Kredit Plastik, Bantu Hilangkan Sampah Atau Cuma Greenwashing?

Dengan memanfaatkan uang yang diinvestasikan perusahaan ke dalam proyek pengumpulan sampah, kredit plastik bertujuan membantu mendanai infrastruktur pengelolaan sampah di daerah-daerah yang kurang terlayani.

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Nov 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi sampah plastik (pexels)
Ilustrasi sampah plastik (pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Para ahli memperingatkan bahwa kredit plastik berpotensi jadi greenwashing. Perjuangan melawan polusi plastik mencapai titik baru pada Juni 2023, ketika lebih dari 170 negara sepakat membuat rancangan perjanjian internasional yang akan mengendalikan aliran plastik.

Memasuki putaran ketiga pembahasan perjanjian plastik internasional PBB pada bulan ini, pembicaraan kini beralih ke bagaimana negara-negara peserta akan menangani limbah plastik yang sudah ditemukan di mana-mana, mulai dari dasar laut sampai ASI, lapor Euronews, dikutip Selasa, 14 November 2023.

Meski kesadaran masyarakat semakin meningkat, 11 juta ton sampah plastik nyatanya tetap bocor ke lautan setiap tahun, hampir dua kali lipat berat piramida terbesar di Mesir. Diperkirakan 75 hingga 199 juta ton plastik telah mencapai laut, menurut Program Lingkungan PBB.

Menghapuskan plastik sebanyak ini dari lingkungan akan jadi tugas yang sangat besar, dan memerlukan kombinasi sumber daya pemerintah dan swasta untuk mengumpulkan dana yang diperlukan. Salah satu solusi potensial yang muncul dari sektor swasta adalah kredit plastik.

Dengan memanfaatkan uang yang diinvestasikan perusahaan ke dalam proyek pengumpulan sampah, kredit plastik membantu mendanai infrastruktur pengelolaan sampah plastik di daerah-daerah yang kurang terlayani. Namun, sebagian pihak masih skeptis terhadap kredit plastik.

Ini terutama mengingat program itu menggunakan model penyeimbangan kontroversial di pasar kredit karbon. Untuk memahami kredit plastik, pertama-tama Anda harus memikirkan sampah dari segi nilainya.

 

Plastik Bernilai Rendah

Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021, Sampah Plastik Masih Jadi Pekerjaan Rumah Bersama
Ilustrasi sampah plastik. (dok. Nick Fewings/Unsplash)

"Beberapa jenis sampah, jika Anda punya cukup banyak, akan berubah jadi sumber daya," sebut Joel Tasche, CEO Cleanhub, sebuah perusahaan rintisan yang memfasilitasi pengumpulan sampah di seluruh dunia dengan investasi dari dunia usaha.

Ia menyambung, "Botol plastik PET, misalnya, bisa dijadikan kaus atau botol baru, sehingga jadi produk yang bisa dijual." Namun, ada beberapa sampah yang tidak dapat didaur ulang, sehingga biaya pengumpulan dan pengolahannya lebih besar dibandingkan nilai yang dapat dihasilkan kembali.

"Contoh sempurna dari 'plastik bernilai rendah' adalah kantong keripik," kata Tasche. "Sangat mudah untuk mengenali plastik bernilai rendah karena bahannya selalu majemuk. Misalnya, plastik dan aluminium."

Sampah plastik bernilai rendah masih perlu dikumpulkan, namun hal ini memerlukan seseorang yang menanggung biayanya. "Di negara-negara, seperti Jerman dan Inggris, hal ini sebagian besar dibiayai uang pajak," ujar Tasche. "Tapi secara global, (opsi) ini tidak tersedia untuk dua miliar orang."

Cleanhub menyalurkan kredit plastik yang terkait dengan proyek di komunitas terpencil, seperti Kepulauan Andaman di Samudra Hindia, dengan rantai logistik yang lebih panjang dan mahal menghambat pengumpulan sampah.

Beda Kredit Plastik dan Karbon

Ilustrasi sampah plastik
Ilustrasi sampah plastik (dok.unsplash/ Nick Fewings)

Perusahaan didorong mengukur berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan operasi mereka, kemudian membeli kredit plastik dengan membayar jumlah yang setara untuk mengolahnya agar tidak membebani lingkungan. 

Salah satu keunggulan kredit plastik dibandingkan kredit karbon adalah jenis sampah yang dikumpulkan. "Perbedaan besar antara plastik dan karbon adalah yang satu berbentuk padat dan yang lainnya berbentuk gas," kata Tasche.

Ia menyambung, "Sangat sulit untuk membuktikan bahwa satu ton emisi karbon benar-benar dihilangkan, ketika sampah plastik mengumpulkan barang-barang fisik yang dapat ditimbang." Namun, gagasan penyeimbangan ini akan jadi peringatan bagi mereka yang telah menyaksikan greenwashing di pasar kredit karbon.

WWF memperingatkan bahwa kredit plastik dapat mendorong "praktik bisnis seperti biasa," yakni perusahaan mengklaim "netral plastik" tanpa mengurangi volume plastik dalam rantai pasokan mereka. Christina Jager, salah satu pendiri konsultan lingkungan Yunus, mempertanyakan apakah "netral plastik" dapat dicapai.

"Jika kita berbicara tentang pemain besar, mustahil bagi mereka untuk sepenuhnya mengimbangi hal tersebut melalui kredit plastik, karena tidak akan ada cukup pemain di pasar yang dapat menyerapnya," ujar dia.

Bersifat Lokal

Menanti Jamur dan Bakteri Potensial Pengurai Sampah Plastik
Ilustrasi botol plastik. (dok. Tanvi Sharma/Unsplash.com)

Netral plastik juga mengabaikan limbah lama yang sudah mencemari lingkungan. "Anda perlu melihat seluruh riwayat (penggunaan plastik) Anda," katanya. Jager mencatat kompleksitas pengukuran dampak penggantian kerugian plastik.

Pasalnya, meski satu ton karbon diketahui mempunyai konsekuensi yang sama di seluruh dunia, dampak polusi plastik bersifat lokal. Perusahaan akan menimbulkan kontradiktif bila berinvestasi dalam pengumpulan sampah di satu area, namun aktivitas mereka menimbulkan polusi plastik di tempat lain.

Karena itu, kata Jager, kemiripan antara kredit plastik dan karbon adalah istilah yang keliru. "Pasar karbon dan pasar berbasis plastik adalah dua hal yang sangat berbeda," katanya. "Itu adalah salah satu masalah inti, yang sering kali diremehkan karena keduanya dianggap berjalan dengan cara yang sama."

Karena tidak adanya cara untuk mendaur ulang plastik bernilai rendah, perusahaan dihadapkan pada dua pilihan: membuangnya ke tempat pembuangan akhir atau membakarnya untuk bahan bakar. "Ini adalah tentang memilih 'kejahatan yang lebih kecil,'" kata Tasche.

"Menurut pendapat kami, pihak yang lebih jahat menggunakannya untuk menghasilkan energi," ia menambahkan.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya