Liputan6.com, Jakarta - Operasi komersial di bandara terbaru dan terbesar di Kamboja dimulai pada Senin, 16 Oktober 2023. Bandara tersebut dirancang sebagai pintu gerbang ke objek wisata utama negara itu, kompleks kuil Angkor Wat, di provinsi barat laut Siem Reap.
Dikutip dari AP, Kamis (19/10/2023), penerbangan Bangkok Airways dari Thailand adalah yang pertama mendarat. Ada 16 penerbangan tambahan dijadwalkan pada hari pertama operasional Bandara Internasional Siem Reap-Angkor.
Baca Juga
Bandara ini dibangun dengan biaya sekitar 1,1 miliar dolar AS (Rp17,4 triliun) di atas lahan seluas 700 hektare, sekitar 40 kilometer (km) sebelah timur Angkor Wat. Bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 3.600 meter.
Advertisement
Konstruksi dimulai pada 2020 untuk menggantikan bandara lama, sekitar lima km dari lokasi kuil. Sebagian bandara lama sudah tidak digunakan lagi karena kekhawatiran bahwa getaran dari penerbangan yang sering dilakukan akan merusak fondasi kuil.
Bandara baru ini dapat melayani 7 juta penumpang per tahun, dengan rencana tambahan kapasitas hingga 12 juta penumpang setiap tahun mulai 2040. Bandara ini dibangun berdasarkan program build-operate-transfer (BOT) selama 55 tahun antara Kamboja dan Tiongkok.
Menurut Kementerian Pariwisata Kamboja, negara itu menyambut sekitar 3,5 juta wisatawan internasional dalam delapan bulan pertama pada 2023. Sedangkan sepanjang 2019, negara ini menerima sekitar 6,6 juta turis asing.
Pariwisata dianggap sebagai salah satu pilar utama pendukung perekonomian Kamboja. Wakil Perdana Menteri Kamboja Vongsey Vissoth memimpin upacara yang menandai dimulainya operasi bandara tersebut.
Peresmian Bandara
Bandara lain yang didanai Tiongkok sedang dibangun dengan biaya 1,5 miliar dolar AS (Rp23,7 triliun) untuk melayani penerbangan ke/dari ibu kota Phnom Penh. Bandara internasional baru Phnom Penh secara resmi dikenal sebagai Bandara Internasional Techo.
Bandara ini dibangun di atas lahan seluas 2.600 hektare dan dijadwalkan selesai pada 2024. Dikutip dari World Heritage Convention UNESCO, Angkor, di provinsi Siem Reap di utara Kamboja, adalah salah satu situs arkeologi terpenting di Asia Tenggara.
Luasnya sekitar 400 kilometer persegi dan terdiri dari sejumlah candi dan struktur hidrolik, seperti cekungan, tanggul, waduk, serta kanal. Selama beberapa abad, Angkor merupakan pusat Kerajaan Khmer.
Dengan monumen yang mengesankan, situs ini merupakan konsentrasi fitur unik yang membuktikan peradaban luar biasa. Kuil-kuil, seperti Angkor Wat, Bayon, Preah Khan, dan Ta Prohm adalah contoh arsitektur Khmer, terkait erat dengan konteks geografisnya dan mengemban makna simbolis.
Arsitektur dan tata letak ibu kota berturut-turut jadi saksi tingginya tatanan sosial dan peringkat di Kekaisaran Khmer.
Advertisement
Tentang Angkor Wat
Dikutip dari Britannica, Angkor Wat, kompleks candi di Angkor, dibangun pada abad ke-12 oleh Raja Suryavarman II (memerintah pada 1113–c. 1150). Kompleks keagamaan Angkor Wat yang terdiri dari lebih dari seribu bangunan ini merupakan salah satu keajaiban budaya terbesar di dunia.
Angkor Wat adalah bangunan keagamaan terbesar di dunia dan menandai puncak arsitektur Khmer. Angkor Wat berfungsi sebagai pusat kerajaan tempat dinasti raja Khmer memerintah salah satu kerajaan terbesar, paling makmur, dan tercanggih dalam sejarah Asia Tenggara.
Dari akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-13, banyak proyek konstruksi dilaksanakan, dan yang paling terkenal adalah Angkor Wat. Kuil ini dibangun Suryavarman II sebagai kuil pemakaman yang luas di mana jenazahnya akan disimpan. Konstruksinya diyakini memakan waktu sekitar tiga dekade.
Lima menara pusat Angkor Wat melambangkan puncak Gunung Meru yang menurut mitologi Hindu merupakan tempat bersemayam para dewa. Gunung ini dikatakan dikelilingi lautan, dan parit besar di kompleks ini menunjukkan lautan di ujung dunia.Â
Dari Masa ke Masa
Jembatan sepanjang 188 meter memungkinkan akses ke situs tersebut. Candi ini dicapai dengan melewati tiga galeri yang masing-masing dipisahkan oleh jalan beraspal.
Dinding candi ditutupi pahatan relief dengan kualitas sangat tinggi, melambangkan dewa-dewa Hindu dan pemandangan Khmer kuno, serta pemandangan dari Mahabharata dan Ramayana. Setelah masyarakat Cham di Vietnam modern menjarah Angkor pada 1177, Raja Jayavarman VII (memerintah tahun 1181–c. 1220) memutuskan bahwa dewa-dewa Hindu telah mengecewakannya.
Ketika ia membangun ibu kota baru di dekatnya, Angkor Thom, ia mendedikasikannya untuk agama Buddha. Setelah itu, Angkor Wat jadi kuil Buddha, dan banyak ukiran serta patung dewa Hindu digantikan oleh seni Buddha.
Pada awal abad ke-15, Angkor terbengkalai. Namun, para biksu Buddha Theravada tetap mempertahankan Angkor Wat, yang tetap jadi situs ziarah penting dan terus menarik pengunjung Eropa. Angkor Wat "ditemukan kembali" setelah rezim kolonial Perancis pada 1863.
Pada abad ke-20, berbagai program restorasi dilakukan, namun terhenti karena kerusuhan politik yang melanda Kamboja pada 1970-an. Ketika pekerjaan dilanjutkan pada pertengahan 1980-an, perbaikan yang diperlukan sangat besar.
Beberapa bagian harus dibongkar dan dibangun kembali. Pada 1992, kompleks Angkor, termasuk Angkor Wat, ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO dan segera ditambahkan ke daftar Warisan Dunia dalam Bahaya.
Pada tahun-tahun berikutnya, upaya restorasi meningkat, dan Angkor dihapus dari daftar bahaya pada 2004. Saat ini, Angkor Wat adalah salah satu kuil ziarah terpenting di Asia Tenggara dan objek wisata populer.
Advertisement