Liburan Anti-Mainstream di Yogyakarta, Salah Satunya ke Desa Wisata Kasongan

Meski berkali-kali pergi liburan ke Yogyakarta, kita tidak akan pernah bosan. Bahkan justru selalu membuat pelancong ingin datang kembali, apalagi sekarang wisata di Yogyakarta semakin tertata dan banyak atraksi baru.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 02 Jan 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2024, 09:00 WIB
Liburan Anti-mainstream di Yogyakarta, salah satunya berkunjung ke Pasar Ngasem dan Desa Wisata Kasongan
Liburan Anti-mainstream di Yogyakarta, salah satunya berkunjung ke Pasar Ngasem dan Desa Wisata Kasongan. (Dok: TikTok @ngalorngidulyuk)

Liputan6.com, Jakarta - Selain Bali, Yogyakarta adalah kota favorit untuk menghabiskan waktu berlibur. Penerbangan maupun jadwal kereta api untuk tujuan kota Jogja juga hampir selalu penuh.

Meski berkali-kali pergi liburan ke Yogyakarta pun, kita tidak akan pernah bosan. Bahkan justru selalu membuat pelancong ingin datang kembali, apalagi sekarang wisata di Yogyakarta semakin tertata dan banyak atraksi baru.

Namun jika ingin ke wisata yang anti-mainstream di Yogyakarta, Anda bisa mengikuti saran seorang pejalan yang membagikan pengalamannya di TikTok. "Kalau kamu seharian main di Jogja, kamu harus main ke destinasi anti-mainstream berikut ini," sebut sang pejalan dengan akun @ngalorngidulyuk, yang dibagikan pada 22 Desember 2023.

Berikut adalah ringkasan destinasi anti-mainstream termasuk sekaligus mencoba berbagai kuliner di sekitarnya yang dirangkum dari berbagai sumber pada Senin, 1 Januari 2023. 

1. Pasar Ngasem

Pasar ini merupakan salah satu pasar tradisional yang cukup tua di Yogyakarta, lokasinya dekat dengan Taman Sari dan Keraton. Di pasar ini Anda wajib mencoba apem beras Bu Siti yang terkenal.

Apem tersebut tersedia dalam dua varian rasa yaitu pakai telur dan tanpa telur. Untuk yang pakai telur, teksturnya lebih terasa lembut dan per satuan harganya dibanderol mulai dari Rp3.500. Setelah ngemil, cobalah menu soto Mba Risna sebagai hidangan makan siang.

Soto dengan cita rasa segar ini per porsi mulai dari Rp10.000 saja untuk soto ayam dna Rp12.000 untuk soto daging, harga tersebut sudah termasuk dengan nasi. Setelah makan soto, coba juga memesan wedang sere yang memberikan sensasi segar di tenggorokan dengan harga Rp7.000 per gelas. 

 


2. Gang Estetik di Belakang Pasar Ngasem

Pantai Congot di Kulon Progo Yogyakarta
Pantai Congot di Kulon Progo Yogyakarta. (Dok: Instagram anisasna__)

Setelah kenyang makan, Anda bisa berjalan-jalan di sekitaran gang di belakang Pasar Ngasem. Ada banyak tempat estetik untuk berfoto, jangan lupa untuk membawa tripod agar objek yang bisa difoto lebih luas dan tak perlu meminta tolong orang lain memotret.

Sebenarnya gang estetik di Yogyakarta juga ada bisa ditemukan di tempat lainnya. Jika mengunjungi Kotagede, maka Anda bisa mampir ke Pasar Lawas Mataram. Dekat dari sana terdapat sebuah gang yang ramah untuk para pejalan kaki yang di beberapa sudut terdapat mural dan rumah-rumah bergaya lama untuk tempat berfoto dengan latar tulisan aksara Jawa.

3. Pantai Congot

Pantai ini menjadi magnet bagi mereka yang mencari keindahan alam yang belum terlalu ramai dikunjungi, dengan pasir putih, air laut yang jernih, serta panorama alam Pantai Congot yang mempesona. Lokasinya berada di Desa Congot, Kecamatan Temon, Kulon Progo.

Meskipun terletak agak jauh dari pusat kota Yogyakarta, akses menuju pantai ini relatif mudah. Pengunjung bisamenggunakan kendaraan pribadi atau mengandalkan angkutan umum. Perjalanan menuju pantai pun memberikan pengalaman tersendiri lantaran melewati pedesaan yang asri serta hamparan sawah hijau.

 


4. Desa Wisata Kasongan

Kerajinan di Desa Wisata Kasongan
Kerajinan di Desa Wisata Kasongan. (Dok: TikTok @ngalorngidulyuk)

Lokasinya ada di Yogyakarta bagian selatan, Desa Wisata Kasongan menawarkan berbagai pernak-pernik kerajinan sebagai dekorasi untuk rumah. Kampung ini terlihat sangat "nyeni" dan unik, wisatawan bisa menemukan oleh-oleh kerajinan rotan hingga pahatan patung dari kayu untuk dibawa pulang.

Berlokasi di Kabupaten Bantul, desa wisata ini sudah sejak lama terkenal sebagai sentra kerajinan gerabah. Tak heran memang, sebab ternyata di sini ada banyak UMKM yang bergerak di bidang kerajinan. 

Bahkan saking terkenalnya, Desa Wisata Kasongan tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestic, tetapi juga wisatawan mancanegara. Jika ingin berkunjung, sediakan waktu extra karena lokasinya berjarak sekitar 7 km ke arah selatan Kota Yogyakarta.

Mengutip dari laman Desa Wisata Bantul, sejarah Kasongan bermula dari matinya seekor kuda milik reserse Belanda di tanah milik seorang warga. Itu terjadi lantaran mereka takut dijatuhi hukuman oleh Belanda yang saat itu tengah menjajah Indonesia.

Lalu sang pemiliknya merelakan hak tanahnya dan aksinya itu diikuti oleh beberapa warga yang juga merelakan kepemilikan hak tanah mereka. Penduduk lain yang tidak memiliki tanah akhirnya memulai kegiatan baru dengan mengolah tanah liat menjadi mainan dan peralatan dapur.


5. Situs Warungboto

Jennifer Bachdim
Jennifer Bachdim berkesempatan mengunjungi salah satu situs bersejarah di Yogyakarta, yaitu Warungboto (Dok.Instagram/@jenniferbachdim/https://www.instagram.com/p/CFoth2fHgTR/Komarudin)

Situs Warungboto berlokasi di Jl. Veteran No.77, Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, bisa menjadi pilihan untuk berwisata. Situs yang dikenal dengan sebutan pesanggrahan Rejowinangun itu memiliki bentuk bangunannya yang unik.

Pesanggrahan yang dibangun era HB II ini memiliki banyak ruang, mulai dari ruang utama hingga pendukung. Ruang utama ada di bagian utama pesanggrahan, meliputi ruang pengimaman dan kolam yang dulunya merupakan tempat istirahat kerabat Kraton Yogyakarta. 

Situs ini dikunjungi dan dijadikan lokasi pre-wedding lantaran arsitekturnya yang unik. Kahiyang Ayu dan Boby Nasution sempat mengambil momen di sini untuk pre-wedding.

Sekarang ini situs tersebut tinggal menyisakan reuntuhan itu menjadi pilihan untuk mengabadikan momentum menjelang perkawinan. Lokasi yang digunakan adalah di sekitar kolam yang ada di depan pintu.

Pintu itu merupakan tempat untuk menuju ke ruang tapak masjid atau tempat untuk menjalankan ibadah. Nama Rejowinangun sendiri berasal dari kata “reja” yang berarti sejahtera dan “winangun” berarti membangun. Makna kata Rejawinangun berarti “membangun kesejahteraan.”

Infografis 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya