Liputan6.com, Jakarta - Protes di Peru membuat akses ke salah satu situs warisan paling populer di Amerika Selatan, Machu Picchu terblokir. Kemarahan masyarakat setempat atas sistem tiket baru yang menghentikan transportasi kereta api ke situs ikonik Inca juga menyebabkan beberapa wisatawan terlunta-lunta.
Mengutip dari laman Travel and Tour World, Selasa, 30 Januari 2024, terhambatnya akses ke Situs Warisan Dunia UNESCO ini sangat berdampak pada pariwisata, yang merupakan sektor penting bagi perekonomian Peru. Dua operator tur, pada hari Senin, mengonfirmasi bahwa jalur perjalanan tetap ditutup, sehingga tidak dapat mengunjungi situs bersejarah tersebut.
Baca Juga
Tiket Pesawat Turun di Libur Nataru, Benarkah Sulit Mencari di Online Travel Agent karena Sudah Banyak Terjual?
Museum Nasional Rayakan Hari Disabilitas Internasional, Gelar Pekan Inklusivitas dengan Kuota Peserta Terbatas
Potret Liburan Mewah Jhony Saputra Anak Haji Isam yang Disorot karena Jadi Komisaris di Umur 21 Tahun
Protes terkait sistem tiket online telah memicu ketidakpuasan yang meluas, terutama di kalangan komunitas lokal dan bisnis yang berhubungan dengan perjalanan. Mereka khawatir bahwa platform penjualan tiket elektronik baru, yang dirancang untuk memusatkan penjualan tiket akan meminggirkan perusahaan lokal, dan secara efektif menyerahkan kendali keuntungan kepada satu perusahaan.
Advertisement
Leslie Urteaga, Menteri Kebudayaan Peru, mengunjungi wilayah tersebut pada hari Minggu untuk mengatasi "pemogokan tanpa batas" yang dipimpin oleh serikat perjalanan, operator tur, dan penduduk setempat. Meskipun ada upaya-upaya ini, resolusi belum tercapai dan dialog antara pihak berwenang dan pengunjuk rasa terus berlanjut.
Inti perselisihannya terletak pada pengelolaan jumlah pengunjung. Pihak berwenang berada di bawah tekanan untuk menemukan keseimbangan antara melestarikan situs dan mengakomodasi peningkatan jumlah wisatawan.
Sistem Tiket Jadi Persoalan
Pengelola situs tersebut telah menyuarakan keprihatinan tentang kepadatan yang berlebihan dan penjualan tiket yang berlebihan. Situasi ini memerlukan penerapan langkah-langkah baru untuk mengendalikan arus pengunjung, terutama ketika perjalanan global kembali pulih pascapandemi.
Pemerintah mempertahankan sistem tiket baru, yang membatasi jumlah tiket masuk harian sebanyak 4.500, meningkat dari batas sebelumnya yaitu 3.800. Mereka berpendapat bahwa sistem ini, yang mulai berlaku pada bulan Januari, sangat penting untuk pengelolaan jumlah pengunjung yang lebih baik.
Namun, kekacauan yang terjadi baru-baru ini dan penutupan tiga kawasan di Machu Picchu pada bulan September lalu karena kerusakan situs menggarisbawahi rapuhnya keajaiban kuno ini. Kerusuhan yang sedang berlangsung tidak hanya mengancam situs warisan tersebut tetapi juga membahayakan perekonomian Peru yang bergantung pada pariwisata.
Sebelumnya diberitakan, kuota kunjungan ke reruntuhan Inca kuno Machu Picchu ditambah menjadi 4.500 per hari. Kementerian Kebudayaan Peru pun mengatakan bahwa pada tanggal-tanggal tertentu, kuota dapat ditingkatkan menjadi 5.600 mulai 1 Januari 2024.
Advertisement
Kunjungan Dibatasi hingga 3.800 per Hari
Dikutip dari AFP, Kamis, 7 Desember 2023, Machu Picchu saat ini mengizinkan 3.600 hingga 3.800 pengunjung per hari. Pada September 2023, Peru menutup sementara tiga sektor Machu Picchu akibat dampak padatnya pengunjung di lokasi tersebut.
Machu Picchu, 130 kilometer dari Cusco, dibangun pada abad ke-15 di ketinggian 2.500 meter atas perintah penguasa Inca Pachacutec. Bangunan ini dianggap sebagai keajaiban arsitektur dan teknik dan dinyatakan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 1981.
Pariwisata merupakan kunci bagi perekonomian Peru. Negara ini telah mendatangkan sekitar 4,5 juta pengunjung sebelum pandemi Covid-19 pada 2020.
Jumlah kunjungan diperkirakan akan berakhir tahun ini dengan sekitar setengah dari jumlah tersebut, yaitu 2,2 juta. Dikenal sebagai "kota Inca yang hilang", Machu Picchu ditemukan pada 1911 oleh penjelajah Amerika Hiram Bingham. Di layar perak, karakter petualang Indiana Jones sebagian terinspirasi oleh Bingham.
Pada awal 2023, kegiatan wisata di Machu Picchu dan Inca Trail Network -paket perjalanan menyusuri jejak masyarakat Inca di masa lalu- terpaksa dihentikan sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan. Hal ini merupakan dampak dari kerusuhan politik di Peru.
Wisatawan Sempat dapat Pengembalian Dana
Dikutip dari CNN, Senin, 23 Januari 2023, Direktorat Kebudayaan Terdesentralisasi dan Direktorat Suaka Sejarah Machu Picchu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 20 Januari 2023, bahwa turis yang memiliki tiket masuk tertanggal 21 Januari 2023 atau setelahnya dapat mengklaim pengembalian uang hingga satu bulan setelah protes berakhir.
Sementara, menurut situs berita pemerintah Peru, Andina, sebagian jalur kereta api Urubamba - Ollantaytambo - Machu Picchu rusak selama protes anti-pemerintah pada Kamis, 19 Januari 2023. Situasi itu memaksa penghentian layanan kereta hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Layanan kereta yang ditangguhkan menyebabkan 417 orang, termasuk 300 warga negara asing, terdampar di Distrik Machu Picchu. Setidaknya 300 dari turis itu adalah orang asing, kata Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Luis Helguero.
Helguero mengatakan pihak berwenang sedang mengevaluasi serta memperbaiki kerusakan agar para wisatawan dapat dievakuasi. Beberapa turis telah dievakuasi dengan berjalan kaki, tetapi perjalanan itu, kata Helguero, memakan waktu setidaknya enam hingga tujuh jam.
Advertisement