Helikopter Berisi 6 Penumpang Asal Meksiko Hilang di Dekat Gunung Everest

Lima warga negara Meksiko dan seorang pilot Nepal berada di dalam helikopter yang disebutkan hilang di Gunung Everest, menurut pejabat bandara Kathmandu Teknath Sitoula.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 11 Jul 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2023, 15:00 WIB
Gunung Himalaya
Pemandangan Gunung Himalaya, Gunung Kangtega (ketinggian 6782 meter) dari desa Khumjung di wilayah Everest, sekitar 140km timur laut Kathmandu (16/4). (AFP Photo/Prakash Mathema)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah helikopter dengan enam orang penumpang di dalamnya menghilang di dekat Gunung Everest. Helikopter yang membawa lima turis asing dan pilot tersebut hilang tak lama setelah lepas landas dari distrik pegunungan Solukhumba di Nepal.

Mengutip dari laman The Sun, Selasa (11/7/2023), helikopter turun dari radar pada pukul 10.13 waktu setempat di ketinggian di atas 12.000 kaki, beberapa menit setelah berangkat pada pukul 10.05 pagi. Helikopter membawa warga negara asing dalam tur keliling ke puncak tertinggi dunia dan rencananya kembali ke ibu kota, Kathmandu, pada Selasa pagi ini, 11 Juli 2023.

Helikopter yang hilang lepas landas dari Surke di distrik Solukhumbu, rumah bagi Gunung Everest dan puncak gunung tinggi lainnya. Lima warga negara Meksiko dan seorang pilot Nepal berada di dalam helikopter, kata pejabat bandara Kathmandu Teknath Sitoula.

Lokasi GPS helikopter hilang terakhir yang diketahui menunjukkannya di suatu tempat di Celah Lamjura, kata Gyanendra Bhul, Manajer Bandara Internasional Tribhuvan, kepada Himalayan Times.

Helikopter diketahui dioperasikan oleh perusahaan swasta Manang Air dan sedang menuju Kathmandu ketika kehilangan kontak. Upaya pencarian dilakukan dengan melibatkan helikopter lain di langit dan polisi serta tentara di darat. 

Sebagian besar daerah pegunungan hanya dapat diakses dengan berjalan kaki tanpa jalan raya. Pihak berwenang juga dengan panik memantau dan menganalisis sistem GPS helikopter untuk mencoba menentukan lokasinya. 

Helikopter Hilang dalam Pencarian

Pada 22 Februari 2016, pendaki melewati gletser di base camp Mount Everest, Nepal.
Pada 22 Februari 2016, pendaki melewati gletser di base camp Mount Everest, Nepal. (AP Photo/Tashi Sherpa)

 

Pejabat bandara Sagar Kadel mengatakan kondisi cuaca telah menyebabkan perubahan pada rute penerbangan yang direncanakan helikopter. Biasanya penerbangan ditunda dan rute diubah selama musim hujan di tengah hujan lebat.

Otoritas Penerbangan Sipil Nepal mengungkap kejadian melakui Twitter, "Helikopter Manang Air 9N-AMV (AS 50) yang berangkat dari Surke (Solukhumbu) ke Kathmandu pada pukul 10:05 waktu setempat tidak dapat dihubungi."

"Total orang di kapal: 6 (5 penumpang + 1 kapten). "Helikopter Altitude Air berangkat dari Kathmandu untuk pencarian dan penyelamatan," tulis akun tersebut. 

Mengutip dari laman Global Liputan6.com, 29 April 2023, sebanyak 463 izin telah diberikan oleh Nepal kepada para pendaki di ekspedisi musim semi ke Gunung Everest. Ratusan izin itu dikeluarkan meski ahli mengkhawatirkan bakal terjadi kepadatan di puncak yang mungkin akan berbahaya. 

Sekitar 367 pendaki pria dan 96 wanita dari 65 negara sejauh ini telah mendapat izin untuk mendaki gunung tertinggi di dunia yang terletak di sisi Nepal, Yubaraj Khatiwada. Direktur Departemen Pariwisata Nepal mengungkapkan bahwa pendaki gunung asal Amerika dan China menempati urutan teratas daftar pendaki.

 

Kepadatan Pendaki di Gunung Everest

Gunung Everest
Gunung Everest (sumber: unsplash)

Melansir BBC, Sabtu (29/4/2023), diketahui bahwa musim semi disebut sebagai waktu utama atau terbaik untuk mendaki Gunung Everest. Meskipun beberapa pendaki mungkin lebih memilih menelusuri gunung itu di musim gugur yang walaupun tidak lebih menguntungkan.

Sebagian besar pendaki mencoba mendaki puncak Everest pada bulan Mei. Biasanya setelah pertengahan Mei, suhunya lebih hangat dan angin di ketinggian yang dikenal sebagai jet stream telah menjauh dari pegunungan.

Timing yang pas ini sangat berhubungan dengan keselamatan para pendaki.

Setiap langkah yang diambil oleh para pendaki telah terlebih dahulu melalui pertimbangan dan perencanaan, keselamatan tetap menjadi yang paling utama.

Situasi dan kondisi ekstrem di atas gunung menjadi tantangan besar. Untuk mencapai puncak, para pendaki membutuhkan waktu lebih dari empat minggu.

Para pendaki, bersama anggota staf dan pemandu Sherpa, akan menghabiskan hampir dua minggu mendaki ke base camp Everest, yang berada di ketinggian sekitar 17.000 kaki (hampir 5.200 meter). 

 

Pendaki Harus Berhati-Hati

Foto Pendakian Everest
Fakta Orang Malajaya Kibarkan Bendera Merah Putih di Gunung Everest (Sumber: Instagram/4ndika4 )

Mereka kemudian akan menghabiskan waktu sekitar dua minggu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian dan menunggu kondisi cuaca yang baik sebelum melanjutkan selama empat hari lagi, mencapai kamp lain dan akhirnya naik ke puncak.

Apabila terburu-buru, bukan pemandangan menakjubkan dari atas puncak yang mereka dapatkan, melainkan malapetaka. Bukan hanya pendaki, tim pendukung (staf dan pemandu) pun sering kali terkena musibah di atas gunung tertinggi sedunia itu. 

Diperlukan langkah serius agar bisa mengatasi bahaya yang mungkin terjadi dari kepadatan di Everest. Salah satu penyebab kemacetan atau kepadatan yakni sejumlah besar orang yang ingin mencoba mencapai puncak Everest dalam waktu singkat.

Hal ini pun terbukti menyebabkan kemacetan lalu lintas di puncak pada masa lalu, ratusan orang mengantri untuk mencapai puncak pada waktu yang sama.

"Kemacetan" itu terdokumentasikan dalam sebuah foto yang diambil oleh salah seorang pendaki, Nirmal Purja. Ia menunjukkan betapa padatnya jalur pendaki yang berkerumun di punggung bukit terbuka untuk menuju ke puncak gunung. 

infografis Status Gunung Berapi
infografis Status Gunung Berapi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya