Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk sederet destinasi alam, dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sementara upaya pemadaman api di Gunung Lawu masih dilakukan, nasib serupa sayangnya dikabarkan juga melanda Taman Nasional Way Kambas di Lampung.
Melalui unggahan akun Instagram, Selasa, 3 Oktober 2023, Balai Besar Taman Nasional Way Kambas berbagi video memperlihatkan api melahap beberapa area di taman nasional tersebut. Pihaknya menulis, "Fenomena El Nino pada 2023 ini sangat berdampak terhadap kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), terutama wilayah terbuka yang didominasi alang-alang dan semak belukar."
Baca Juga
"Kemarau panjang membuat kawasan TNWK tidak tampak hijau lagi dan beberapa sumber air pun mengalami kekeringan. Kondisi ini mengakibatkan kawasan TNWK rawan mengalami kebakaran hutan dan sudah beberapa kali mengalami kebakaran."
Advertisement
"Tim terpadu kebakaran hutan yang terdiri dari Balai TNWK, Polri, TNI, mitra kerja TNWK, dan masyarakat sekitar kawasan harus berjibaku bersama melakukan pemadaman," mereka menyambung. "Kebakaran hutan yang terjadi tentu sangat mengganggu ekosistem kawasan dan sudah tentu banyak flora dan fauna jadi korban kebakaran."
"Semoga para pelaku pembakar hutan segera sadar dan tobat bahwa apa yang dilakukan akan menghancurkan keanekaragaman hayati yang seharusnya kita jaga. Polri melalui Kapolres Lampung Timur berkomitmen akan melakukan penegakan hokum terhadap para pelaku kegiatan ilegal di dalam kawasan TNWK, terutama pembakar hutan TNWK," tandasnya.
Sengaja Dibakar Pemburu Satwa
Menurut laporan kanal Regional Liputan6.com per Rabu (4/10/2023), tidak kurang dari 200 hektare lahan Taman Nasional Way Kambas yang dilalap si jago merah pada Agustus sampai September 2023. Pihak TNWK menyebut dalam dua bulan terakhir, lahan itu sengaja dibakar pemburu satwa.
Humas TNWK, Sukatmoko, mengatakan bahwa pihaknya berkordinasi dengan TNI dan Polri dalam melakukan penyelidikan guna memburu para pelaku pembakaran lahan. Menurutnya, para pelaku memang secara sengaja membakar lahan TNWK untuk memasang perangkap.
"Nanti waktu musim penghujan itu alang-alang liar tumbuh lagi. Nah sebelum tumbuh, mereka pasang perangkap," ungkapnya. Sukatmoko menyebut, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, kebakaran terjadi di enam titik wilayah Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur.
"Jumlah luas (area terdampak karhutla) bisa bertambah karena saat ini tim masih memetakan," jelas dia. Dampak kejadian itu, Sukatmoko menyampaikan, ada beberapa hewan yang mati. "Ular hingga trenggiling kami temukan mati akibat kebakaran itu," tandasnya.
Advertisement
Karhutla Gunung Lawu
Sementara di kawasan Gunung Lawu, upaya pemadaman karhutla melalui jalur udara alias water bombing mulai dilakukan pada Selasa sore, 3 Oktober 2023, sekitar pukul 16.40 WIB, lapor kanal Surabaya Liputan6.com per Rabu. Water bombing dilakukan menggunakan helikopter BNPB tipe PK-DBM berkapasitas seribu liter.
Tapi di tahap uji coba, kapasitas air yang diambil sekitar 600 liter. Titik pengambilan airnya berada di Kolam Renang Sengon Hill Desa Girimulyo Kecamatan Jogorogo, Ngawi. "Untuk kegiatan awal ini, water bombing dilakukan tiga kali dengan sasaran wilayah Ukir Bayi," ujar Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Gatot Soebroto.
Ia mengatakan, water bombing di hari pertama memang masih uji coba. Pasalnya, pesawat heli baru datang sore hari menyesuaikan kondisi di titik pemberangkatan. "Semoga kondisi besok (hari ini) cerah sehingga kita bisa melakukannya secara maksimal," ujarnya.
Rencananya, water bombing akan dilakukan di tiga wilayah, yakni Ngawi, Magetan, dan Karanganyar. "Sesuai arahan Ibu Gubernur, kami juga telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah untuk kegiatan ini. Mereka pun juga melakukan kegiatan pemadaman lewat jalur darat," imbuhnya.
Â
Pemadaman Jalur Darat
Demi mendukung kegiatan ini, Tenaga Ahli BNPB Kol Inf Heri Setyono juga telah hadir di Ngawi bersama Tim operator helikopter. Selain water bombing, upaya pemadaman karhutla Gunung Lawu juga dilakukan lewat jalur darat oleh tim gabungan. Fokusnya membuat ilaran untuk mencegah perluasan jalur api yang masih berkobar.
Operasi jalur darat ini dilakukan Tim BPBD Jatim bersama Tim Gabungan berbagai stakeholder di wilayah Kabupaten Ngawi, termasuk Tim BPBD Wilayah Madiun Raya, Tim TNI, Polri, Polhut Dishut Jatim, beberapa tim rescue, dan relawan setempat.
Kapolres Ngawi AKBP Argowiyono menyebut bahwa dengan upaya-upaya tersebut, pihaknya berharap kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu dapat segera teratasi. Seperti diketahui, karhutla di lereng Gunung Lawu telah berlangsung sejak 29 September 2023.
Hingga Selasa malam, sejumlah titik api masih terlihat dan belum dapat dipadamkan. "Hasil evaluasi hari ini (kemarin), banyak warga yang ingin melihat proses pengambilan air. Itu mengganggu konsentrasi pilot. (Jadi hari ini) hanya pihak berkepentingan yang boleh masuk lokasi," ucap dia.
Â
Advertisement