Tragis, Bocah Lelaki Meninggal karena Heat Stroke dan Dehidrasi Usai Bersepeda Saat Libur Lebaran Idul Fitri

Ibu bocah lelaki ini pun menceritakan kronologi putranya meninggal karena heat stroke dan dehidrasi usai bersepeda saat libur Lebaran Idul Fitri.

oleh Asnida Riani diperbarui 02 Mei 2023, 18:03 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2023, 18:03 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bocah lelaki meninggal karena kepanasan dan dehidrasi usai bersepeda saat libur Lebaran Idul Fitri. (dok. pexels/Jessica Lewis Creative)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Muhamad Syamil Aqil, bocah laki-laki berusia 11 tahun yang meninggal karena heat stroke dan dehidrasi setelah menghabiskan momen libur Lebaran Idul Fitri dengan bersepeda di bawah terik matahari. Ia meninggal dunia di Klinik Kesehatan Balai dekat Bachok, Kelantan, Malaysia, pukul 9.27 pagi, Rabu, 26 April 2023, lapor New Straits Times, dikutip dari Says, Selasa (2/5/2023).

Ibu anak laki-laki itu, Wanie Alias, mengatakan, ia sehat dan aktif pada dua hari pertama Hari Raya, tapi keesokan harinya demam. Bocah itu mulai muntah pada Senin, 24 April 2023. "Saya memantau kondisinya dengan cermat setiap jam dan saya menemukan bahwa suhu tubuhnya melonjak antara 37 derajat celcius dan 38 derajat celcius," kata sang ibu.

Ia menyambung, "Pada Hari Raya hari keempat (25 April 2023), setelah sholat Subuh, saya melihat Syamil sudah sangat lemas, dan ketika kami bersiap-siap pergi ke puskesmas, tiba-tiba ia mengalami serangan epilepsi."

"Saya langsung membawa anak saya ke Puskesmas Balai," tuturnya. "Sesampainya di klinik, dokter jaga langsung memberikan oksigen dan branula untuk memasukkan cairan. Namun tiba-tiba denyut nadinya berhenti, dan tidak sadarkan diri."

Ibu berusia 32 tahun itu mengatakan, dokter mencoba upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa putranya dan melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR). Tapi, ia dan suaminya harus menerima takdir bahwa putra mereka tidak lagi bersama mereka, meski berbagai upaya telah dilakukan dokter, lapor Berita Harian.

Wanie mengatakan, jenazah putranya dikirim ke Unit Forensik Rumah Sakit Raja Perempuan Zainab II (HRPZ II) untuk diotopsi. Hasilnya mengungkap bahwa ia meninggal karena heat stroke dan dehidrasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peringatan pada Para Orangtua

Ilustrasi gelombang panas. (Unsplash)
Ilustrasi bocah lelaki meninggal karena kepanasan dan dehidrasi usai bersepeda saat libur Lebaran Idul Fitri. (Unsplash)

Wanie berkata, "Semua organ dalamnya, termasuk jantung dan ginjalnya, sudah keriput. Darah dan cairan di tubuhnya sudah mengering. Saya ingin orangtua lain memperhatikan apa yang terjadi dari kejadian tragis ini dan tidak membiarkan anak-anak mereka bermain di bawah terik matahari karena suhu akhir-akhir ini cukup tinggi."

"Harap pastikan anak-anak minum air yang cukup dan tetap terhidrasi," sang ibu mengingatkan publik.

Direktur Jenderal Kesehatan Kelantan Datuk Dr Zaini Hussin juga membenarkan penyebab kematian anak tersebut, lapor New Straits Times. "Hasil awal dari visum yang dilakukan di bagian forensik HRPZ II diketahui bahwa anak tersebut mengalami heat stroke dan dehidrasi," ujarnya.

Menurut dokumen Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH), angka kematian dapat mencapai 70 persen pada kasus serangan panas. "Tubuh cenderung mempertahankan suhu inti tubuh antara 36 derajat celcius (dan) 38 derajat celcius. Mekanisme termoregulasi mulai gagal ketika suhu inti lebih rendah dari 35 derajat celcius atau lebih tinggi dari 40 derajat celcius," ia mamaparkan.

 


Suhu Panas Tidak Biasa

Ilustrasi musim kemarau, panas
Ilustrasi bocah lelaki meninggal karena kepanasan dan dehidrasi usai bersepeda saat libur Lebaran Idul Fitri. (Photo by Brett Sayles: https://www.pexels.com/photo/landscape-photograph-of-skies-912364/)

Ketika mekanisme termoregulasi tubuh gagal, hal itu dapat menyebabkan denaturasi protein, gangguan proses seluler, dan kematian sel. Kondisi ini berpotensi menyebabkan ensefalopati, rhabdomiolisis, gagal ginjal akut, pernapasan akut, sindrom gangguan, cedera miokard, cedera intravaskular, kerusakan otak,bahkan kematian. Dengan deteksi dini dan pengobatan, tingkat kelangsungan hidup bisa mendekati 100 persen.

Sementara, cuaca panas tidak biasa juga tengah melanda Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat puncak suhu tertinggi sempat mencapai 37,2 derajat celcius.

Suhu tertinggi ini terjadi di Ciputat, Tangerang Selatan. Hal ini juga diperburuk dengan kondisi polusi udara yang tercemar, lapor kanal Health Liputan6.com. Menurut dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD, Rudy Kurniawan, kombinasi dari panasnya terik matahari dan polusi udara bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan.

Salah satu penyakit yang bisa terjadi pada cuaca panas ekstrem adalah dehidrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan, seperti panas dalam, radang tenggorokan, demam tinggi, serta gangguan kesadaran.

"Namun, salah satu masalah kesehatan paling parah yang dapat disebabkan cuaca panas ekstrem adalah heat stroke," kata Rudy dalam keterangan pers, ditulis 30 April 2023.


Pertolongan Pertama pada Heat Exhaustion

Gerhana Matahari
Ilustrasi cuaca panas tidak biasa. Credit: unsplash.com/Andrea

Heat stroke adalah tahap akhir dan paling parah yang bisa terjadi akibat cuaca panas ekstrem. Karena itu, penting untuk mengenal ciri-ciri awal heat stroke. Sebelum heat stroke menyerang, biasanya orang akan mengalami heat exhaustion terlebih dahulu.

Ini ditandai dengan berkurangnya cairan, haus berlebihan, lemah, sakit kepala, dan kehilangan kesadaran. Dalam kondisi heat exhaustion, ada beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan heat stroke menyerang, yakni:

  • Hubungi layanan darurat segera agar mereka bisa menuju lokasi penderita heat stroke/heat exhaustion secepatnya.
  • Bawa pasien ke ruangan dengan suhu lebih dingin.
  • Lepaskan pakaian berlebih, seperti jaket, sepatu, kaus kaki, dan celana ketat tebal.
  • Kompres pasien dengan kain air dingin untuk membantu menurunkan suhu mereka.
  • Basahi muka, leher, lengan, dan paha kaki pasien dengan air es/air dingin.
  • Beri pasien air dingin untuk diminum.
  • Apabila kondisi pasien sudah terlalu parah, pertolongan pertama yang bisa diberikan adalah mengisi bathtub dengan air dingin untuk merendam tubuh pasien dan menurunkan suhu tubuhnya hingga bantuan medis datang.
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya