Liputan6.com, Jakarta Mayotte masih merupakan bagian dari departemen luar negeri Prancis yang terdiri dari dua pulau paling tenggara di kepulauan Komoro. Pulau itu terletak di Selat Mozambik di Samudra Hindia barat, sekitar 310 km barat laut Madagaskar.
Mengutip laman Britannica, Sabtu 20 Mei 2023, ibu kota Mayotte adalah Mamoudzou, terletak di pesisir timur pulau utama, Mayotte yang disebut juga Grande Terre. Pulau Pamandzi yang lebih kecil, atau Petite Terre, terletak sekitar 2,4 km di timur Mayotte.
Baca Juga
Untuk menuju ke sana terdapat jalan lintas sepanjang 1,9 km ke singkapan berbatu yang dikenal sebagai Dzaoudzi, situs kota dan pelabuhan. Diketahui luas wilayah Mayotte hanya sebesar 374,2 km persegi.Â
Advertisement
Pegunungan vulkanik membentuk rantai dari utara hingga selatan di pulau Mayotte, dengan puncak ketinggian sekitar 500 hingga 600 meter. Perairan yang dilindungi untuk pengiriman dan penangkapan ikan dibuat dengan mengelilingi terumbu karang agak jauh dari pantai.
Masih banyak hal mengenai Mayotte selain letak geografisnya. Berikut enam fakta menarik Mayotte yang dirangkum Liputan6.com pada Sabtu 20 Mei 2023.
1. Etnis di Mayotte
Sebagian besar penduduknya adalah orang-orang Mahora asal Malagasi dan Muslim Sunni serta sangat dipengaruhi oleh budaya Prancis. Prancis adalah bahasa resmi, tetapi sebagian besar orang berbicara bahasa Komoro yang berkaitan erat dengan Swahili.
Ada beberapa desa di sepanjang pantai Mayotte yang menggunakan dialek Malagasi sebagai bahasa utamanya. Sebagian kecil penduduknya adalah pedesaan, sementara sedikit kurang dari setengahnya tinggal di daerah perkotaan.
Pusat populasi utama adalah komune Mamoudzou, Koungou, dan Dzaoudzi. Populasinya masih muda, lebih dari dua per lima populasi berusia di bawah 15 tahun, dan hanya sekitar seperdelapan yang berusia 45 tahun atau lebih.Â
Â
Â
2. Masih Bagian dari Prancis
Mayotte jadi bagian luar negeri Prancis sejak 1976 hingga abad ke-21 sekarang ini. Mayotte memiliki status khusus dengan Prancis sebagai teritorial kolektif yang dipahami sebagai jalan tengah antara wilayah seberang laut dan sebuah departemen seberang laut.
Penduduk Mayotte telah lama menuntut status departemen seberang laut untuk pulau itu, tetapi pemerintah Prancis tidak membuat rencana tegas untuk menerapkan perubahan tersebut hingga awal abad ke-21. Dalam referendum yang diadakan terkait masalah tersebut pada Maret 2009, sebanyak 95 persen pemilih Mayotte mendukung perubahan status.
Statusnya diubah menjadi kolektivitas departemen pada tahun 2001 dan menjadi département luar negeri pada 2011. Status Mayotte sebagai unit administratif Prancis telah disengketakan oleh Komoro, yang mengklaim Mayotte sejak deklarasi kemerdekaan Komoro dari Prancis pada 1975.
Mayotte diwakili di Majelis Nasional Prancis oleh seorang wakil dan di Senat Prancis oleh dua senator. Wilayah dikelola oleh prefek yang ditunjuk Prancis dan Dewan Departemen terpilih.Â
Â
Advertisement
3. Kuliner di Mayotte
Mengutip dari TasteAtlas, Sabtu 20 Mei 2023, Mataba au poisson adalah hidangan tradisional yang berasal dari Mayotte. Hidangan ini biasanya dibuat dengan campuran ikan kembung, santan, bawang putih, bawang merah, daun singkong tumbuk, dan garam. Ikan dimasak dalam air asin, ditiriskan, dan dagingnya dicabut dari tulangnya dan dihancurkan.
Santan, bawang putih, bawang merah, dan garam dididihkan, daun singkong tumbuk diaduk, dan hidangan dimasak dengan api kecil selama satu jam. Makarel yang telah dihancurkan ditambahkan ke dalam panci, dan cairan di piring dikurangi sampai kering. Mataba au poisson biasanya disajikan di atas nasi, dengan acar buah seperti mangga atau lemon di sampingnya.
4. Eksport Ylang-Ylang
Ekspor utama Mayotte adalah ekstrak ylang-ylang dan ikan budidaya. Produk makanan, mesin, bahan kimia, dan peralatan transportasi merupakan impor utama.
Mitra dagang utama Mayotte adalah Prancis metropolitan, dan ekonomi sebagian besar bergantung pada bantuan Prancis. Sebuah sistem jalan menghubungkan kota-kota utama di pulau Mayotte, dengan bandara internasional terletak di Dzaoudzi.
5. Penduduk Mayotte Mayoritas Muslim
Â
Pada abad ke-15 orang Arab menginvasi pulau itu dan mengubah penduduknya, yang merupakan keturunan dari orang-orang sebelumnya dengan bahasa Bantu dan Melayu serta bahasa Indonesia hingga menjadi Islam. Pada abad ke-16 orang Portugis dan Prancis mengunjungi Mayotte.
Di akhir abad ke-18 Sakalava, suku Malagasi dari Madagaskar, menyerbu dan menghuni pulau tersebut, membawa dialek Malagasi. Prancis memperoleh kendali kolonial atas Mayotte pada tahun 1843, dan, bersama dengan pulau-pulau lain di kepulauan Komoro dan Madagaskar, Mayotte menjadi bagian dari satu wilayah seberang laut Prancis pada awal abad ke-20.Â
6. Tanah Berupa Pegunungan Vulkanik
Pegunungan vulkanik membentuk rantai utara-selatan di pulau Mayotte, dengan puncak dari ketinggian sekitar 500 hingga 600 meter. Perairan yang dilindungi untuk pengiriman dan penangkapan ikan dibuat dengan mengelilingi terumbu karang agak jauh dari pantai.
Iklim Mayotte cenderung hangat, lembab, dan maritim, dan suhu bulanan rata-rata berkisar dari 24 derajat celcius pada bulan Agustus hingga 27 derajat celcius di bulan Desember. Curah hujan tahunan rata-rata pulau ini adalah 200 inci (5.000 mm). Dari kejauhan terlihat Mayotte sangat hijau lantaran memang vegetasi terdiri dari hutan tropis yang rimbun.
Â
Â
Advertisement