Ironi Festival Coachella, Hasilkan Jutaan Dolar AS tapi Tak Bantu Sejahterakan Petani Miskin Setempat

Narasi "penting untuk diingat bahwa Coachella adalah sebuah tempat, bukan sekadar festival" menyeruak di jagat maya di momen penyelenggaraan Coachella 2023.

oleh Asnida Riani diperbarui 24 Apr 2023, 02:02 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2023, 02:02 WIB
Coachella 2023
Pengunjung festival dengan instalasi seni Spectra oleh NEWSUBSTANCE selama Festival Musik dan Seni Coachella Valley 2023 pada 21 April 2023 di Indio, California, Amerika Serikat (AS). (Matt Winkelmeyer/Getty Images untuk Coachella/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Festival musik dan seni Coachella 2023 akan memasuki pekan kedua pada akhir minggu ini. Bersama gemerlap pesona bintang di atas panggung, narasi "penting untuk diingat bahwa Coachella adalah sebuah tempat, bukan sekadar festival" menyeruak di jagat maya.

Tidak sedikit juga yang berbagi "sisi gelap" festival musik dan seni tersebut. Festival itu mampu menghasilkan pendapatan jutaan dolar AS untuk penyelenggara dan para artis yang terlibat. Fakta itu membuat ironi karena Coachella berlangsung di wilayah yang kesejahteraan warga lokalnya masih harus diperjuangkan.

Pagelaran Coachella 2023 bukan jadi kali pertama fakta nahas itu beredar. Tahun lalu, bahasan ini sudah diulas Julio Ricardo Varela, kolumnis MSNBC, melansir situs web publikasi tersebut, Minggu (23/4/2023).

Ia menulis, "Selalu ada dua Coachella, yang berarti unggahan Instagram viral dari The Farmworker Project yang menarik perhatian pada "marginalisasi berkelanjutan dan historis" dari para pekerja pertanian lembah."

"Valley of Contrasts", demikian istilah yang muncul, bahkan sudah menyeruak sebelum debut Festival Musik dan Seni Coachella Valley pada 1999. "Meski The Farmworker Project meminta warganet menandai artis musik favorit mereka, perbedaan antara kemewahan dan kemiskinan tidak akan berubah kecuali semua orang melihat melewati gemerlap panggung dan melihat orang-orang yang membantu mewujudkan festival tersebut," sambungnya.

Kontras antara pergelaran festival musik dan kehidupan warga lokal dinilai semakin mencolok. Varela memaparkan, "Pada 2019, misalnya, Desert Sun menggambarkan bagaimana para pekerja pertanian, setelah berjam-jam memetik anggur di tengah panas yang menyengat, mengambil shift malam 11 dolar AS per jam sebagai anggota kru sampah di festival musik, yang pada tahun 2017 saja meraup keuntungan 114 juta dolar AS."

"Di antara dua pertunjukan," kata surat kabar itu. "Mereka bekerja hingga 48 jam antara Jumat pagi dan Senin sore."

Terdampak Perubahan Iklim

BLACKPINK di Coachella 2023
BLACKPINK akhirnya kembali ke panggung festival Coachella setelah empat tahun berselang. [YouTube Coachella]

Pada November 2021, Yahoo News menggambarkan bagaimana panas ekstrem di wilayah Coachella Valley telah menciptakan "kesenjangan iklim" antara "sebagian besar pekerja pertanian imigran dan penduduk lebih kaya." Itu termuat dalam laporan yang mencatat bahwa "masyarakat berpenghasilan rendah adalah yang pertama dan terparah terdampak perubahan iklim global."

Paparan panas ekstrem, sambung Varela, dapat menyebabkan kematian. Musim panas di tahun itu, dalam sebuah cerita tentang kenaikan suhu dan risiko kesehatan di Coachella Vallet, Kaiser Health News melaporkan bahwa pekerja pertanian berusia 58 tahun Leoncio Antonio Trejo Galdamez meninggal dalam pelukan putranya setelah mengerjakan proyek pipa irigasi pada siang hari.

Pandemi COVID-19 memperburuk masalah bagi komunitas buruh tani setempat. Pada 2020, Los Angeles Times menggambarkan bagaimana krisis kesehatan global menyebabkan gangguan kesehatan dan ekonomi, yang berdasarkan data sensus 2022, hampir 19 persen orang hidup di bawah garis kemiskinan.

