Liputan6.com, Jakarta - Jenama fast fashion Zara dirujak warganet setelah kampanye terbaru mereka untuk "The Jacket" dituduh mengejek warga Palestina yang tengah jadi korban serangan Israel. Hal ini terjadi setelah model Kristen McMenamy berpose dengan manekin yang dilapisi kain putih dan plastik.
Zara baru-baru ini merilis koleksi busana yang diklaim "menonjolkan keserbagunaan pakaian tersebut." Item-nya merupakan bagian dari seri Atelier merek tersebut yang dideskripsikan sebagai "koleksi edisi terbatas yang merayakan komitmen kami terhadap keahlian dan hasrat terhadap ekspresi artistik."
Di gambar yang jadi viral, tampak boneka-boneka yang ditutupi pakaian putih dan plastik, yang disamakan dengan orang-orang berbalut kain kafan yang tewas dalam pemboman di Gaza. Hindustan Times juga melaporkan bahwa publik dapat melihat peta Palestina yang terbalik di latar belakang iklan tersebut.
Advertisement
Kristen McMenamy berpose di tengah-tengah kampanye, membuat sang model ikut dihujat di dunia maya. Warganet membanjiri kolom komentar Instagram-nya, menuntut penjelasan mengapa ia mau jadi bagian "pemotretan bertema genosida." Beberapa juga menyayangkan, mengatakan "padahal Anda bukan model kemarin sore."
Mengutip Sportskeeda, Selasa (12/12/2023), McMenamy memang telah jadi bagian dari industri modeling selama lebih dari tiga dekade. Ia memulai debut modelnya di peragaan busana Jil Sander tahun 1985 saat berusia 18 tahun. Sejak itu, ia telah bekerja dengan banyak rumah mode, termasuk Chanel, Versace, Valentino, dan Marc Jacobs.
Di kehidupan pribadinya, ia menikah dengan fotografer Miles Aldridge. Pasangan ini bertemu di pemotretan majalah W dan menikah pada 1997. Mendiang desainer Karl Lagerfeld tercatat mengantar McMenamy berjalan menuju altar.
Kehidupan Pribadi McMenamy
Aldridge dan McMenamy kemudian jadi orangtua dari dua anak. Sayangnya, pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian setelah suaminya mengaku berselingkuh. Berbicara pada outlet berita Inggris, ia berkata, "Kami memiliki hubungan yang baik, seperti yang Anda harapkan setelah semua yang terjadi."
Model kelahiran Easton, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS) ini telah mengumpulkan hampir 200 ribu pengikut di Instagram. Ia jarang berbagi kehidupan pribadinya di situs jejaring sosial.
Terkait kontroversi terbaru, Zara akhirnya buka suara. Setelah jadi viral di media sosial dan seruan boikot menggema, Inditex, perusahaan pemilik Zara, menurunkan sebagian materi iklan tersebut dan meninggalkan sisanya yang masih dibombardir komentar pedas.
Pihaknya mengatakan pada Al Jazeera, Senin, 11 Desember 2023, bahwa penghapusan iklan untuk koleksi "Atelier" perusahaan tersebut adalah bagian dari proses penyegaran konten yang normal. Mereka juga berdalih bahwa foto tersebut diambil pada September 2023, sebelum perang Israel-Hamas dimulai 7 Oktober 2023.
Zara juga mengatakan bahwa kampanye iklan tersebut mulai digagas pada Juli 2023 yang terinspirasi penjahitan pria dari abad yang lalu. Inditex tidak menanggapi permintaan komentar dari laman TIME.
Advertisement
Bukan Kali Pertama
Ini bukan pertama kalinya Zara mendapat reaksi keras dari aktivis pro-Palestina. Pada 2022, para aktivis menyerukan masyarakat berhenti berbelanja produk merek tersebut setelah pemilik waralaba toko Zara di Israel mengadakan acara kampanye untuk politisi sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir di rumahnya.
Insiden lain juga tercatat 2021 setelah kepala desainer merek tersebut, Vanessa Perilman, menuliskan pesan bernada kebencian di Instagram pada model berdarah Palestina, Qaher Harhash. Harhash diketahui aktif menyampaikan dukungan untuk tanah airnya melalui unggahan media sosial.
Pada 9 Juni 2021, Perilman menanggapi salah satu unggahan Harhash dengan sentimen yang tendensius. "Mungkin jika masyarakat Anda berpendidikan, mereka tidak akan meledakkan rumah sakit dan sekolah yang didanai Israel di Gaza," tulis Perilman.Â
Ia juga mengkritik profesi yang dijalani Harhash. "Saya pikir lucu bahwa Anda memilih jadi model karena pada kenyataannya hal itu bertentangan dengan apa yang diyakini agama Islam dan jika Anda ada di negara Muslim mana pun, Anda akan dilempari batu sampai mati," sebut dia.
Komentar Zara
Saat itu, Zara mengecam komentar Perilman. "Zara tidak menerima segala bentuk kurangnya rasa hormat terhadap budaya, agama, negara, ras, atau kepercayaan apapun. Zara adalah perusahaan yang inklusif dan kami tidak akan pernah menoleransi diskriminasi dalam bentuk apapun," kata perusahaan itu.
"Kami mengutuk komentar-komentar yang tidak mencerminkan nilai-nilai inti kami, yaitu saling menghormati satu sama lain, dan kami menyesali pelanggaran yang ditimbulkannya. Sebagai perusahaan multikultural, kami berkomitmen memastikan lingkungan yang adil dan inklusif sebagai bagian dari nilai-nilai perusahaan kami."
Tapi di kampanye terbaru, beberapa aktivis menganggap bahwa foto iklan merek itu meremehkan konflik yang terjadi di Gaza, Palestina. "Mereka mengolok-olok kami dan mengolok-olok anak-anak yang terbunuh dan rumah kami yang hancur," kata seorang aktivis dalam sebuah unggahan, dikutip dari TIME, Selasa (12/12/2023).
Pengguna telah berbagi foto kampanye yang dimaksud bersama adegan perang untuk menunjukkan ketidakpekaan merek fesyen itu. Tagar #BoycottZara jadi trending di X, sebelumnya Twitter, pada Senin, 11 Desember 2023, sementara akun Instagram perusahaan tersebut dibanjiri komentar memuat emoji bendera Palestina.
Advertisement