Simak 5 Fakta Menarik Ayam Bakar Taliwang Yuk, Mulai dari Sejarah Sampai Proses Pembuatan!

Ayam Taliwang terkenal sejak tahun 1960-an. Konon, salah satu pahlawan Revolusi Indonesia, Jenderal Ahmad Yani, pernah makan di warung nasi ayam Nini Manawiyah di Karang Taliwang. Kedatangan Jenderal Ahmad Yani di warung Nini Manawiyah menjadi cerita yang mengilhami banyak orang untuk mencicipi hidangan ini.

oleh Farhati Haqiya Silmi diperbarui 14 Des 2024, 11:40 WIB
Diterbitkan 30 Des 2023, 20:49 WIB
Ilustrasi ayam bakar taliwang
Ilustrasi ayam bakar taliwang/Shutterstock-Marla_Sela.

Liputan6.com, Jakarta Ngomongin pulau Lombok dan kuliner yang dimiliki memang nggak ada habisnya. Banyak pecinta makanan yang sudah nggak asing dengan masakan khas lombok satu ini, yaitu ayam taliwang. Ayam bakar ini juga menjadi olahan unggulan masyarakat setempat, lho. 

Meski banyak yang mengenal makanan satu ini, tapi banyak juga yang belum tahu lebih dalam fakta dan sejarahnya. Kamu sendiri sudah tahu belum tentang ayam taliwang? Kalau belum, simak fun fact berikut yuk!

 

Berasal dari Nama Salah Satu Kampung

Nama "Ayam Taliwang" bukan hanya sekadar nama makanan lho, tetapi juga berasal dari sebuah kampung bernama Karang Taliwang di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Lombok. Inilah lokasi pertama kali hidangan ini diperkenalkan kepada dunia dan menjadi ikon makanan khas masyarakat Suku Sasak di Lombok - NTB

 

Menjadi Sejarah Perdamaian

Ayam Taliwang pertama kali muncul pada masa perang antara kerajaan Selaparang dan kerajaan Karangasem Bali. Saat itu pasukan dari Kerajaan Taliwang bertugas untuk melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem agar pertempuran yang berpotensi merugikan banyak nyawa dan harta bisa dihindari.

Di dalam pasukan juga terdapat pemuka agama Islam, juru masak dan juru kuda yang semuanya memiliki tugas masing-masing. Di saat inilah, para juru masak berperan penting dalam menyediakan hidangan lezat, termasuk Ayam Taliwang untuk pasukan kerajaan. Juru masak membuat masakan ini dengan memanfaatkan bahan masakan serta bumbu yang ada di sekitar mereka.

 

Cita Rasa Khas

Ayam Taliwang dikenal karena citarasa kuatnya. Nggak sembarangan, ayam kampung yang masih muda, sekitar usia 50 hari hingga 3 bulan menjadi pilihan bahan utama untuk hidangan ini. Selain menggunakan ayam kampung, beberapa pedagang juga memakai jenis ayam pejantan dan ayam arab.

Pengolahan ayam kampung yang masih muda memberikan tekstur daging yang lembut dan cita rasa yang lebih kaya. Bumbu-bumbu tradisional seperti kunyit, kemiri, dan cabai merah sering digunakan untuk memberikan rasa yang khas pada Ayam Taliwang.

 

Proses Pembuatan yang Unik

Proses pembuatan ayam taliwang ini cukup unik. Ayam yang telah dibersihkan dan ditusuk dengan batang bambu pertama-tama dipanggang di atas bara api dari arang batok kelapa. Yap, proses memasak Ayam Taliwang melibatkan penggunaan api langsung dari arang batok kelapa, memberikan rasa asap yang unik dan aroma yang menggoda. Di sisi lain, penggunaan batang bambu sebagai tusukan memberikan hasil panggang yang merata.

Setelah dibakar, ayam digoreng sebentar di atas wajan, lalu dipukul-pukul agar bumbu meresap ke dalam daging. Terakhir, ayam dibakar kembali di atas bara api agar bumbu matang meresap dengan sempurna.

 

Perkembangan Ayam Taliwang

Melansir dari kemendikbud.go.id, ayam Taliwang terkenal sejak tahun 1960-an. Konon, salah satu pahlawan Revolusi Indonesia, Jenderal Ahmad Yani, pernah makan di warung nasi ayam Nini Manawiyah di Karang Taliwang. Kedatangan Jenderal Ahmad Yani di warung Nini Manawiyah menjadi cerita yang mengilhami banyak orang untuk mencicipi hidangan ini. Hal ini menciptakan dorongan dalam mempopulerkan Ayam Taliwang.

Setelah Nini Manawiyah, banyak masyarakat Karang Taliwang yang membuka usaha warung nasi Ayam Taliwang. Salah satunya adalah warung milik Papin Haji Ahmad Moerad dan istrinya, yang terletak di Pasar Cakranegara.

Warung milik Papin Haji Ahmad Moerad membawa Ayam Taliwang ke level berikutnya dengan menciptakan bumbu sendiri dan memperkenalkan hidangan ini kepada lebih banyak orang. Kiprahnya dalam menjaga tradisi kuliner ini telah menjadi bagian penting dari sejarah kuliner Lombok.

 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya