Liputan6.com, Jakarta - Keputusan UNESCO menetapkan budaya sehat jamu sebagai warisan budaya dunia takbenda bukanlah akhir dari perjuangan, tapi justru permulaan baru. Badan PBB itu akan terus memantau upaya Indonesia dalam melestarikan budaya jamu setidaknya hingga lima tahun ke depan.
"Ini baru awal. Kita akan ditagih laporan setiap tahun selama lima tahun tentang pola pelestarian dan lain-lain. Semoga hal ini membawa sinergi untuk semua pihak agar pola pewarisan budaya jamu bisa lebih baik lagi," kata Erwin Skripsiadi dari Jamupedia yang menjadi salah satu rombongan delegasi Indonesia saat UNESCO menetapkannya di Kasane, Bostwana, pada 6 Desember 2023.
Baca Juga
Hal senada juga ditekankan Jony Yuwono, Ketua Tim Riset GP Jamu. Ia menyatakan bahwa pelestarian merupakan bukti komitmen Indonesia atas masa depan budayanya sendiri. Tanggung jawab itu tidak hanya terletak di tangan pemerintah dan para pelaku usaha jamu, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.
Advertisement
"Jamu yang terbaik itu adalah yang dibuat sendiri karena itu soal harapan. Kita bisa dorong industri untuk buat hal-hal praktis, tapi kuncinya adalah edukasi masyarakat bahwa perlu turut serta melestarikan budaya ini," kata Jony dalam jumpa pers Jamu Menjamu Dunia di Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023.
Masyarakat bisa membantu melestarikan jamu dengan membuatnya sendiri di rumah masing-masing. Terlebih, kata Jony, informasi tentang cara membuat jamu beredar luas di dunia maya dan dapat diakses setiap orang.
Di sisi lain, memasyarakatkan minum jamu di masyarakat juga diperlukan agar jamu menjadi tuan rumah di negaranya sendiri. Menurut Jony, penetapan oleh UNESCO bisa mengundang rasa penasaran turis asing sehingga tertarik untuk datang ke Indonesia demi mencicipi jamu langsung di negara asalnya.
"Jangan sampai ketika mereka datang ke Indonesia, orang Indonesianya saja enggak minum jamu. Dari kami (produsen/GP Jamu), hanya sebatas mempromosikan. Tapi kembali lagi, tanggung jawab pelestarian ini ada di kita semua," sambungnya.
Edukasi Jamu Sejak Dini
Dari sisi pemerintah, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Putri Kus Wisnu Wardani, menyatakan bahwa tanggung jawab pengembangan jamu sudah tercantum dalam Perpres Nomor 54/2023 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Jamu. Dasar hukum itu menjadi landasan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk menyiapkan bujet yang mendukung upaya tersebut, terutama di sektor pendidikan.
"Saya saja, sebelum bergabung ke pemerintahan, nyumbang tanaman-tanaman jamu ke sekolah-sekolah untuk mengenalkannya ke mereka. Misalnya, kapulaga, gunanya apa. Itu sangat perlu untuk mereka tahu," kata Putri.
Momentum seperti Hari Jamu Nasional yang jatuh setiap 27 Mei juga didorong untuk mengkampanyekan jamu secara masif, seperti halnya Hari Batik setiap 2 Oktober. Ia meminta pemerintah daerah melakukannya secara serentak dalam momen itu. "Nanti saya akan usahakan masuk juga ke istana. Istana berjamu, karena presidennya juga peminum jamu," sambungnya.
Putri juga mengaku terus berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan untuk mendorong jamu sebagai langkah preventif yang diupayakan negara. "BPJS bisa mbledos terus kalau orang sakit. Semestinya negara hadir sebelum masyarakat sakit, jadi mereka harus diajarkan memelihara kesehatannya. Gimana caranya? Ya bikin mereka menyenangi sesuatu yang sehat, bukan hanya jamu, tetapi juga makanan sehat," sahutnya.
Advertisement
Alasan UNESCO Tetapkan Budaya Sehat Jamu
Sementara itu, Erwin menjelaskan bahwa dalam bidang kesehatan, UNESCO sebenarnya tidak hanya menerima inskripsi soal jamu, tetapi juga teknik kebidanan yang diajukan bersama oleh Jerman, Kolombia, dan lain-lain. Namun, UNESCO memuji budaya sehat jamu secara khusus karena proses penyusunan dokumennya melibatkan komunitas.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya melakukan penelitian ke empat provinsi, yaitu Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Riset melibatkan berbagai komunitas, dari Kampung Jamu Nguter, Komunitas Jamu Gendong Sumber Husodo diMijen Semarang, hingga Laskar Jamu Gendong di DKI Jakarta. Total mereka menanyai sekitar 500 mbok jamu gendong.
"Kebanyakan itu sudah sepuh dan tidak bisa bahasa Indonesia. Ada yang tidak bisa menulis dan membaca... Ada Ibu Kamini, usianya sudah 72 tahun. Dia tidak bisa baca dan menulis, tapi ingin berkontribusi. Oleh Pak Gaura, dibuatkan cap jempol," kata dia.
Gaura Mancacaritadipura, salah satu penyusun dokumen inskripsi budaya sehat jamu ke UNESCO itu menyebut bahwa mbok-mbok jamu itu adalah pahlawan budaya jamu sebenarnya. Tanda tangan atau persetujuan mereka lebih berharga dibandingkan profesor karena mereka lah yang melestarikan budaya jamu dengan menjadikannya sebagai profesi seumur hidup.
"Kalau segi substansinya tidak masalah, berkasnya cuma 17 halaman, tapi pekerjaannya tidak sebentar. Saya sendiri perlu waktu 2 tahun 3 bulan, tapi UNESCO banyak sekali aturan peraturan yang harus terpenuhi. Untungnya, kita bekerja sama dengan baik," imbuhnya.
Sumbangsih untuk Capaian SDGs
Sebelumnya, Komite Konvensi Warisan Budaya TakBenda (WBTB) UNESCO resmi menetapkan Budaya Sehat Jamu Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Menurut keterangan tertulis KBRI Pretoria di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Afrika Selatan merangkap Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan mengatakan penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTB adalah hal yang positif dalam rangka terus mempromosikan budaya Indonesia.
Dikutip dari Antara, Rabu, 6 Desember 2023, Dubes menyatakan bahwa KBRI Pretoria dalam rangka peringatan 30 tahun kerja sama diplomatik Indonesia-Afrika Selatan akan mempromosikan jamu lewat beragam aktivitas seperti pameran, lokakarya dan kegiatan lainnya. Sementara itu, melalui pesan video Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengaku bangga dengan penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTB UNESCO.
"Sejak dulu hingga kini budaya jamu terus dipelajari, dikembangkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jamu telah menjadi bagian cara hidup di Indonesia," ucap Nadiem Makarim yang juga diunggah di akun Instagram @nadiemmakarim, Rabu, 6 Desember 2023.
Ia menambahkan, Indonesia akan terus melestarikan jamu melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan nonformal serta melalui penelitian, pengembangan dan juga inovasi jamu. Budaya Sehat Jamu juga menjadi momentum yang tepat untuk memberikan sumbangsih dalam United Nations SDGs 2030. Budaya Sehat Jamu merepresentasikan goal ke-3, Good Health and Well Being for All. Jamu juga memberikan sumbangsih ke goal ke-5, Gender Equality, goal ke-12, Responsibility Consumption and Production, dan goal ke-15, Life on Land.
Advertisement