Liputan6.com, Jakarta - Di masa ini, jutaan orang di dunia mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), punya utang yang menumpuk, mengalami kesusahan, tak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan, tak memiliki akses ke air bersih, kelaparan dan miskin. Di tengah sederet 'kesuraman' tersebut, zakat bisa menjadi secercah harapan dan solusi bagi masyarakat yang mengalami permasalahan ini. Zakat berpotensi memberantas kelaparan dan kemiskinan, bagaimana caranya?
Bidang Ekonomi
Baca Juga
Dalam bidang ekonomi, zakat dapat berperan dalam pencegahan terhadap penumpukan kekayaan yang dimiliki oleh hanya segelintir orang saja serta mewajibkan orang kaya untuk mendistribusikan harta kekayaannya kepada orang-orang yang fakir dan miskin. Dana zakat yang terkumpul kemudian bisa berperan sebagai sumber dana yang potensial untuk mengentaskan kemiskinan. Zakat bisa digunakan sebagai bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-harinya bahkan hingga modal usaha. Ketika usaha mereka berkembang, mereka dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan lainnya.
Advertisement
Bidang Pendidikan
Dalam bidang Pendidikan, zakat berperan sebagai investasi jangka panjang untuk membantu mencetak generasi-generasi yang berkualitas. Menyongsong Indonesia Emas 2045, kualitas pendidikan menjadi faktor utama agar ketika di masa depan Indonesia telah siap dengan sumber daya manusia yang tangguh sehingga dapat menyokong penuh perkembangan pembangunan dari hulu ke hilir. Peran zakat dalam bidang pendidikan ini dapat berupa bantuan sarana prasarana pendidikan, pengembangan guru, hingga beasiswa.
Bidang Kesehatan
Bidang kesehatan juga tidak kalah penting sebagai penunjang terbentuknya sumber daya yang berkualitas. Kesehatan ini merupakan salah satu kebutuhan vital dalam kehidupan. Apabila masyarakatnya sehat, akan menyokong bidang lain sehingga perkembangan di berbagai lini kehidupan akan berjalan lancar. Zakat dapat berperan dalam bentuk layanan kesehatan, fasilitas kesehatan seperti peralatan medis hingga rumah sakit.
Â
Zakat Adalah Hak Orang Miskin
Keadilan sosial dan kasih sayang terhadap sesama manusia, terlebih mereka yang kurang beruntung, merupakan tema sentral dalam risalah Allah Swt kepada umat manusia, khususnya umat Islam. Atas dasar itu, tak heran apabila kedudukan zakat sama dengan salat dan berpuasa, yang juga diwajibkan untuk seluruh umat Muslim. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan Allah Swt dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 43:"Dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk." (QS. A-Baqarah: 43)
Selain ayat di atas, masih ada 26 ayat lainnya di dalam Al-Quran yang menyebutkan zakat bergandengan dengan salat. Hal ini berarti, zakat adalah kewajiban yang setara nilainya dengan kewajiban salat lima waktu. Ayat-ayat tersebut memperkuat narasi bahwa agama Islam memang mengajarkan kedamaian dan kasih sayang terhadap sesama. Dengan zakat, orang-orang fakir dan miskin dapat terbantu, sehingga kehidupan mereka bisa lebih sejahtera.
Meski begitu, Islam tidak menganggap zakat sebagai bantuan yang diberikan kepada orang miskin dari orang kaya, melainkan zakat adalah hak orang miskin atas kekayaan orang kaya, seperti yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran surah Az-Zariyat ayat 19:"Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta." (QS. Az-Zariyat: 19)
Di sisi lain, perlu dipahami bahwa zakat tidak sama dengan sedekah. Tidak semua sedekah adalah zakat, namun semua zakat adalah sedekah. Zakat juga tidak seperti sedekah yang diberikan kepada orang yang membutuhkan secara sukarela. Untuk itu, bagi siapa pun yang dengan sengaja menahan zakatnya, maka mereka dianggap merampas hak para fakir miskin. Sebaliknya, bagi mereka yang membayar zakat, maka mereka sedang "mensucikan" hartanya dengan memisahkannya dari bagian yang menjadi hak fakir miskin.
Â
Advertisement
Peran Lembaga Pengelolaan Zakat
Pengelolaan zakat diperlukan lembaga amil zakat yang amanah dan bertanggung jawab. Dompet Dhuafa saat ini menjadi salah satu lembaga amil zakat yang dipercaya oleh masyarakat dalam menyalurkan zakatnya. Sejak tahun 1993, Dompet Dhuafa telah mengelola dan menyalurkan dana sosial untuk kaum dhuafa yang membutuhkan.
Caranya pun bukan hanya sekedar memberi kepada yang membutuhkan, tetapi juga menyalurkan dana ke program pengembangan yang akan membantu masyarakat dhuafa untuk bisa lebih mandiri dan sejahtera. Dompet Dhuafa memiliki program dan layanan dalam lima pilar bidang, yakni kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, dakwah, dan ekonomi.
Salah satu program unggulan Dompet Dhuafa dalam bidang ekonomi, yakni Desa Tani di Desa Cibodas, Lembang, Bandung Barat, menjadi salah satu program yang dapat dikatakan berhasil menaikkan taraf hidup kaum dhuafa.
Program ini hadir sebagai upaya untuk memberantas kemiskinan melalui pengembangan pertanian sayur. Petani dari kelompok masyarakat miskin diberdayakan untuk mengelola lahan pertanian dengan skema pendampingan. Dalam program Desa Tani ini Dompet Dhuafa menyediakan lahan dan pelatihan untuk para penerima manfaat agar mereka dapat bertani. Selain itu, akses terhadap bahan, mesin, dan alat budidaya juga disediakan, termasuk prasarana seperti saung, musala, dan MCK juga disediakan.
Dalam bidang pendidikan, Dompet Dhuafa hingga saat ini telah mencetak ribuan lulusan berkualitas melalui program pendidikan Beasiswa Aktivis Nusantara, ETOS ID, Smart Ekselensia Indonesia, Beasiswa STIM Budi Bakti, hingga Ekselensia Tahfidz School.
Sementara itu, penyaluran manfaat Dompet Dhuafa dalam bidang kesehatan telah tersebar di 12 Provinsi di Indonesia melalui program Layanan Kesehatan Cuma-cuma. Layanan ini bergerak dalam 3 pilar utama, yaitu pelayanan kemudahan akses kesehatan, mendapatkan jaminan kesehatan untuk masyarakat dhuafa, dan pemberdayaan program kesehatan berbasis wilayah lingkungan sekitar.
Kita perlu sadari, kemiskinan mungkin tidak akan seratus persen menghilang dari muka Bumi, tapi umat Islam akan terus berjuang untuk melawannya, salah satu caranya adalah dengan mengeluarkan zakat dan mengelolanya dengan penuh tanggung jawab. Mari tunaikan zakat kita di lembaga, agar kebermanfaatannya lebih adil dan amanah.
Â