Kualitas Kopi Premium Indonesia Tak Kalah dari Kopi Mancanegara, Pemerintah: Jangan Sampai Lengah

Pemerintah, dalam hal ini Kemenko Perekonomian, menyatakan bahwa dari segi kuantitas, produksi kopi Indonesia menempati posisi ketiga terbesar di dunia.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 13 Okt 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2023, 05:00 WIB
Dida Gardera PLH Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis dan  Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P. yang merupakan Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Bidang Perekonomian,
Dida Gardera PLH Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis dan Yuli Sri Wilanti, S.Pi., M.P. yang merupakan Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Bidang Perekonomian,

Liputan6.com, Jakarta - Kopi Indonesia dinilai memiliki kualitas premium. Dida Gardera, Plh. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian menyebutkan bahwa kualitas kopi Indonesia sudah sangat baik.

"Jadi kita akan tonjolkan premium coffee, khususnya untuk para penikmat kopi," ungkapnya saat ditemui di acara 2nd Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2023, di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Oktober 2023.

Ia menyatakan bahwa dari segi kuantitas, Indonesia berada di posisi ketiga. Namun, ia meyakini bahwa dari segi kualitas, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbaik di dunia. 

Dida juga menyebutkan bahwa kualitas kopi yang dimiliki Indonesia saat ini perlu dijaga dan ditingkatkan. "Hal ini harus kita jaga dan kita tingkatkan, dengan pameran ini dan event lain terkait kopi," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kopi juga merupakan salah satu keunikan yang dimiliki bangsa Indonesia. "Itu akan menunjukkan selain kita punya budaya bangsa batik, ataupun dari seni budaya seperti tari-tarian, musik. Nah, kopi juga termasuk keunikan dari bangsa negara kita."

Dida menyebutkan bahwa walaupun kualitas agrikultur Indonesia sudah cukup baik, namun kita tidak boleh cepat berpuas diri. "Selalu akan mencapai titik puncak, kemudian mulai menurun. Oleh karena itu, kita harus tetap melakukan perbaikan-perbaikan," jelasnya lagi.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti juga meyakini kopi premium Indonesia berdaya saing cukup tinggi di pasar global. "Jadi memang, kopi yang memiliki nilai tambah dan daya saing di tingkat global," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 

Kualitas Kopi Mulai dari Hulu hingga Hilir

Pembukaan acara  2nd Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2023
Pembukaan acara 2nd Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2023 (Dok. Liputan6.com/Winda Syifa Sahira)

Ia menerangkan bahwa kopi premium merupakan kopi yang diperhatikan kualitasnya dari hulu hingga ke hilir. "Mulai dari budidayanya, pengolahan pasca-panen, dari biji kopi sampai menjadi olahan kopi," ucapnya. "Jadi proses ini yang menentukan kopi menjadi berkualitas dan memiliki nilai premium," ia menambahkan.

Lebih lanjut, Yuli menyebutkan bahwa acara Indonesia Premium Coffee Expo & Forum 2023 ini diselenggarakan untuk mengumpulkan seluruh pelaku pasar, khususnya kopi. Dari ajang tersebut, pemerintah bisa menganalisis seberapa banyak pelaku usaha kopi yang berminat mengekspor produk mereka.

"Kopi Indonesia memang sudah terkenal di luar. Maka dari itu, kita akan memilih dari sekian ini yang memang betul-betul punya daya saing dan mendunia, dari situ pemerintah bisa melakukan penguatan branding dan bagaimana ini bisa berkelanjutan," ungkapnya.

Dukungan yang sama juga sempat diungkapkan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dalam kesempatan berbeda. Ia berharap kopi-kopi lokal yang dipasarkan di mancanegara tidak berakhir hanya menjadi produk white label (produk yang tidak diberi merek), melainkan dikenal dengan merek dagangnya sendiri di pasar internasional.

"Kopi Indonesia selalu enak dan selalu menarik, harapannya bisa terus ditingkatkan lagi, tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tapi juga mancanegara," ujarnya saat ditemui di acara Kopi Fest Indonesia, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu, 9 Oktober 2023.


Kompetisi untuk Barista

Olahan Biji Kopi
Ilustrasi Olahan Biji Kopi (unsplash/ardi)

Dalam acara tersebut, digelar pula lomba untuk para barista, yakni Barista Innovation Challenge. Pertandingan itu menantang para barista serta home brewer untuk berinovasi menampilkan keahlian dalam meracik berbagai minuman berbasis kopi.

Kompetisi ini diikuti oleh 100 kota, dan setiap kota mengirimkan lima orang sebagai perwakilan. Menurut Angela, kompetisi tersebut bisa meningkatan kualitas para barista yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kopi di Indonesia.

"Ketika makin banyak barista ke depannya, dengan kualitas yang makin meningkat, akan semakin banyak coffee shop di berbagai kota, tidak hanya di kota-kota besar, dan akan meningkatkan coffee culture di kota tersebut," ujarnya.

Angela menyebut acara Kopi Fest Indonesia akan turut mendukung ekosistem kopi yang ada di Indonesia. Terlebih, kopi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. "Sangat senang sekali dengan acara seperti ini karena bisa menguatkan dan meningkatkan ekosistem kopi di Indonesia," ucapnya.

Ia berpendapat dengan acara tersebut, kualitas kopi yang dihasilkan akan bisa lebih dihargai oleh masyarakat. "Akan meningkatkan penikmat kopi yang lebih artisan (ahli di bidangnya), sehingga kopi lebih dinilai ada value added di situ,  dinilai lebih lagi di kalangan masyarakat dan generasi muda ke depannya," jelasnya lagi.

 


Kopi Terpopuler Versi TasteAtlas

Ilustrasi Kokoa
Ilustrasi kokoa. (dok. Pxabay.com/summa)

Berdasarkan data yang dirilis TasteAtlas pada Jumat, 15 September 2023, minuman kopi Indonesia ada dalam jajaran 50 besar. Minuman pertama adalah kopi tubruk yang ada di posisi ke-21.

"Kopi tubruk yang kental dan kaya rasa adalah kopi terpopuler di Indonesia. Ini melibatkan persiapan sederhana di mana air mendidih atau panas dicampur dengan kopi bubuk halus atau sedang. Kombinasi tersebut diaduk hingga tercampur rata, lalu didiamkan selama beberapa menit hingga bubuk kopi mengendap di dasar cangkir," bunyi keterangan TasteAtlas.

Laman ini menambahkan bahwa, "Meski gula bersifat opsional, kebanyakan orang memilih untuk mempermanis kopi dengan mencampurkan gula dengan bubuk kopi, sebelum ditambahkan air."

TasteAtlas menjelaskan cara penyajian ini diyakini diperkenalkan oleh para pedagang dari Timur Tengah. Hal tersebut dikarenakan cara pembuatan dan kopinya sangat mirip dengan Turkish coffee.

Selanjutnya adalah kopi luwak yang ada tepat di bawah kopi tubruk, yakni di peringkat ke-22. TasteAtlas menulis bahwa kopi luwak Indonesia sering disebut-sebut sebagai kopi termahal di dunia.

"Terbuat dari biji kopi yang dicerna dan dikeluarkan oleh musang (luwak), mamalia mirip kucing yang berasal dari Asia Tenggara, sebelum dicuci, digiling, dan dipanggang," lanjut keterangan itu.

Konsumsi dan Produksi Kopi Indonesia 2017
Infografis Kopi Indonesia (Liputan6.com/Deisy Rika Yanti)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya