Liputan6.com, Jakarta - Influencer Zhanna Samsonova dilaporkan "meninggal karena kelaparan" setelah menjalani diet buah eksotis di Malaysia, menurut teman dan keluarganya. Influencer asal Rusia itu meninggal dunia di usia 39 tahun.
Perempuan yang dikenal sebagai Zhanna D'Art di media sosial itu dilaporkan meninggal pada 21 Juli 2023 setelah mencari perawatan medis selama tur di Asia Tenggara, menurut untuk laporan outlet media lokal. "Beberapa bulan lalu, di Sri Lanka, ia sudah terlihat kelelahan, dengan kaki bengkak mengeluarkan getah bening," kata seorang teman yang menolak disebut namanya pada Newsflash, dikutip dari NY Post, Selasa (1/8/2023).
Baca Juga
"Mereka mengirimnya pulang untuk mencari pengobatan. Namun, ia melarikan diri lagi. Ketika saya melihatnya di Phuket, saya merasa ngeri," imbuhnya. "Saya tinggal satu lantai di atasnya dan setiap hari saya takut menemukan mayatnya di pagi hari. Saya meyakinkannya untuk mencari pengobatan, tapi tidak berhasil."
Advertisement
Ibu Samsonova mengaitkan kematian putrinya dengan "infeksi seperti kolera." Namun, penyebab resmi kematiannya belum diumumkan. Samsonova sebelumnya mengklaim bahwa ia menjalani "pola diet makanan vegan mentah" selama empat tahun terakhir.
Ia hanya mengonsumsi "buah-buahan, kecambah biji bunga matahari, smoothie buah, dan jus." Sementara itu, seorang teman mengklaim bahwa selama tujuh tahun terakhir, Samsonova hanya makan nangka dan durian.
"Saya melihat tubuh dan pikiran saya berubah setiap hari," kata Samsonova saat menjelaskan pola makannya yang ketat. "Saya menyukai diri saya yang baru, dan tidak pernah beralih ke kebiasaan yang dulu."
Terinspirasi Orang yang Terlihat Lebih Tua dari Usia Asli
Foodfluencer itu mengatakan, keputusannya memakan makanan mentahnya dilaporkan terinspirasi setelah melihat "teman" yang terlihat jauh lebih tua dari usia mereka, yang ia kaitkan dengan diet "junk food." Ia kemudian menggunakan media sosial untuk menyebarkan doktrin diet mentahnya.
Samsonova menjelaskan, "Saya makan makanan sederhana, meski saya memiliki banyak pengalaman sebagai koki makanan mentah. Saya suka membuat resep sendiri dan menginspirasi orang untuk makan lebih sehat."
Namun, teman-temannya percaya bahwa pilihan makanan sehatnya adalah penyebab kematiannya. "Anda tidak perlu menjadi dokter untuk memahami ke mana arahnya," kata salah satu temannya mengomentari diet hanya memakan durian dan nangka yang dijalani mendiang influencer itu.
"Stagnasi Zhanna menyebabkannya 'meleleh' di depan mata kami, tapi ia percaya semuanya baik-baik saja. Hanya matanya, matanya yang ceria, dan rambutnya yang indah mengimbangi pemandangan mengerikan dari tubuh yang disiksa oleh kebodohan. Maafkan saya jika kedengarannya kasar," ia menyambung.
Advertisement
Diet Makanan Mentah Sebenarnya Bermanfaat, tapi ...
Diet makanan mentah punya banyak manfaat kesehatan, termasuk penurunan berat badan, peningkatan kesehatan jantung, dan menurunkan risiko diabetes. Namun, ada kerugian dari rejimen ini, terutama jika tidak direncanakan dengan baik, menurut Healthline.
Ini termasuk kekurangan kalsium dan vitamin D, yang dibutuhkan untuk tulang untuk bertumbuh jadi kuat. Diet ini juga dapat menyebabkan tingkat B12 suboptimal, yang dapat menyebabkan anemia, kerusakan sistem saraf, infertilitas, dan penyakit jantung.
Sebuah studi yang diterbitkan awal Juni 2023 di Journal of Nutrition menemukan bahwa 100 persen peserta dengan pola makan vegan mentah menelan kurang dari 2,4 mcg vitamin B12 yang direkomendasikan per hari. Terlepas dari potensi kerugian pada pola makan Samsonova, banyak pengikutnya yang setia menolak untuk percaya bahwa pilihan makannya menyebabkan kematiannya. Mereka malah mengklaim bahwa ia terbunuh oleh bahan kimia dalam buah yang ia makan.
Keluarga Samsonova sedang menunggu laporan medis dan sertifikat kematian yang akan menentukan penyebab resmi kematiannya. Samsonova bukanlah orang pertama yang meninggal kelaparan karena diet makanan mentah.
Kasus Lain
Tahun lalu, ibu vegan Florida Sheila O'Leary (38) dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah membuat putranya yang berusia 18 bulan kelaparan sampai meninggal. Disebutkan bahwa sebelum meninggal, bayi itu hanya diberi makan "sedikit buah dan sayuran."
Penyelidik mengatakan pasangan O'Leary memberi tahu mereka bahwa keluarga tersebut hanya makan buah dan sayuran mentah, meski Ezra juga diberi ASI. Bocah laki-laki berusia 18 bulan itu mencatat berat 7,7 kilogram, tiga kilogram di bawah rata-rata, dan seukuran bayi berusia tujuh bulan ketika ia meninggal pada September 2019, kata sebuah laporan polisi.
Otopsi menemukan Ezra kecil meninggal karena komplikasi malnutrisi. "Anak ini tidak makan. Ia mati kelaparan selama 18 bulan," kata Francine Donnorummo, kepala unit korban khusus di Kantor Kejaksaan Negara Bagian Lee County, selama persidangan Sheila O’Leary.
O'Leary dan suaminya memiliki dua anak lain, berusia tiga dan lima tahun, yang juga kekurangan gizi, kata para penyelidik. Anak keempat, berusia 11 tahun, telah dikembalikan ke ayah kandungnya selama kasus malnutrisi sebelumnya di Virginia, catatan pengadilan menunjukkan.
Advertisement