Ketika Dewan Kota Coachella mengesahkan peraturan "pembayaran pahlawan" yang mewajibkan bisnis tertentu membayar karyawan tambahan 4 dolar AS per jam selama 120 hari, asosiasi petani menggugat kota tersebut. Mereka mengklaim bahwa membayar lebih banyak uang pada pekerja pertanian akan merugikan keuntungan perusahaan.

Dorongan Lebih Vokal pada Nasib Warga Lokal Lembah Coachella

8 Gaya Memukau Niki Zefanya Tampil Perdana di Coachella 2022
Cetak sejarah baru, Niki Zefanya jadi penyanyi perempuan Indonesia pertama yang tampil di Coachella. Berikut pesona memukaunya dalam busana rancangan Ashton Michael. (Instagram/nikizefanya).

Varela melanjutkan, "Contoh-contoh seperti itu seharusnya menimbulkan keprihatinan serius tentang kesejahteraan orang-orang yang bekerja di Coachella Valley. Tapi, setiap kali Festival Coachella bergulir, sorotan sebagian besar tetap tertuju pada jutawan berbakat yang naik panggung."

"Sekali lagi, buruh tani Amerika, atau lebih tepatnya imigran Amerika dan buruh tani Latin, diabaikan," sambungnya.

"Mengingat Coachella Valley adalah tempat demo para pekerja pertanian Filipina yang memulai perjuangan zaman modern untuk hak-hak buruh tani dan menghasilkan penciptaan Pekerja Pertanian Bersatu pada 1965, Anda akan berpikir lebih banyak musisi, selebritas, merek, dan pemberi pengaruh Coachella yang terkenal dapat menjadi lebih vokal tentang nasib para pekerja pertanian."

"Tapi, tindakan besar itu tidak mungkin diungkapkan. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat karya suara dan seniman lokal yang ingin dunia melihat 'Coachella yang lain' melalui koleksi mural yang disebut "Coachella Walls." Mural tersebut merayakan masa lalu kota dan akar kelas pekerja, tapi juga menggambarkan topik seperti kesetaraan gaji dan perlakuan bermartabat terhadap pekerja," sebut Varela.

Jadi Kelompok Tidak Terlihat

Coachella 2023
The Messengers terlihat selama Festival Musik dan Seni Coachella Valley 2023 pada 21 April 2023 di Indio, California, Amerika Serikat. (Frazer Harrison/Getty untuk Coachella/AFP)

Menurut Varela, "komunitas buruh tani harus terus ditinggikan di negeri ini." "Populasi yang tidak terlihat, bahkan setelah dua tahun pandemi, buruh tani secara harfiah adalah 'Manusia yang Memberi Kita Makan,' sebagaimana Mónica Ramírez, pendiri dan presiden Justice for Migrant Women, menyebut proyeknya yang berfokus pada kehidupan buruh tani," katanya.

"Sejarah membantu menjelaskan mengapa buruh tani masih merupakan kelompok tidak terlihat," sambungnya. "Kebijakan AS, seperti Program Bracero, perjanjian tahun 1942 yang mengizinkan pekerja pertanian Meksiko mengisi kekurangan tenaga kerja yang disebabkan Perang Dunia II, menolerir kondisi tidak manusiawi yang bertahan hingga hari ini."

Setelah mendatangkan pekerja migran, mengeksploitasi pekerja tidak berdokumen, dan mendapat keuntungan dari tenaga kerja murah, pada 1950-an, pemerintah AS melakukan deportasi massal pekerja Meksiko, imbuh Varela. Pola-pola ini terus berulang, katanya, dan sikap meremehkan itu masih bergema di tempat-tempat seperti Coachella Valley.

"Andai saja ada festival musik besar berpenghasilan kotor dengan beberapa bintang terbesar di dunia yang dapat mengesampingkan fokusnya pada tontonan massal dan menggunakan pengaruhnya untuk lebih menyoroti apa yang terjadi tepat di sebelahnya. Mungkin kemudian segalanya akan benar-benar berubah," tutupnya.

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia
Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya