Heboh Orang Mengeluh Mahalnya Makan di Warteg Rest Area, Tuai Komentar Pro Kontra

Orang itu mengaku memilih makan di warteg rest area karena harganya disangka murah.

oleh Asnida Riani diperbarui 12 Jan 2024, 06:31 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 06:31 WIB
Warteg
Ilustrasi makanan warteg di rest area. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Konten seputar makanan masih jadi salah satu yang acap kali menarik perhatian online. Yang terbaru, sebuah unggahan yang memperlihatkan orang mengeluh mahalnya makan di warung tegal alias warteg di rest area tengah jadi perbincangan daring.

Video yang dimaksud jadi viral di TikTok setelah dibagikan akun @tukang_jalandanjajan, baru-baru ini. Di rekaman yang sudah ditonton 1,7 juta kali saat artikel ini ditulis, tampak seorang pria bercerita makanan yang disantap dan harganya.

"Warteg mehong di rest area .. kapok #wartegmahal," tulisnya sebagai keterangan unggahan. Setelah dirangkum, dua orang ini makan satu porsi kikil Rp20 ribu, tiga buah telur seharga Rp15 ribu, tiga pepes tahu Rp15 ribu, tiga porsi nasi putih seharga 15 ribu, satu teh botol Rp5 ribu, dan ragam sayur Rp20 ribu, dengan total Rp95 ribu.

Salah satunya terdengar mengatakan, "Kita pikir makan murah ... Ternyata mahal juga. Ih, enggak lagi, enggak lagi, enggak lagi. Kirain warteg tuh murah, kagak, mahal."

Unggahan ini menimbulkan komentar pro kontra warganet. Beberapa ada yang mengaku tidak tahu bahwa ada warteg di rest area, namun kebanyakan menilai harga yang ditentukan rumah makan itu sudah sesuai.

"95 rb dapet 2 piring dan kenyang masi dibilang mahal?" sindir salah satunya, sementara ada juga yang menyindir, "Naik mobil makan berdua 100 ribu mahal 🤣🤣." "Wajar enggak sih karena pake kikil juga. Makannya lumayan banyak," sahut warganet lain.

Kasus Lainnya

Warung Makan
Sebuah warung makan di Sabah, Malaysia, jadi viral setelah diduga menggetok harga dengan menghargai 50 ringgit (sekitar Rp167 ribu) untuk sepotong cumi. (dok. Facebook @Hana.Noey85/https://www.facebook.com/Hana.Noey85/posts/pfbid031M3MyzmBwcyFT8HAvJes3XDo7VGZ6Kywxv9Xmfv586qScnqNvrhDbDpqoLsauZnbl)

Sebelumnya, kasus diduga getok harga dilaporkan di masa liburan akhir tahun. Sebuah warung makan di Sabah, Malaysia, jadi viral setelah menagih pelanggannya sebesar 50 ringgit (sekitar Rp167 ribu) untuk sepotong cumi, sehingga total harga satu piring lauk itu dengan nasi: 75 ringgit (sekitar Rp250 ribu).

Melansir World of Buzz, 25 Desember 2023, atas kejadian itu, pemilik warung yang dimaksud meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan, tapi di saat yang sama, ia juga memberi beberapa penjelasan. "Harga selalu ditampilkan, dan Anda tidak wajib membelinya jika dianggap terlalu mahal," sebut dia.

Di unggahan Facebook-nya yang viral, si pemilik warung makan menjelaskan bahwa harga makanan selalu tertera, dan cumi di dalam menu dihargai antara 20 hingga 100 ringgit (sekitar Rp67 ribu--Rp334 ribu), tergantung ukurannya, yang beberapa di antaranya hanya dapat diperoleh melalui pesanan khusus.

Ia menjelaskan, "Satu kilogram cumi mentah harganya 38 ringgit (sekitar Rp127 ribu), dan satu kilogram hanya berisi dua hingga tiga buah. Tiga puluh delapan ringgit TIDAK termasuk bahan masakan lain, sewa, gaji karyawan, dan lain-lain."

Harga Terpampang Jelas

Ilustrasi Cumi-Cumi
Ilustrasi cumi-cumi. (dok. Pixabay.com/Miguelpereda/Putu Elmira)

Pemiliknya menambahkan, ia tidak pernah memaksa pelanggan membayar melebihi kemampuan mereka karena harga makanan selalu terpampang. "Kami memiliki lebih banyak opsi makanan untuk dipilih pelanggan," imbuhnya.

Meski menghadapi banyak tantangan selama 30 tahun menjalankan bisnis, ia berterima kasih pada pelanggan yang terus mendukungnya dan bisnisnya. Segera setelah cumi seharga 50 ringgit itu menjadi viral, petugas dari Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Malaysia (KPDNKK) berkunjung ke lokasi untuk mengamati masalah tersebut.

Belum ada informasi terbaru lainnya terkait ini. Tidak hanya sekali terjadi pada 2023. Seorang pengguna Facebook turun ke grup Complaint Singapore untuk berbagi keluhan tentang sup ikan seharga 9,8 dolar Singapura (sekitar Rp111 ribu).

Mengutip Mothership, 29 Juli 2023, pengguna itu menulis bahwa mereka membeli sup ikan kerapu dari King Grouper Fish Soup di Kopitiam, Compass One. Sup seharga 9,5 dolar Singapura, dengan biaya tambahan 0,3 dolar Singapura karena dipulang pulang, dibelinya.

Pengguna mengatakan, sup itu dibeli untuk ayahnya yang sedang memulihkan diri dari operasi. Namun, ketika ia pulang dan membuka makanan untuk sang ayah, sup tersebut hanya memiliki "3,5--4 irisan kecil ikan yang menyedihkan di dalamnya."

Tanggapan Warung Makan

Sup Ikan
Pelanggan komplain sup seharga rp111 ribu hanya berisi empat potong ikan. (dok. Facebook Complaint Singapore)

"Ini adalah perampokan di siang hari!" tulis pengguna itu. "Standarnya menurun sejak mereka mulai membuka lebih banyak gerai, dan sup ikannya tidak seperti dulu lagi. Bahkan, gerai di Changi Village tidak lagi bagus (kualitas makannya)."

"Tapi selain rasa, menagih 9,5 dolar Singapura untuk empat irisan kecil ikan yang menyedihkan di outlet Compass One benar-benar menyisakan banyak hal yang diinginkan," imbuhnya.

Di komentar unggahan, pengguna membagikan bahwa mereka sudah menghubungi tim manajemen, yang mengatakan seharusnya ada lima potong ikan dalam sup tersebut. "Itu masih terlalu mahal menurut saya," kata pengguna tersebut.

Banyak warganet setuju dalam komentar bahwa hidangan sup ikan itu terlalu mahal. Beberapa bahkan berbagi pengalaman serupa dari toko yang sama.

Namun pada Mothership, King Grouper Fish Soup memastikan bahwa ini bukan praktik getok harga. Pihaknya berbagi, mereka telah menerima komplain atas kejadian ini dan segera menawarkan pengembalian uang pada pelanggan, lalu ditindaklanjuti dengan menegur outlet terkait.

Sup Ikan
Pelanggan komplain sup seharga rp111 ribu hanya berisi empat potong ikan. (dok. Facebook Complaint Singapore)

Kedai makan itu mengatakan, "Meski kami tidak dapat memverifikasi komplain, kami mencatat bahwa pekerja mungkin (telah membuat) kesalahan dengan memasukkan hanya empat potong ikan, bukan lima potong untuk sup ikan kerapu merah yang dipesan."

Warung makan tersebut mengatakan bahwa itu adalah kebijakan mereka untuk memberi pengembalian uang pada pelanggan jika mereka tidak puas dengan makanan atau layanannya. Kios itu juga berbagi bahwa pelanggan menolak pengembalian uang, semata ingin memberi tahu mereka bahwa "tidak adil rasanya membayar begitu banyak untuk (makanan) begitu sedikit."

Mengenai harga makanan, King Grouper Fish Soup mengatakan bahwa mereka yakin harga mereka mirip dengan harga pasar jika dibandingkan dengan gerai sup ikan lain.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya