Usaha Berkontribusi dalam Upaya Indonesia Melangkah Mencapai Ekuilibrium

Nexus EcoSTEAM, sebuah think-tank yang berkomitmen untuk mendorong kemajuan Indonesia yang berkelanjutan melalui pendekatan STEAM, merilis kajian kedua mereka.

oleh Tim Lifestyle diperbarui 24 Jan 2024, 01:11 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2024, 11:23 WIB
Usaha Berkontribusi dalam Upaya Indonesia Melangkah Mencapai Ekuilibrium. foto: istimewa
Usaha Berkontribusi dalam Upaya Indonesia Melangkah Mencapai Ekuilibrium. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Dalam upaya mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dan pengelolaan (produksi, konsumsi, dan distribusi) sumber daya yang bijaksana, Nexus EcoSTEAM, sebuah think-tank yang berkomitmen untuk mendorong kemajuan Indonesia yang berkelanjutan melalui pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematic), merilis kajian kedua mereka dengan judul “STEAM di tengah Misi Ekuilibrium: Inovasi Holistik untuk Meretas Masa Depan”.

Kajian tersebut dirilis bersamaan dengan acara Talkshow Menavigasi Indonesia. Acara awalnya direncanakan diisi dengan Talkshow oleh Dr. Alexander Sonny Keraf, Billy Mambrasar, Nathan Roestandy, dan I Dewa Made Agung. Namun, dikarenakan kesibukannya yang padat, mantan Menteri Lingkungan Hidup tersebut akhirnya digantikan oleh Jan Prince Permata.

Talkshow yang dihelat pada Minggu, 21 Januari 2024 tersebut menarik perhatian banyak pihak, termasuk pakar lingkungan, akademisi, pelaku/pegiat dan aktivis keberlanjutan. Nexus EcoSTEAM, dengan pendekatannya yang menggabungkan konsep Triple Bottom Line dengan pendekatan STEAM, menganggap bahwa integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika adalah kunci dalam mencapai keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Pada Talkshow tersebut, sejumlah narasumber yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing menelaah berbagai permasalahan yang dimiliki Indonesia, khususnya di sektor pembangunan berkelanjutan, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, dan masyarakat adat serta desa.

“Meskipun beberapa negara telah berhasil menyelesaikan permasalahan tata kelola kebijakan pangan, Indonesia masih mengalami kesulitan, khususnya terkait kendala dalam mekanisme kerja Badan Pangan yang terhambat oleh birokrasi yang kompleks.

Sebagai catatan, ketahanan suatu negara dalam sektor produksi pertanian dan pangan menjadi fondasi yang tak terpisahkan untuk mencapai status negara maju,” terang Jan Prince, Anggota Sekretaris Wantimpres.

 

Persoalan Lingkungan

Usaha Berkontribusi dalam Upaya Indonesia Melangkah Mencapai Ekuilibrium.  foto: istimewa
Usaha Berkontribusi dalam Upaya Indonesia Melangkah Mencapai Ekuilibrium. foto: istimewa

Dia percaya calon Presiden kita di masa depan memiliki tugas yang krusial, sebab mesti mendorong dan memimpin implementasi berbagai kebijakan yang mendukung kemandirian pangan kita.

Nathan, CEO Nafas pun turut menyampaikan persoalan lingkungan yang kini dialami Indonesia khususnya polusi. “Permasalahan yang tidak terdesentralisasi antar daerah sehingga kebijakan terkait penyelesaian Polusi Udara tidak memiliki sistem yang terpadu.

Proses pengambilan keputusannya pun tidak diahului Source of Truth. Padahal persoalan ini sebetulnya dapat menjadi akar dari berbagai penyakit.”Nathan berharap dengan makin banyaknya pihak yang turut andil dalam persoalan udara ini semoga dapat mengurangi buruknya PM2,5 yang kita hasilkan sembari mampu menjadi mitra positif bagi pemerintah.

Di lain sisi, Billy, Duta SDGs Indonesia yang turut hadir dalam Talkshow rilis kajian dan Talkshow tersebut menyatakan bahwa dia percaya Indonesia dapat menjadi negara maju jika anak mudanya turut andil dalam upaya perbaikan dan tidak mengambil jarak dengan pemerintah.

Pertumbuhan Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan

Ilustrasi kegiatan aktivis lingkungan
Ilustrasi kegiatan aktivis lingkungan membersihkan sampah botol plastik. (dok. Nastya_gepp/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

"Kami percaya dengan perbincangan mendalam bersama para pembicara terkemuka, seperti Talkshow ini, kita dapat merinci langkah-langkah konkrit yang dapat diambil untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan." Pada kesempatan yang sama, Nexus EcoSTEAM menekankan pentingnya menyeimbangkan laju kemajuan dan upaya keberlanjutan yang ingin dicapai.

Alhasil, melalui kajian yang disusun, Nexus EcoSTEAM berharap proses penerapan kebijakan kedepannya dilakukan berlandaskan pada kerangka Triple Bottom Line dengan pendekatan STEAM.

Langkah ini dianggap sebagai strategi penting dalam merespon tantangan global terkait perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan ketidaksetaraan sosial. STEAM dapat menjadi tools dan framework yang paripurna. Hal itu untuk menerjemahkan permasalahan dan tantangan kompleks yang dihadapi di dunia saat ini yang masuk ke era VUCA (volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas).

Seiring dengan Talkshow ini, Nexus EcoSTEAM menyuarakan pentingnya akselerasi dalam menerapkan langkah-langkah berkelanjutan. Meskipun peraturan dan kebijakan sudah ada, percepatan implementasi dalam pengembangan inovasi dan teknologi dianggap sebagai kunci keberhasilan.

 

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya