Kembalinya Pop-up Store Kolaborasi Brand Jepang dan Jenama Lokal Indonesia

Comback-nya Pop-up Store LUMINE ASTHA dijanjikan lebih segar, menghadirkan lebih banyak brand fesyen Jepang dan jenama lokal.

oleh Dyra Daniera diperbarui 16 Mei 2023, 04:02 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2023, 04:02 WIB
LUMINE Pop Up Ashta
LUMINE Pop Up Ashta District 8, Jakarta Selatan. (Dok. LUMINE)

Liputan6.com, Jakarta - LUMINE, fashion shopping center yang berbasis di Tokyo, Jepang kembali menghadirkan pop-up store-nya di Ashta District 8, SCBD, Jakarta Selatan. Comeback-nya dijanjikan sarat perspektif budaya Indonesia dengan kehadiran produk fesyen brand lokal yang lebih bervariasi. 

Sebelumnya, pop-up store LUMINE Ashta yang terletak di Ground Floor ini telah hadir sejak 13 Desember 2022 hingga 15 Maret 2023. Mendapat sambutan positif dari warga Jakarta, mereka kembali hadir dengan "konsep brand store baru dan daftar merek yang lebih segar," katanya. 

Pop-up store LUMINE Ashta, yang sebelumnya mengusung warna putih bersih dan lebih sempit, kini ditata agar lebih banyak ruang terbuka. “Awalnya karena kita masih trial and error jadi kemarin hanya barang yang dijual, tapi sekarang kita mau menjual experience dengan interior yang lebih open dan lebih luas,” sebut Brianca Bachtar, Local Brand Curator and Brand Relations LUMINE, saat media preview pada Rabu, 11 Mei 2023.

Selain lebih luas, LUMINE juga kini terlihat menampilkan visual bernuansa Jepang dengan aksen kayu yang membuat ruangan terkesan hangat dan menambah kesan nyaman bagi para pelanggan. Terdapat pula unsur alam dengan tanaman-tanaman dan batu kerikil sehingga konsep ethnic dan zen terlihat menonjol.

Belajar dari kesukesan sebelumnya, Pop-up Store LUMINE Ashta berlangsung lebih lama, yakni dengan durasi sembilan bulan terhitung dari April 2023 hingga Januari 2024.

Gaya Busana Jepang Didominasi Warna Alami

LUMINE
Pakaian di LUMINE didominasi warna netral dan alami. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Memasuki Pop-ip Store LUMINE, Anda akan melihat berbagai koleksi fesyen, dari kaus, blazer, celana, rok, sepatu dan sandal, tas, hingga aksesori, seperti kalung dan cincin. Rangkaiannya didominasi warna-warna netral nan lembut. Hal ini sejalan dengan tren fesyen di Jepang. 

Masayuki Sasanami, Global Planning and Business Development General Manager LUMINE, berkata, "Pakaian Jepang kebanyakan warna-warna yang natural, sedang, mild, dan tidak mencolok."

Desain dan gaya hidup warga Jepang dikatakan banyak terinspirasi dari alam, mengingat mereka tinggal di negara empat musim. Walau pakaian Jepang kebanyakan minimalis, LUMINE juga menghadirkan koleksi pakaian yang memadukan pakaian polos dan bercorak.

Salah satu brand dengan pakaian yang bercorak, yakni Astraet. Sebagai kurator brand lokal, Brianca mengatakan, sejumlah jenama fesyen Indonesia terpilih harus menyesuaikan gaya busana Jepang.

"Kriteria local brands-nya yang terpenting in line atau cocok dengan style Japanese brands-nya dan sesuai market kita," ujarnya. Masyarakat Indonesia sendiri dilihat lebih menyukai pakaian yang ringan dan nyaman dengan cutting yang longgar.

Sasanami menambahkan bahwa harga produk pun dipertimbangkan, supaya tidak ada perbedaan harga yang jauh antara brand Jepang dan Indonesia. 

Dukung Produk Local Sourcing dan Handmade

LUMINE
LUMINE hadirkan banyak produk buatan tangan dan penuh seni. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Produk di LUMINE juga tidak memihak satu selera dengan menghadirkan berbagai gaya pakaian, dari sporty hingga girly, klaimnya. Pakaian perempuan dan laki-laki bercampur tanpa sekat.

"Tapi, karena konsumen kita memang kebanyakan perempuan, pakaian laki-laki yang ada di sini juga harus uniseks," kata Brianca.  Rangkaiannya disebut cocok sebagai pakaian bekerja yang formal atau semiformal, namun tetap dalam "selera anak muda."

Ini menyesuaikan market di sekitar SCBD yang kebanyakan merupakan anak muda yang bekerja di kawasan bisnis tersebut. Pihaknya juga menghadirkan lini pakaian olahraga.

"Kami ada Fieldway dan Goena di sini untuk active wear. Karena sekarang millenial dan Gen Z lagi suka banget olahraga, ada gym juga kan di ASHTA, jadi ini oke in term of sales," ujar Brianca. 

Kebanyakan produk jenama lokal di sini adalah locally sourced atau diproduksi menggunakan bahan-bahan lokal. Kebanyakan produk juga tidak diproduksi secara masif, bahkan memiliki motif custom, sehingga tidak pasaran.

Satu hal yang sangat diapresiasi LUMINE dalam produknya adalah craftmanship yang direpresentasi tas-tas crochet yang disulam dengan tangan. Ada pula clutch yang dijahit dengan tangan dan dibentuk seperti origami hingga tasbih handmade

Kolaborasikan Brand Jepang dan Jenama Lokal

LUMINE
Masayuki Sasanami, Global Planning and Business Development General Manager of Lumine di Media Preview, 10 Mei 2023. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

"Saat ini, local brands kita ada sekitar 34 dan Japanese brands ada sekitar 13," ujar Brianca. Berbeda dengan pop-up store sebelumnya, mereka kini memperbanyak koleksi footwear, selain juga aksesori dan perhiasan.

Sejumlah brand lokal yang berpartisipasi adalah Acheté De Nous, Bluesville, Byo, Callie Homme, Fieldway, From Tiny Island, Goena, Haik Mosi Mosi, House Of Jealouxy, Hunting Fields, Izipizi, Jan Sober, Jeffry Tan, Litti, Mason Studio, Mks, Nyore, Pijak Bumi, Project Piccolo, Raito, Rueverse, Rumme, Saat Senggang, Sanje, Saya, Studio Moral, Studio Particular, Tale Of Two, Tam Illi, Thaja, The Story Of, Threeonetwofive, Toko Didyo, Ugly Bijoux, dan Utara Studio. 

Sementara, brand asal Jepang yang ada di LUMINE ASHTA adalah Astraet, Beauty&Youth Mens, Beauty&Youth Womens, Bench, Drawing Numbers, Elendeek, Gallardagalante, Jouetie, Kokuu, Lagimusim, Mistergentleman, Nakagawa Masashichi, Shoten, Phlannel, Redyazel, Rim.Ark, Rooms, Slow, Spick & Span, Tenerita, Tomorrowland Womens, Un3d, dan Zoff. 

Infografis Ragam Material Fesyen Berkelanjutan
Macam-macam material fesyen berkelanjutan. (dok. Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya