Temuan Artefak Berukiran Katak di Makam Gadis dari Zaman Perunggu di Kazakhstan Bikin Penasaran

Di Kazakhstan, arkeolog telah menemukan makam seorang gadis dari Zaman Perunggu yang berisi beragam benda peninggalan di sekitarnya.

oleh Farel Gerald diperbarui 19 Sep 2023, 04:01 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 04:01 WIB
Kerangka Gadis di Kazakhstan
Di dalam gundukan makam itu, ditemukan kerangka seorang gadis muda yang dikelilingi oleh fragmen tulang hewan. (sumber: Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Kazakhstan)

Liputan6.com, Jakarta - Arkeolog mendapatkan temuan menarik di Kazakhstan. Mereka menemukan gundukan makam seorang gadis dari Zaman Perunggu yang di dalamnya terdapat beragam barang peninggalan, termasuk puluhan tulang hewan yang mungkin berkaitan dengan ritual dan piringan perunggu dengan ukiran katak.

Sejak 2017, tim peneliti telah memfokuskan perhatian mereka pada situs di Ainabulak, sebuah desa di bagian timur Kazakhstan. Hingga saat ini, mereka telah menggali lebih dari 100 makam dari Zaman Perunggu, termasuk makam gadis yang ditemukan pada tanggal 2 Agustus 2023 ini, seperti yang dilaporkan oleh The Astana Times.

Meski informasi mengenai identitas gadis tersebut masih terbatas, artefak-artefak yang ditemukan di makam tersebut memberikan petunjuk mengenai posisinya dalam komunitasnya selama Zaman Perunggu, yang berlangsung di Asia Tengah antara 3200 SM hingga 1000 SM, sesuai dengan sumber dari Oxford Academic.

Rinat Zhumatayev, arkeolog yang memandu ekskavasi dan mengepalai Departemen Arkeologi, Etnologi dan Museologi di Universitas Nasional Al-Farabi Kazakh, mengkonfirmasi melalui email kepada Live Science bahwa gadis itu dikubur dengan posisi miring ke kiri dan dalam posisi membungkuk.

"Dia memiliki anting-anting kawat kecil di telinganya dan manik-manik di lehernya," kata Zhumatayev.

Penanggalan dengan metode radiokarbon pada kerangka menunjukkan gadis itu meninggal di usia sekitar 12 hingga 15 tahun. Arkeolog menemukan 180 tulang astragalus (yang merupakan bagian dari pergelangan kaki) di makamnya, yang diduga berasal dari domba atau sapi. Selain itu, terdapat tiga tulang belikat sapi, sejumlah gagang logam yang mungkin merupakan bagian dari pedang, sebuah cermin, dan mangkuk perunggu.

Berbagai Interpretasi

Kerangka Gadis di Kazakhstan
Benda perunggu yang tampak aneh dan menggambarkan seekor katak bisa jadi merupakan simbol kesuburan atau kehamilan, menurut para arkeolog. (sumber: Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Kazakhstan)

Salah satu temuan yang sangat menarik bagi para arkeolog adalah sebuah piringan perunggu dengan ukiran gambar katak di tengahnya. Inilah kali pertama benda seperti ini ditemukan di Kazakhstan.

"Sejak zaman dulu, gambar katak memiliki berbagai interpretasi di berbagai budaya," ujar Zhumatayev. "Gambar tersebut sering dikaitkan dengan perwujudan seorang wanita yang melahirkan dan pemujaan elemen air, tetapi tentunya perlu penelitian lebih mendalam untuk memastikan maknanya."

Jumlah besar tulang hewan yang ditemukan bersama di makam ini juga menjadi pusat ketertarikan para peneliti. Meski mereka telah menemukan sisa-sisa hewan di kuburan lain di padang rumput Eurasia, terutama di kuburan anak dan remaja, jumlah tulang di makam ini sangat mencolok.

Beberapa ahli meyakini bahwa penguburan tulang astragalus mewakili "praktik ritual" dan tulang-tulang tersebut digunakan saat meditasi. Ada juga yang berpendapat bahwa tulang tersebut melambangkan “kemakmuran” dan “keberuntungan”, berfungsi sebagai doa untuk perjalanan roh yang mulus dari dunia ini ke alam lain.

Zhumatayev menyatakan bahwa semua temuan tersebut sangat penting dalam konteks sejarah dan budaya untuk memahami periode awal Zaman Perunggu.

Pakai AI untuk Terjemahkan Aksara Paku

Aksara Paku dari bahasa Akkadia diterjemahkan menggunakan program AI
Aksara Paku dari bahasa Akkadia diterjemahkan menggunakan program AI. (Foto: Mbzt - CC BY 3.0)

Sementara itu, sebuah tim arkeolog dan ilmuwan komputer membesut program kecerdasan buatan atau AI yang bisa menerjemahkan tablet dengan aksara Paku kuno atau cuneiform. Aksara paku kuno atau akkadian itu diterjemahkan menggunakan translasi neural machine learning.

Mengutip Heritage Daily, lapor kanal Tekno Liputan6.com pada Senin, 26 Juni 2023, dalam sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS Nexus dari Oxford University Press, para peneliti mengaplikasikan program kecerdasan buatan AI untuk menerjemahkan tulisan Akkadian. Proses penerjemahan menggunakan AI ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

Sekadar informasi, Akkadian merupakan bahasa kuno Semit Timur yang pernah jadi bahasa lisan masyarakat di berbagai wilayah Mesopotamia kuno, termasuk di dalamnya Akkad, Assyiria, Isin, Larsa, Babylonia, hingga Dilmun. Menurut informasi, aksara Paku kuno ini diawetkan dalam tablet tanah liat yang berasal dari tahun 2.500 sebelum Masehi. Aksara kuno ini ditulis menggunakan benda berujung runcing.

Manuskrip yang diterjemahkan dengan AI tersebut ditengarai diadopsi dari bangsa Sumeria menggunakan simbol berbentuk paku yang ditekankan di tanah liat basah.

"Ratusan ribu tablet tanah liat yang ditorehkan dalam tulisan paku mendokumentasikan sejarah politik, sosial, ekonomi dan ilmiah Mesopotamia kuno. Namun, sebagian besar dokumen ini tetap tidak diterjemahkan dan tidak bisa diakses karena jumlahnya yang banyak, sementara ahli yang bisa membacanya sangat terbatas," demikian menurut para peneliti.

Translasi dengan Akurasi Tinggi

Mengunjungi Kota Kuno Babilonia yang Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO
Orang-orang mengunjungi situs arkeologi Babilonia, Irak, Minggu (21/3/2021). Komite Warisan Dunia UNESCO telah menetapkan kota kuno Babilonia di Mesopotamia sebagai Situs Warisan Dunia. (AP Photo/Hadi Mizban)

Program AI besutan para peneliti dan ahli komputer memiliki tingkat akurasi tinggi saat menerjemahkan teks formal Akkadia. Misalnya, untuk menerjemahkan keputusan kerajaan atau pertanda yang megikuti pola tertentu.

Sementara, teks sastra yang bersifat puitis, seperti surat dari pendeta atau traktat, cenderung memiliki "halusinasi". Halusinasi yang dimaksud adalah istilah AI yang berarti mesin menghasilkan terjemahan yang sama sekali tidak terkait dengan teks.

Tujuan dari terjemah neural machine atau NMT dari aksara paku Bahasa Akkadia ke Bahasa Inggris adalah untuk menjadi bagian dari kolaborasi manusia-mesin. Dalam hal ini, dengan membuat jaur pipa yang membantu pelajar mempelajari bahasa kuno.

Saat ini, model dari terjemah neural machine tersedia di notebook online. Sementara, kode sumber atau source code-nya telah tersedia di GitHub di Akkademia. Para peneliti kini tengah mengembangkan aplikasi online bernama Babylonian Engine untuk menerjemahkan bahasa yang dipakai di peradaban Babylonia.

Infografis Taman Nasional di Indonesia yang Termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO
Infografis Taman Nasional di Indonesia yang Termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya