Gunung Slamet Berstatus Waspada, Baturraden Diklaim Aman Dikunjungi Wisatawan

Status aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari Normal menjadi Waspada. Kendati demikian, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memastikan objek wisata di kawasan wisata Baturraden tetap aman dikunjungi wisatawan.

oleh Putu Elmira diperbarui 20 Okt 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2023, 12:30 WIB
Lereng selatan Gunung Slamet, Baturraden, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Lereng selatan Gunung Slamet, Baturraden, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Status aktivitas Gunung Slamet dinaikkan dari Normal menjadi Waspada. Kendati demikian, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memastikan objek wisata di kawasan wisata Baturraden tetap aman dikunjungi wisatawan.

"Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet itu hal biasa dan merupakan dinamika kegunungapian, sehingga calon wisatawan tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Baturraden," kata Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Setia Rahendra, dikutip Antara, Jumat (20/10/2023).

Kawasan Wisata Baturraden sendiri berada di kaki Gunung Slamet. Dikatakan Setia, jarak kawasan tersebut cukup jauh dari puncak gunung, yakni mencapai 12 kilometer. Maka itu, aktivitas wisata di Baturraden masih relatif aman.

Ia mengimbau masyarakat, terkhusus para pelaku wisata di Baturraden untuk tetap tenang, tidak resah, dan tetap waspada dalam menghadapi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.

"Kemarin kami juga baru saja melakukan sosialisasi mitigasi bencana alam bersama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah). Pesertanya pelaku-pelaku wisata, pedagang, dan karyawan Lokawisata Baturraden," tambahnya.

Setia menyebut, inti dari sosialisasi itu sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini mengingat Kawasan Wisata Baturraden adalah salah satu lokasi di Kabupaten Banyumas yang paling dekat dengan Gunung Slamet.

Ia berharap, melalui sosialisasi tersebut, seluruh pemangku kepentingan di Kawasan Wisata Baturraden dapat mengetahui titik kumpul, jalur evakuasi, dan sebagainya. "Semoga peningkatan status Gunung Slamet hanya sampai ke Waspada dan segera kembali ke Normal, tidak sampai ke Siaga, bahkan Awas. Semoga tetap sesuai namanya, Slamet," kata Setia.

Imbauan PVMBG

Ilustrasi – Panorama Gunung Slamet dilihat dari Karanglewas, Banyumas. Hari tanpa bayangan Banyumas bakal terjadi pada Sabtu, 12 Oktober 2019. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Panorama Gunung Slamet dilihat dari Karanglewas, Banyumas. Hari tanpa bayangan Banyumas bakal terjadi pada Sabtu, 12 Oktober 2019. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dalam surat bernomor 458.Lap/GL.03/BGV/2023 yang ditandatangani Kepala PVMBG Hendara Gunawan menaikkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Api Slamet dari Level I (Normal) jadi Level II (Waspada) terhitung Kamis, 19 Oktober 2023 pukul 08.00 WIB.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak berada di sekitar Gunung Slamet dalam radius dua kilometer dari kawah puncak, lapor Antara.

Ia mengungkap, hal itu dilakukan sebagai langkah antisipatif setelah level kewaspadaan gunung yang berada di Provinsi Jawa Tengah tersebut meningkat. Pemantauan secara intensif, kata dia, terus dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas vulkanik Gunung Slamet oleh PVMBG.

Ia juga meminta masyarakat di kawasan gunung tersebut tetap tenang dan tidak terpancing informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya mengenai aktivitas Gunung Slamet. "Masyarakat diminta mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD kabupaten," ujarnya.

Untuk mengetahui aktivitas terkini maupun rekomendasi dari peningkatan status Gunung Slamet, masyarakat maupun instansi bisa memantau secara berkala melalui aplikasi Magma Indonesia atau situs web Kementerian ESDM.

 

Tentang Gunung Slamet

Hutan lindung di lereng Gunung Slamet. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Hutan lindung di lereng Gunung Slamet. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Gunung Slamet merupakan sebuah gunung berapi kerucut tipe A yang berlokasi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tunggal yang terpisah dari pegunungan. Gunung ini mempunyai ketinggian 3.432 mdpl.

Gunung tersebut terletak di antara lima kabupaten, yakni Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. Gunung Slamet merupakan gunung dengan suhu rata-rata paling dingin di pulau Jawa, serta salah satu daerah dengan curah hujan tahunan paling tinggi di Indonesia, yaitu 8.134,00 milimeter (mm) per tahun.

Dikutip dari laman Gunung Bagging, 4 Oktober 2023 Slamet adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Jawa dan hampir selalu terdapat banyak gas di sekitar kawahnya. Gunung Slamet yang sangat besar dan puncak ladang lava yang luas merupakan salah satu tempat terbaik untuk melihat pantai utara dan selatan Jawa. 

Gunung ini jadi yang tertinggi di Jawa Tengah dan gunung tertinggi kedua di pulau Jawa, setelah Gunung Semeru. Gunung Slamet juga merupakan salah satu "gunung tunggal" terbesar atau terluas di Indonesia seperti halnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat.

Wisata Baturraden dan Pemandian Air Panas di Kaki Gunungnya

Salam Senja
Sepotong Senja di Bukit Sakub, Kaligua, Kabupaten Brebes, berlatar Gunung Slamet. (Liputan6.com/Aris Andrianto)

Saat ini, Gunung Slamet jadi simbol dan kebanggaan masyarakat Tatar Banyumasan yang mendiami bagian barat Jawa Tengah atau dikenal wilayah Banyumas Raya. Di kaki gunung ini terletak kawasan wisata Baturraden, dengan jarak sekitar 15 km dari Kota Purwokerto.

Selain itu, ada juga wisata alam berupa pemandian air panas Guci yang berada di sisi utara Gunung Slamet, tepatnya di Kabupaten Tegal. Biasanya, wisatawan yang tidak mendaki, hanya berkunjung ke kaki Gunung Slamet untuk berendam di air panas yang tak jarang sangat ramai pada waktu libur tanggal merah maupun hari raya.

Gunung Slamet punya cerita legenda yang turun-temurun. Nama slamet diambil dari bahasa Jawa yang artinya selamat memiliki makna doa untuk masyarakat setempat.

Penggunaan nama ini diberikan agar gunung ini tidak pernah meletus besar dan memberi rasa aman bagi warga sekitar. Menurut kepercayaan penduduk setempat, bila Gunung Slamet sampai meletus besar, Pulau Jawa akan terbelah jadi dua bagian.

infografis Status Gunung Berapi
infografis Status Gunung Berapi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya