Tukar Sampah Jadi Duit Kini Bisa Dilakukan di Dekat MRT Dukuh Atas

Jenis sampah yang bisa ditukarkan di Waste Station dekat Stasiun MRT Dukuh Atas adalah sampah anorganik, meski juga terbuka untuk sampah minyak jelantah.

oleh Dyra Daniera diperbarui 24 Feb 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2023, 14:00 WIB
Peresmian Waste Station Blu, Rekosistem dan MRT
Blu by BCA Digital, Rekosistem, dan MRT meresmikan pembukaan Waste Station di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas pada 23 Februari 2023. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Liputan6.com, Jakarta - Makin banyak titik penukaran sampah berdiri di Ibu Kota Jakarta. Yang terbaru adalah fasilitas Waste Station yang berdiri di dekat Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta Pusat.

Waste Station dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menyetorkan sampah anorganik untuk kemudian dipilah dan didaur ulang. Sampah itu kemudian ditukarkan menjadi poin melalui aplikasi Rekosistem. 

"Prosesnya sangat sederhana. Prinsipnya, penyetoran di Rekosistem adalah single-stream recycling. Artinya, semua sampah yang bisa didaur ulang dicampur," ujar CEO dan Co-Founder Rekosistem, Ernest Christian Layman, di Jakarta, Kamis, 23 Februari 2023.

Masyarakat hanya perlu mengumpulkan sampah anorganik, membersihkannya, membungkusnya dengan rapi, kemudian menyetorkannya ke Waste Station. Sampah yang bisa didaur ulang adalah sampah yang kering dan tidak berbau, seperti plastik, kardus, kertas, logam, kaca, dan barang elektronik bekas.

"Yang terbaru sekarang kita bisa (menerima) minyak jelantah juga," tambahnya. 

Pengguna tidak menyetor sampah secara cuma-cuma. Akan diberikan poin untuk setiap sampah yang dikumpulkan, yang bisa dikonversi menjadi uang dan masuk ke dalam dompet digital pengguna. 

"Setiap setoran sampah ini, per kilonya dapat 800 poin. Artinya 800 rupiah," jelas Ernest. Sementara, penyetoran satu kilo (sekitar 0,9 liter) minyak jelantah akan mendapatkan 3000 poin yang berarti Rp3.000.

Ini merupakan fasilitas Waste Station kedua yang dibangun Blu dengan Rekosistem. Waste Station pertama dibangun pada Desember 2022 di Flavor Bliss, Alam Sutera, Tangerang.  

Bisa Donasi Saja

Rekosistem
CEO dan Co-Founder Rekosistem, Ernest Layman, menjelaskan tata cara menyetor sampah di Waste Station. (Dok. Liputan 6.com/Dyra Daniera)

Dengan menyetor sampah melalui aplikasi Rekosistem, pengguna secara otomatis mendapatkan laporan mengenai dampak yang ia hasilkan terhadap lingkungan. "Nanti dari report-nya ini, bisa ketahuan carbon emission-nya ada berapa yang bisa diselamatkan dengan menyetorkan ke sini," ungkap Ernest. 

Masyarakat juga tetap bisa menyetor di Waste Station tanpa menggunakan aplikasi. Hanya saja, mereka tidak akan mendapatkan poin dan disebut sebagai ‘donasi’. 

Sampah yang telah dikumpulkan di Waste Station dibawa ke gudang Rekosistem yang disebut sebagai Material Recovery Facility untuk dipilah sampai 50 jenis. Sampah anorganik maupun minyak jelantah yang telah dipilah dan akan didaur ulang menurut jenis sampah masing-masing. Proses daur ulang tidak dilakukan oleh Rekosistem, melainkan individu-individu tempat pendaur ulang sampah yang bekerja sama dengan Rekosistem. 

"Kalau plastik, jadi plastic flakes biasanya, atau pelet, atau perabot-perabot plastik, yang terendah bisa jadi plastic trashbag. Kalau paper ya jadi paper lagi, jadi duplex, atau jadi tray telur," jelas Ernest.

Ubah Kebiasaan Masyarakat

#bluBuatBaik
Pembangunan Waste Station merupakan rangkaian kampanye CSR Blu, #bluBuatBaik. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Sementara, minyak jelantah jadi biodiesel. Rekosistem juga bekerja sama dengan pengelola yang bisa mengolah sampah yang sulit didaur ulang, misalnya tisu bekas, popok bekas, pembalut bekas, dan masker.

Sampah jenis itu diubah menjadi karbon aktif dan karbon cair. Pengadaan Waste Station ini diklaim berdampak pada penurunan emisi karbon.

"Total selama sebulan, kurang lebih 350 ribu emisi karbon yang kita kurangi," ungkap Ernest. "Dan terus bertumbuh 25 persen setiap bulannya karena semakin banyak sampah yang bisa diserap untuk didaur ulang."

Pembangunan Waste Station ini merupakan rangkaian dari kampanye tanggung jawab sosial perusahaan Blu, yang dinamakan #bluBuatBaik, yang ingin mengubah perilaku masyarakat agar bertanggung jawab pada pengelolaan sampahnya sendiri.  Langkah pertama yang dilakukan ialah berkolaborasi dengan Rekosistem untuk menciptakan Waste Station yang mudah dijangkau. 

"Orang kalau mudah dijangkau, baru mau ikutan mencoba untuk yuk nyobain deh milah sampah, nyobain deh setor sampah, karena deket," ungkap Duardi Prihandoko, Head of Marketing dan Communication BCA Digital.

 

5 Waste Station Baru

Waste Station Dukuh Atas
Waste Station memudahkan masyarakat Jakarta menyetor sampah organik dan minyak jelantah. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Fasilitas penukaran sampah dekat stasiun itu dipilih karena selalu ramai pengunjung dan mudah diakses. "Kita lihat yang potensi impact-nya paling besar," kata Ernest. "Dan di Jakarta, di mana lagi kalau bukan di MRT, yang aksesnya gampang," tambahnya.

Duardi berterima kasih kepada MRT Jakarta yang bersedia menyediakan tempat yang mudah diakses. "Karena yang penting adalah nyoba dulu," lanjutnya.

Aditya Laksmana Sarwana, Kepala Divisi Business Expansion MRT Jakarta mengungkapkan, "MRT punya fungsi yang lebih besar lagi, kita mau menjadi agent of change untuk warga Jakarta."

Melalui kolaborasi ini, MRT berharap dapat mengubah pola warga Jakarta untuk bukan hanya membuang sampah, tapi juga memilah sampah. Rencananya, lima Waste Station lagi akan segera dipasang tahun ini. Bukan hanya di Jakarta, Waste Station Rekosistem dan Blu juga akan hadir di kota-kota lainnya. 

"Pengennya sih kan kita tersebar sebanyak mungkin ya," ujar Duardi. Ia juga mengumumkan rencana membuka Waste Station di Surabaya, Bandung, dan menambahkan lagi di wilayah Jabodetabek. Waste Station di dekat MRT Dukuh Atas buka setiap hari Selasa hingga Minggu, dari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. 

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat
Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya