Liputan6.com, Jakarta - Menyambut Mid-Autumn Festival atau yang sering disebut Festival Mooncake, Vietjet menggelar penawaran menarik berupa promo tiket pesawat. Harga tiket yang ditawarkan mulai dari Rp0. Tetapi karena ada biaya tambahan dan pajak, total harga tiket dimulai dari Rp900 ribu/sekali jalan.
Promo tersebut berlaku untuk seluruh destinasi yang dijelajahi maskapai asal Vietnam itu. Saat ini, Vietjet menyediakan layanan ke tiga rute utama, meliputi Bali - Ho Chi Minh City, Bali - Hanoi, dan Jakarta - Ho Chi Minh City. Total ada 84 penerbangan per minggu antara Indonesia dan Vietnam mulai 12 Agustus 2023. Sementara secara global, Vietjet memiliki hampir 500 penerbangan dalam seminggu meliputi destinasi domestik Vietnam dan internasional.
"Promo ini berlaku untuk semua penerbangan domestik dan internasional Vietjet Air dengan jadwal penerbangan 9 Oktober 2023 hingga 31 Oktober 2024, sehingga para tamu dapat secara langsung melakukan pemesanan melalui situs web www.vietjetair.com atau aplikasi Vietjet Air," bunyi keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Jumat, 22 September 2023.
Advertisement
Jakarta - Ho Chi Minh City menjadi rute terbaru yang dilayani Vietjet sejak Agustus 2023. Tersedia tujuh kali penerbangan dalam seminggu dengan durasi tiga jam. Pembukaan rute tersebut diyakini berdampak signifikan dan positif pada industri penerbangan dan perjalanan antara Indonesia dan Vietnam.
"Dua negara ini memiliki posisi penting dalam blok ASEAN dan wilayah Asia-Pasifik yang lebih luas," ungkap Putu Eka Cahyadi, Direktur Transportasi Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia saat jumpa pers di Jakarta, 5 Agustus 2023.
Sementara, Festival Mooncake merupakan tradisi khas masyarakat Tionghoa yang dirayakan di banyak negara, terutama di Asia, yang bertujuan untuk menyambut bulan purnama di tengah-tengah musim gugur. Tahun ini, perayaan tersebut jatuh pada 29 September 2023.
Berbagai Kegiatan Khas
Dalam festival tersebut, masyarakat Tionghoa mengungkapkan kegembiraan mereka melalui berbagai aktivitas tradisional seperti:
1. Makan Kue Bulan
Kue bulan, yang dikenal juga sebagai Mooncake, adalah makanan khas yang disajikan dalam festival ini, yang biasanya mengandung isian kacang merah. Kue dengan rasa manis ini memberikan sensasi lembut saat dinikmati. Pada perayaan Festival Mooncake, banyak orang merayakannya dengan bersama-sama menikmati kelezatan kue ini.
2. Makan Malam Bersama
Festival Mooncake sering kali diiringi dengan perayaan makan malam bersama. Tak hanya kue bulan, banyak hidangan khas Tiongkok lainnya yang disajikan dalam acara ini, yang biasanya dinikmati bersama keluarga atau kerabat, mempererat nuansa keakraban dan kebersamaan.
3. Menyalakan Lentera
Pada Festival Mooncake, masyarakat Tionghoa menambah kemeriahan dengan menyalakan lentera di lingkungan rumah, taman, atau area publik. Hal ini mencerminkan rasa kebahagiaan bersama yang mereka bagikan.
4. Pentas Budaya
Di berbagai lokasi, masyarakat Tionghoa seringkali menyajikan pertunjukan kesenian, termasuk tarian naga dan singa yang diiringi oleh musik tradisional Tiongkok. Ini semakin memperkuat nuansa kemeriahan saat mereka merayakan kebersamaan. Selain pertunjukan, ada juga beragam permainan tradisional yang dilibatkan untuk menghibur anak-anak.
Advertisement
5. Memberikan Hadiah
Rasa kebersamaan dalam Festival Mooncake diperkuat dengan tradisi pemberian hadiah. Umumnya, masyarakat Tionghoa saling memberikan kue bulan tanpa dipungut biaya, namun ada juga yang memberikan barang lainnya kepada kerabat dan sahabat sebagai tanda penghargaan.
6. Mengunjungi Tempat Ibadah
Anda akan menyaksikan banyak masyarakat Tionghoa yang mengunjungi tempat ibadah. Di lokasi tersebut, mereka memperingati festival dengan berdoa bersama anggota komunitas kepercayaan mereka.
7. Menggunakan Pakaian Tradisional
Selama Festival Mooncake, banyak orang mengenakan pakaian tradisional khas mereka. Hal ini memungkinkan para pengunjung untuk merasakan esensi budaya mereka di tengah kegembiraan festival. Festival ini dirayakan meriah di banyak tempat, seperti Vietnam, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan.
Dengan terbang bersama Vietjet antara 12 September sampai 22 September 2023, Anda juga berkesempatan mengikuti program “Welcome Mid-Autumn, Spread Love”. Dalam program ini, penumpang dapat membeli kue bulan selama di pesawat Vietjet. Seluruh keuntungan dari penjualan kue tersebut akan didonasikan untuk membantu anak-anak yang memerlukan.
Sejarah Kue Bulan
Kue bulan memiliki sejarah panjang selama tiga ribu tahun di Negeri Tirai Bambu. Dilansir dari Travel China Guide, Rabu, 28 Juli 2021, dalam catatan sejarah, kue bulan digunakan sebagai persembahan pada Festival Pertengahan Musim Gugur.
Konon, kebiasaan makan kue bulan di Festival Pertengahan Musim Gugur dimulai pada Dinasti Tang (618--907 M), berlanjut ke Dinasti Song Utara (960--1127 M), dan jadi populer di istana kerajaan pada akhir Dinasti Yuan (1271--1368 M). Kebiasaan ini menyebar luas ke masyarakat di Ming (1368--1644 M) dan Dinasti Qing (1644--1911 M), bahkan masuk kategori menu diet umum orang China.
Sebelum itu, pada Dinasti Shang dan Zhou (abad ke-17 SM--256 SM) di China, ada kue Taishi di provinsi Jiangsu dan Zhejiang. Kala itu, kue Taishi dibuat untuk memperingati Wenzhong, penemu kue yang bagian pinggirnya tipis dan bagian tengahnya tebal. Ini adalah pendahulu dari kue bulan di Cina.
Di Dinasti Han, Zhangqian, yang dikirim dalam misi diplomatik ke barat Cina, memperkenalkan biji wijen dan kenari dari barat. Dua bahan itu kemudian digunakan sebagai isian kue bulan. Orang-orang menyebutnya kue Hu pada waktu itu.
Di Dinasti Tang, Kaisar Li Shimin memerintahkan Jenderal Lijing memimpin pasukan untuk menaklukkan Turki. Pada hari ke-15 bulan lunar ke-8, Li Jing kembali dengan penuh kemenangan. Li Shimin merayakan kemenangan Li Jing dan pasukannya. Seorang pedagang dari Tibet menawarkan beberapa kue bundar kepada Li Shimin untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya.
Li Shimin sangat senang menerima hadiah ini dan memperkenalkan kue bundar kepada rakyatnya yang setia. Kue bundar menjadi populer, baik di kalangan istana dan masyarakat.
Orang-orang makan kue bundar pada tanggal 15 bulan lunar ke-8. Menurut sejarah, Selir Yang Yuhuan dari Kaisar Tang lah yang menamai kue bundar itu "kue bulan."
Advertisement