Liputan6.com, Jakarta - Earth Festival Indonesia kembali digelar pada 2023 dengan tema "Culture of Humanity: Honoring the Earth and Respecting All Beings". Acara tersebut pada tahun ini akan diselenggarakan selama tiga hari, pada 20-22 Oktober 2023 di Mall Central Park, Jakarta.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (18/9/2023), acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghargai segala bentuk kehidupan serta menjaga dan menghormati alam serta makhluk hidup di dalamnya.
Melalui gelaran tersebut, diharapkan bisa memupuk budaya menghargai segala bentuk kehidupan serta mengubah pandangan manusia yang selama ini bersifat eksploitatif terhadap alam, menjadi lebih penuh cinta dan rasa hormat terhadap kehidupan.
Advertisement
Earth Festival Indonesia 2023 juga berkomitmen untuk menjadi wadah bagi seluruh kalangan, turut berperan aktif dalam menjaga keseimbangan alam dan bumi kita, serta menghargai setiap makhluk yang ada di dalamnya. Panitia yang terlibat oleh acara tersebut adalah sukarelawan dan para aktivis peduli lingkungan yang telah berkontribusi sejak 2017.
Rangkaian acara terdiri dari bazaar makanan dan produk vegan, Eartharium (Pameran Edukasi Cinta Alam), talkshow, demo masak dengan professional chef, lomba-lomba, door prize, serta pertunjukan seni. Lebih dari sekadar acara hiburan, Earth Festival menjadi wadah untuk ide-ide inovatif dan langkah konkret dalam melindungi dan melestarikan bumi.
Seluruh pemangku kepentingan, baik individu, organisasi, maupun pemerintahan, diundang untuk berkontribusi dalam upaya kolektif yang lebih besar dalam melawan perubahan iklim dan mencegah dampaknya yang merusak.
Target Kunjungan
Earth Festival Day merupakan hasil kolaborasi dengan INLA (International Nature Loving Association). Acara tersebut juga didukung pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud).
Pada tahun lalu, acara tersebut mengumpulkan 40.000 pengunjung. Pada tahun ini, Earth Festival Indonesia menargetkan 53.000 pengunjung. Informasi lebih lanjut tentang acara Earth Festival dapat ditemukan di akun Instagram @earthfestivalid.
Selain Earth Festival, acara peduli lingkungan juga dilaksanakan oleh World Cleanup Day yang berhasil kumpulkan 86,52 kilogram sampah dalam acara plogging (memungut sampah sambil jogging) yang dilaksanakan dari Monas sampai Bundaran HI. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-6 World Cleanup Day pada Minggu, 17 September 2023.
Sekitar 1.000 relawan ikut serta dalam acara tersebut. Sampah yang terkumpul kemudian dikirimkan kepada Waste4Change yang akan mengolah sampah agar tidak berakhir di TPA.
Gerakan peduli lingkungan tersebut dimulai dari Estonia pada 2004. Diawali kekhawatiran dari dampak sampah 20 tahun mendatang, gerakan tersebut menjadi sebuah gerakan global yang diikuti oleh 120 negara pada tahun pertama pada 2018. Pada 2023, gerakan World Cleanup Day telah diikuti sebanyak 195 negara di dunia.
Advertisement
Tingkatkan Kesadaran Pengelolaan Sampah
Gerakan membersihkan lingkungan oleh World Cleanup Day di Indonesia telah dilaksanakan sejak 1 September 2023, dari Aceh hingga Papua, di 38 provinsi Indonesia. Dengan mengusung tagline #Kami13Juta harapannya 5 persen warga Indonesia dapat ikut serta dalam gerakan tersebut, dan akan terus bertambah ke depannya.
Gerakan tersebut bertujuan agar dapat menambah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai kepedulian lingkungan dan pengelolaan sampah. Andy Bahari yang merupakan ketua dari World Cleanup Indonesia mengungkapkan bahwa sampah menjadi tanggung jawab dari seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya pemerintah, atau petugas kebersihan.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini Indonesia membuat suatu kemajuan dalam penanganan sampah. Indonesia yang dahulu berada di peringkat kedua dalam negara yang paling banyak memproduksi sampah plastik kini berada di peringkat kelima dalam daftar tersebut. Ia juga mengatakan bahwa harapannya Indonesia dapat menangani sampah dengan lebih baik lagi, dan keluar dari 10 besar negara penghasil sampah terbanyak.
Tampilkan Kerajinan dari Sampah
Dalam acara tersebut, terdapat pula berbagai kerajinan tangan yang berasal dari barang yang tidak terpakai yang turut ditampilkan. Kerajinan tangan tersebut berupa baju karnaval dan sebuah ular dari sampah yang diangkat selama pawai berlangsung. Kerajinan tersebut seluruhnya terbuat dari sampah plastik dan bahan-bahan tidak terpakai yang dimanfaatkan menjadi sebuah karya seni.
Komunitas Sahabat Sampah dari Kota Bekasi menampilkan tiga buah kerajinan yang berupa baju karnaval. Pakaian tersebut adalah tiga dari 40 buah baju karnaval yang dimiliki oleh Komunitas Sahabat Sampah Bekasi.
"Kegiatan membuat kostum-kostum ini dari tahun 2014, kostum ini (terbuat) dari sampah-sampah plastik yang enggak laku terjual di bank sampah," jelas Lestya perwakilan dari Komunitas Sahabat Sampah Kota Bekasi saat ditemui pada acara tersebut.
Selain kostum karnaval, ular yang dibawa berkeliling pada pawai tersebut adalah hasil kerajinan dari bahan sampah, yang dibuat oleh relawan pawai bebas plastik pada 2022. Setelah acara berakhir, ular tersebut akan digunakan kembali untuk acara berikutnya.
Advertisement