kementerian Keuangan juga menahan anggaran jalan-jalan kementerian dan lembaga sebagai upaya mengantisipasi resesi. Mengenai hal tersebut, Sandi menjelaskan bahwa pihaknya menerapkan optimalisasi dan kolaborasi.
"Memang sudah ditahan dari awal, namanya automatic adjustment, tapi ini saya harap nanti akan dilepas di pertengahan tahun seiring dengan terserapnya anggaran dengan program-program kita," terangnya.
Meski begitu, Sandi menambahkan, Indonesia harus tetap waspada karena pasar ekspor kemungkinan ada kelesuan. "Juga wisatawan mancanegara harus berpikir ulang dengan biaya perjalanan yang tinggi," ujarnya.
“Tapi kita sangat-sangat optimis semua target yang diberikan kepada kita, baik kunjungan wisatawan mancanegara 7,4 juta, pergerakan wisatawan nusantara 1,4 miliar pergerakan ini semua bisa tercapai tentunya dengan kerja keras dan kebersamaan kita,” lanjut Sandi.
Rasa optimis juga dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih di kisaran 5,3 persen.Adapun, definisi resesi adalah pertumbuhan ekonomi sebuah negara negatif dua kuartal berturut-turut.
Jaminan Menko Airlangga
Menko Airlangga menjamin, banyak hal yang dipunyai Indonesia untuk tidak masuk ke jurang resesi. Ketergantungan pada pasar ekspor yang relatif rendah atau kurang dari 50 persen menjadikan negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Brasil, China dan Amerika Serikat memiliki resiliensi yang tinggi melalui dukungan pasar domestik yang kuat.
Melansir kanal Bisnis Liputan6.com, Selasa (21/2/2023), Menko mencatat hingga akhir 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai USD299,57 miliar atau tumbuh 29,40 persen (yoy). Sedangkan sisi impor juga mengalami pertumbuhan yang hampir setara yakni 25,37 persen (yoy) atau sebesar USD245,98 miliar.
Airlangga pun optimis kinerja ekspor dalam perdagangan internasional Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan tumbuh sebesar 12,8 persen (yoy) dan impor akan tumbuh lebih tinggi yakni sebesar 14,9 persen (yoy).
Bukan hanya itu, kebijakan zero Covid-19 di China juga menjadi salah satu stimulus ekspor Indonesia. Maklum saja, ekspor Indonesia paling tinggi sampai saat ini adalah China. Selagi ekonomi China masih tumbuh, maka ekspor Indonesia juga masih ciamikMasih tumbuhnya ekspor Indonesia inilah menjadi salah satu senjata hadapi ancaman resesi global.
Advertisement