11 Penerima Penghargaan Kalpataru 2023 di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salah Satunya Petugas Karcis Penyelamat Komodo

Peraih penghargaan Kalpataru 2023 memiliki latar beragam dan berasal dari daerah berbeda-beda. Salah satunya adalah petugas karcis yang menunjukkan kepedulian pada penyelamatan komodo Flores.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 06 Jun 2023, 11:02 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2023, 11:02 WIB
11 Penerima Penghargaan Kalpataru 2023 di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salah Satunya Petugas Karcis Penyelamat Komodo
Para peraih penghargaan Kalpataru 2023. (dok. Biro Humas KLHK)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2023 dirayakan di Indonesia dengan berbagai rangkaian kegiatan. Salah satunya adalah penganugerahan Penghargaan Kalpataru 2023 yang diberikan pada 10 pihak dan satu penerima penghargaan khusus.

Penghargaan kalpataru itu terbagi menjadi empat kategori, yakni Perintis, Penyelamat, Pengabdi, dan Pembina, serta satu penghargaan khusus. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Siti Nurbaya memberikan langsung penghargaan itu pada sejumlah tokoh terpilih di Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin, 5 Juni 2023. 

Penerima penghargaan kategori perintis adalah Muhammad Ikhwan Am. dari Sulawesi Selatan; Misman, Kalimantan Timur; dan Asep Hidayat Mustopa, Jawa Barat; dan Dani Arwanton, DKI Jakarta. Selanjutnya, penerima penghargaan kategori Penyelamat adalah Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak dari Kalimantan Utara; Yayasan Ulin, Kalimantan Timur; dan LPHK Damaran Baru, Aceh.

Dari kategori Pengabdi, penghargaan diberikan kepada Arsyad dari Nusa Tenggara Timur. Sementara, penghargaan Kalpataru 2023 untuk kategori Pembina dianugerahkan pada Petronela Merauje (Papua) dan Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, M.Eg (Jawa Tengah). Terakhir, penghargaan khusus bidang Pengembangan Jejaring Ekowisata dianugerahkan pada H. Awam (Jawa Barat).

MenLHK menyatakan bahwa penghargaan Kalpataru sangat penting mengingat secara prinsip, pendekatan penanganan, perlindungan, dan pengelolaan lingkungan harus dilakukan dengan pendekatan konstitusionalitas dan prosedural.

"Sebagai refleksi kaitan antara demokrasi dan lingkungan, yakni demokrasi dan rasa untuk menjaga lingkungan, di mana ada kaitan filosofis, pelembagaan yang mendorong praktik atau rintisan untuk membangun nilai-nilai yang menghargai lingkungan, serta menerapkan secara mendasar prinsip kelestarian lingkungan pada penempatan dalam berbagai kebijakan," kata dia, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Selasa (6/6/2023).

"Aktualisasinya dalam bentuk dan orientasi partisipasi yang semakin luas, adopsi kebijakan-kebijakan yang berorientasi hijau, serta jelasnya kaitan antara partisipasi dan hasil yang makin kental dimensi kelestariannya," ucap Siti.

Profil Pemenang Kalpataru

11 Penerima Penghargaan Kalpataru 2023 di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salah Satunya Petugas Karcis Penyelamat Komodo
Petronela Merauje, salah satu penerima penghargaan Kalpataru 2023 dari kategori pembina. (dok. Biro Humas KLHK)

Kategori Perintis:

M. Ikhwan Am: aktivis yang memperjuangkan lestarinya ekosistem karst Rammang Rammang

Misman: mantan wartawan, aktivis lingkungan, khususnya perbaikan Sungai Karang Musmus dan mendirikan sekolah sungai, pendiri Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS).

Asep Hidayat Mustopa: Guru yang mengembangbiakkan hanjeli menjadi berbagai macam produk olahan dan mengembangkan pariwisata lokal

Dani Arwanto: wiraswasta yang berhasil meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui penghijauan penanaman anggur di pemukiman

 

Kategori Penyelamat:

Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak: masyarakat adat yang memegang budaya leluhur dalam beraktivitas dan mengelola, serta melindungi hutan berdasar adat dan budaya lokal

Yayasan Ulin: bergerak di bidang konservasi spesies buaya Badas hitam (Crocodilus siamensis) dan buaya supit (Tomistoma schlegelii) di lahan basah Mesangat

LPHK Damaran Baru: kelompok perempuan Aceh yang membentuk Ranger Perempuan pertama di Aceh untuk melindungi kawasan hutan melalui skema hutan desa, aktif dalam kegiatan patroli, dan restorasi hutan, serta melindungi sumber mata air.

Penerima Penghargaan Kalpataru 2023

11 Penerima Penghargaan Kalpataru 2023 di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salah Satunya Petugas Karcis Penyelamat Komodo
Arsyad, petugas karcis yang meraih penghagaan Kalpataru 2023 kategori pengabdi. (dok. Biro Humas KLHK)

Kategori Pengabdi:

Arsyad: petugas karcis honorer di objek daya tarik wisata Pantai Pota yang menyelamatkan satwa komodo flores (Varanus komodoensis) yang sebelumnya dianggap hama dan dikonsumsi masyarakat. 

 

Kategori Pembina:

Petronela Merauje: perempuan yang berpengaruh dalam perlindungan hutan perempuan (Tonotwiyat) dan Teluk Yotefa melalui perlindungan habitat mangrove, pengumpulan dan pengelolaan sampah, serta meningkatkan kebebasan berpendapat perempuan di Kampung Enggros.

Nugroho Widiasmadi: dosen, praktisi, sekaligus penemu teknologi agrokonservasi biosoildam Micribacter alfaafa (MA-11) yang mampu membantu pemuliaan tanah pada lahan pertanian, perkebunan, eks tambang, dan lahan tidur sehingga dapat meningkatkan hasil panen pertanian sekaligus juga tetap menjaga daya dukung tanah secara berkelanjutan.

 

Penghargaan Khusus: 

H. Awam: menyelamatkan lingkungan tempat tinggalnya dari penambangan liar galian pasir, serta mengembangkan jejaring ekowisata di Desa Cibuntu, Kabupaten Kuningan.

Dalam peringatan Hari Lingkungah Hidup Sedunia 2023, KLHK juga menyelenggarakan Festival PeSona (Perhutanan Sosial Nasional) pada 5--7 Juni 2023 di Gedung Manggala Wanabakti. Festival ini dibuka untuk umum dan diisi sejumlah kegiatan, antara lain Temu Inovasi Perhutanan Sosial, Pameran Produk Hutan Sosial dan Coaching Clinic, Seminar/Talkshow dan Podcast, Pentas Seni Budaya dan Aneka Lomba untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan lingkungan.

Tema Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023

Ilustrasi lingkungan
Ilustrasi peringatan hari lingkungan sedunia 2023. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah peringatan global yang diperingati setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran terkait perlindungan lingkungan. Pada hari ini, banyak orang dari organisasi lokal dan internasional berkumpul untuk menyuarakan penolakan terhadap aktivitas yang merusak lingkungan global.

Tahun ini, tema yang diangkat untuk peringatan tersebut adalah #BeatPlasticPollution sebagai seruan global untuk memerangi polusi plastik. Istilah "polusi plastik" mengacu pada akumulasi limbah produk plastik dan partikel yang menimbulkan ekosistem Bumi. Terbukti pula terjadi pertumbuhan eksponensial dalam penggunaan plastik sekali pakai.

Lebih banyak sampah plastik dihasilkan per orang di negara berkembang dengan sistem pengumpulan sampah yang buruk. Karena itu, sebagian besar plastik yang mencemari lautan berasal dari sungai negara berkembang dan berpenghasilan menengah. Namun, negara maju, terutama yang tingkat daur ulangnya rendah, juga kesulitan mengumpulkan sampah plastik.

Pada 2019, 46 crore ton plastik telah dibuang secara global, hanya 9 persen sampah plastik yang didaur ulang, dan 22 persen salah kelola. Meskipun lebih dari 120 negara memiliki beberapa bentuk larangan atau pajak pada plastik sekali pakai, hal ini tidak berdampak signifikan terhadap masalah tersebut.

Sebagian besar peraturan berfokus pada barang-barang seperti kantong plastik, yang menyumbang sebagian kecil dari sampah plastik, tetapi secara signifikan berdampak membuang sampah sembarangan daripada mengurangi konsumsi plastik. Hal ini menunjukkan pentingnya menyebarkan kesadaran akan penggunaan plastik dan dampak lingkungannya yang berbahaya.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya