Buku Roald Dahl Versi Klasik Akan Diterbitkan Ulang Usai Banjir Kritikan

Penerbit Penguin Random House akan menerbitkan versi klasik dari novel anak-anak karya penulis asal Inggris, Roald Dahl,yang sebelumnya disunting agar menyesuaikan dengan perubahan zaman.

oleh Dyra Daniera diperbarui 27 Feb 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2023, 09:00 WIB
Roald Dahl
Buku-buku karya penulis buku cerita anak asal Inggris, Roald Dahl. (Dok. Instagram/@roald_dahl/https://www.instagram.com/p/B6XnA68nCrG/?utm_source=ig_web_copy_link).

Liputan6.com, Jakarta - Penerbit Penguin Random House mengumumkan pada Jumat (24/2/2023) bahwa mereka akan menerbitkan versi klasik dari novel anak-anak karya penulis asal Inggris, Roald Dahl. Versi “klasik” ini merupakan tulisan asli Dahl yang tidak mengalami perubahan sedikit pun.

Keputusan tersebut diambil setelah penerbit Puffin Books, bagian dari Penerbit Penguin Random House, menerima banyak kritik usai menerbitkan edisi terbaru novel Roald Dahl yang beberapa bagiannya dipotong dan ditulis ulang. Penulisan ulang tersebut ditujukan pada beberapa bagian novel yang dinilai ‘sensitif’ agar buku tersebut dapat diterima oleh pembaca masa kini.

Misalnya, frasa  'sangat gemuk kini diubah menjadi 'besar' saja, dan kata ‘hitam’ dihilangkan ketika mendeskripsikan seseorang. Orang-orang yang menentang suntingan tersebut di antaranya penulis Salman Rushdie yang menggambarkannya sebagai "sensor yang tidak masuk akal", dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Dikutip dari AP News pada Minggu, 26 Februari 2023, Penguin Random House mengatakan 17 buku anak Dahl akan diterbitkan dalam bentuk aslinya pada akhir tahun ini sebagai "Koleksi Klasik Roald Dahl", menyusul edisi terbaru. Dengan demikian, "pembaca akan bebas memilih versi mana dari cerita Dahl yang mereka sukai."

Francesca Dow, Direktur Penerbit Penguin Random House Children di Inggris, menyatakan "Kami telah mendengarkan perdebatan selama seminggu terakhir," tulisnya, "yang telah menegaskan kembali kekuatan luar biasa dari buku-buku Roald Dahl dan telah memunculkan pertanyaan penting tentang bagaimana cerita dari era lain dapat tetap relevan untuk setiap generasi baru."

Bebas Memilih

Roald Dahl
Buku-buku karya Roald Dahl. (Dok. Instagram/penguinbooksaus/https://www.instagram.com/p/ChLPNnrFG3v/).

Puffin Books telah menerbitkan cerita-cerita Roald Dahl dan bekerja sama dengan Roald Dahl Story Company selama lebih dari empat puluh tahun. Mengutip pernyataan Francesca Dow dari Variety.com, "Sebagai penerbit anak-anak, peran kami adalah berbagi keajaiban dari cerita dengan anak-anak dengan bijak. Buku-buku fantastis Roald Dahl sering kali menjadi cerita pertama yang dibaca oleh anak-anak kecil secara mandiri, dan menjaga imajinasi serta pikiran pembaca muda yang terus berkembang merupakan sebuah keistimewaan sekaligus tanggung jawab yang besar."

Lebih lanjut, Direktur Penguin Random House tersebut berkata, "Kami juga menyadari pentingnya menjaga teks klasik Dahl tetap dicetak." Karena itu, versi baru dan versi klasik akan tetap dihadirkan. Pembaca bebas memutuskan bagaimana mereka ingin menikmati cerita ajaib Roald Dahl. 

Tujuh belas judul yang akan diterbitkan akhir tahun ini sebagai "Koleksi Klasik Roald Dahl" adalah Charlie and the Chocolate Factory, Matilda, The BFG, Fantastic Mr Fox, George’s Marvellous Medicine, James and the Giant Peach, The Witches, The Twits, The Giraffe, the Pelly and Me, The Enormous Crocodile, Esio Trot, Billy and the Minpins, The Magic Finger, Charlie and the Great Glass Elevator, Danny the Champion of the World, Revolting Rhymes, dan Dirty Beasts.

Mendapat Apresiasi

Komentar Salman Rushdie
Penulis Salman Rushdie puas dengan langkah yang diambil penerbit Penguin Books. (Dok. Twitter/@SalmanRushdie).

Setelah memutuskan menerbitkan edisi asli karya-karya Roald Dahl, pihak penerbit banyak diapresiasi orang-orang yang tadinya mengkritik pedas mereka. Salah satunya berasal dari penulis Salman Rushdie. Sebelumnya, penulis yang hidup di bawah ancaman kematian dari rezim Islam Iran selama bertahun-tahun karena dugaan penistaan dalam novelnya “The Satanic Verses” itu menyebut edisi terbaru novel Roald Dahl oleh Puffin Books sebagai 'penyensoran yang tidak masuk akal'.

Rushdie, pada Jumat, 24 Februari 2023, menuliskan cuitan melalui akun Twitter pribadinya, merayakan 'kemenangan' karena berhasil membuat penerbit mengeluarkan edisi klasik novel Roald Dahl. Ia menulis, "Penguin Books mundur setelah kritik mengenai buku Roald Dahl!"

Sementara itu, Suzanne Nossel, ketua PEN Amerika, juga kompak dengan Rushdie. Sebelumnya, ia berpendapat bahwa pengoreksian terhadap buku dapat mendistorsi karya penulis hebat dan mengaburkan peran penting yang ditawarkan sastra pada masyarakat. 

Nossel menulis sebuah thread bernada positif pada Jumat, 24 Februari 2023, menyusul berita yang disampaikan Rushdie bahwa penerbit Penguin Books akan menerbitkan versi asli Dahl. "Saya mengapresiasi penerbit Penguin karena mendengarkan kritik, meluangkan waktu untuk memikirkan kembali hal ini, dan mengambil keputusan yang tepat," ujarnya. 

"Begitu banyak dari kita setuju tentang perlunya membangun dunia yang lebih inklusif dan adil, tetapi hal itu tidak perlu - dan tidak boleh - dicapai dengan mengorbankan kebebasan berbicara, kebenaran, dan mengabaikan topik yang dianggap sensitif," tambahnya.

Penulis Tetap Harus Berani

Buku Roald Dahl
Buku Matilda karya Roald Dahl. (Dok. Instagram/@roald_dahl/https://www.instagram.com/p/Ck_LdBGItTo/)

Camilla, permaisuri Inggris, muncul untuk memberikan pandangannya pada acara sastra pada Kamis, 23 Februari 2023. Dia mendesak para penulis untuk "tetap setia pada pendirian Anda, tidak terhalang oleh mereka yang mungkin ingin mengekang kebebasan berekspresi Anda atau memaksakan batasan pada imajinasi Anda."

Buku-buku Dahl, yang menampilkan tokoh anak-anak yang nakal, binatang buas yang aneh, dan seringkali orang dewasa yang kejam, telah terjual lebih dari 300 juta eksemplar dan terus dibaca oleh anak-anak di seluruh dunia. Beberapa adaptasi panggung dan layar mereka termasuk "Matilda the Musical" dan dua film "Willy Wonka" berdasarkan "Charlie and the Chocolate Factory," dan yang ketiga sedang dikerjakan.

Namun, Dahl, yang meninggal pada 1990 juga merupakan tokoh kontroversial karena komentar antisemit,  yang dibuat sepanjang hidupnya. Keluarganya meminta maaf pada 2020. Pada 2021, pihak Roald Dahl telah menjual hak atas buku tersebut ke Netflix, yang berencana untuk memproduksi film generasi baru berdasarkan cerita-cerita Dahl.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya