Ubur-Ubur Tak Terlihat, Danau Kakaban di Derawan Ditutup Sementara

Penutupan Danau Kakaban, sekaligus dengan pulaunya, dilakukan setelah ubur-ubur tanpa sengat yang jadi hewan endemi di sana tak terlihat.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 30 Des 2023, 10:45 WIB
Diterbitkan 30 Des 2023, 10:45 WIB
Danau Ubur-Ubur Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan
Danau Ubur-Ubur Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan. (Sumber: Instagram/iztevn)

Liputan6.com, Jakarta - Danau Kakaban yang terkenal dengan ubur-ubur tak bersengat ditutup sementara untuk umum sejak Kamis, 28 Desember 2023. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau Ilyas Nasir menyatakan penutupan itu lantaran hewan invertebrata itu tak terlihat di danau tersebut.

"Tidak kelihatan, bukan berarti tidak ada ubur-uburnya. Bisa jadi bersembunyi atau ada di bawah, jadi tidak terpantau. Kalau mau melihat, harus menyelam," kata Ilyas dihubungi Tim Lifestyle Liputan6.com, Sabtu (30/12/2023).

Ia tak menjelaskan detail sejak kapan ubur-ubur itu 'menghilang' dari permukaan. Setidaknya ada dua faktor penyebab hewan tersebut menghilang. Pertama karena curah hujan yang cukup tinggi yang menyebabkan tingkat keasaman air danau meningkat. Kedua, suhu danau yang meningkat sehingga ubur-ubur mencari tempat yang lebih sejuk untuk berlindung.

"Ubur-ubur itu juga tidak tahan dengan bahan-bahan kimia, sementara wisatawan yang datang pakai makeup, sunblock, itu tidak boleh," imbuhnya.

Dengan penutupan kunjungan wisatawan, pihaknya bisa mencegah terlarutnya bahan-bahan kimia dan perubahan suhu lebih lanjut di Danau Kakaban yang diakibatkan manusia. "Kalau terlalu banyak orang yang berenang di Kakaban, dengan suhu badan masing-masing, tentu saja memengaruhi suhu air dan pengaruhi ubur-ubur," sambungnya.

Situasi sepi tersebut selanjutnya akan dimanfaatkan untuk penelitian. Ia menyebutkan bahwa tim lapangan telah mengambil sampel air Danau Kakaban untuk diteliti kondisinya.

"Semoga tidak berapa lama akan ada hasil pengujian airnya. Kita harapkan kondisi air normal kembali, ubur-ubur bisa kembali," katanya.

Bukan Penutupan Pertama Kali

Ubur-Ubur di Kakaban
Danau Kakaban berisi empat spesies ubur-ubur tak bersengat. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Penutupan Danau Kakaban sementara juga pernah terjadi pada Januari 2021. Ilyas menyebut penyebabnya serupa. Namun, ia tak mengetahui berapa lama penutupan dilakukan karena saat itu ia belum menjabat.

Hal itu jelas memengaruhi sektor pariwisata Kalimantan Timur, terutama Kabupaten Berau, karena Danau Kakaban merupakan salah satu ikon pariwisata andalan, terutama di musim liburan seperti saat ini. Dalam sehari, ia memperkirakan ada 20--25 speedboat yang bersandar mengantar tamu. "Jika memuatnya 10--20 orang, coba hitung berapa yang datang," katanya.

Pihaknya berencana memanfaatkan waktu penutupan untuk membenahi pariwisata di Danau Kakaban, termasuk menghitung kapasitas maksimal kunjungan per hari dan beragam aturan yang harus dipatuhi wisatawan saat menikmati waktu di sana. Ada pula kemungkinan penambahan fasilitas wisata mengingat saat ini wisatawan hanya bisa berenang di pinggir danau.

"Kita akan lihat dulu hasil pengujian, baru tentukan batasannya," kata Ilyas. Ia mengaku belum mengetahui kapan penutupan tersebut akan berakhir. Namun, wisatawan masih bisa mengeksplorasi destinasi wisata lain di Derawan, seperti Pulau Maratua dan Pulau Sangalaki.

4 Jenis Ubur-Ubur

Danau Kakaban
Danau Kakaban berlokasi di Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Danau Kakaban berlokasi di Pulau Kakaban, jaraknya sekitar setengah jam dari Maratua, menumpang speed boat. Berdasarkan informasi yang terpampang di papan informasi, sengat itu hilang seiring proses evoluasi lantaran tak ada lagi predator mereka.

Ada empat jenis ubur-ubur di danau seluas kira-kira 390 hektare itu, yaitu Mastigias papua, Aurelia aurita, Cassiopeia ornata, dan Tripedalia cystophora. Sementara, luas Pulau Kakaban yang dikelola sebuah perusahaan swasta itu mencapai 5 km2.

Air di danau asin. Bila kuat, Anda bisa mencoba berenang tanpa masker di sini. Namun, mata saya yang sensitif membuat saya tetap bertahan memakai masker, alat snorkeling, serta pelampung di sini.

Ohya, ada peraturan yang wajib ditaati. Salah satunya tidak melompat saat memasuki danau. Pasalnya, ubur-ubur yang sangat sensitif akan sentuhan manusia akan rentan terkena sentuhan kita bila melompat. Bahkan ketika berada di dalam saja, kita akan mudah bersentuhan dengan makhluk invertebrata ini.

Sejarah Pulau Kakaban

Mitos di Balik Keajaiban Danau Purba Kakaban
Danau Kakaban masih cantik dan sepi pengunjung sehingga nyaman dinikmati seharian sambil ditemani ubu-ubur jinak. (Liputan6.com/Abelda Gunawan)

Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Kakaban artinya berpelukan. Orang menyebutnya Kakaban karena bentuk pulaunya yang seolah memeluk danau.

Memiliki nama yang mirip dengan pulau, danau yang berada di tengah pulau ini diberi nama Danau Kakaban. Air Danau Kakaban merupakan air sadah yang merupakan campuran antara air mata air, air hujan, dan air tanah.

Tak hanya pulau dan danau saja, tempat ini menyimpan banyak hal indah yang mampu membuat wisatawan takjub. Danau Kakaban dan Pulau Kakaban terletak di Kepulauan Payung-Payung, Kecamatan Maratua, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Danau Kakaban terbentuk akibat pengangkatan atol (pulau karang berbentuk cincin) setinggi 40 hingga 60 meter sekitar 1 hingga 2 juta tahun yang lalu hingga membentuk sebuah danau. Kemudian, telaga ini menyatu dengan air laut, air tanah, dan air hujan.

Pulau Kakaban dan laguna yang jauh dari hiruk-pikuk kota tetap terjaga kesucian dan keindahannya. Meski jauh dari kota, tempat ini tetap populer sebagai tujuan wisata dan sangat digemari wisatawan dari berbagai penjuru tanah air, bahkan dari mancanegara.

Infografis 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya