Liputan6.com, Jakarta - Masjid Al Jabbar di Bandung, Jawa Barat, kembali disorot publik. Bukan soal keindahan atau kesyahduan beribadah di sana, melainkan praktik pungli yang bikin pengunjung kapok.
Menanggapi hal itu, Sekda Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengatakan akan segera menertibkan pungli yang dilakukan juru parkir dan petugas penitipan barang di area Masjid Al Jabbar. "Pagi ini Dewan Eksekutif Masjid Al Jabbar membahas langsung termasuk dengan para petugas di lapangan," ujar Herman Suryatman yang juga Ketua Harian Dewan Eksekutif Masjid Raya Al Jabbar, Minggu (14/4/2024), dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com.
Menurut Herman, Dewan Eksekutif selaku pihak yang memelihara masjid raya provinsi ingin masalah ini segera tuntas. Jika ditemukan pungli yang dilakukan petugas, ia berjanji Dewan Eksekutif akan segera menertibkan. "Akan langsung kami tertibkan," ucap Herman.
Advertisement
Ia mengaku sejak dulu prioritas utama Dewan Eksekutif adalah kenyamanan dan keamanan jemaah. Karena itu, pihaknya menyesalkan kejadian yang membuat tidak nyaman jemaah. "Atas nama Dewan Eksekutif Masjid Raya Al Jabbar kami menyampaikan permohonan maaf," ucapnya.
Herman memastikan bahwa kejadian tersebut dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab serta tanpa izin dan di luar sepengetahuan pengelola. Pihaknya menjanjikan akan mengevaluasi sistem pelayanan di lapangan agar kejadian serupa terulang di masa mendatang.Â
Herman juga menyarankan jemaah agar lebih berhati-hati terhadap orang yang memungut uang, termasuk biaya parkir tak resmi, atas nama pelayanan Masjid Al Jabbar. "Langsung saja laporkan kepada kami atau pihak berwajib apabila ada kejadian serupa (pungli)," katanya.
Â
Kasus Pungli Parkir di Masjid Al Jabbar
Sebelumnya, seorang pengguna X, dulunya Twitter, dengan nama akun @petanirumah melontarkan uneg-unegnya terkait pungli yang dialaminya saat berkunjung ke Masjid Raya Provinsi Jawa Barat. Ia memulainya dengan menampilkan foto masjid yang terlihat indah bercahaya di malam hari.
"Mesjid yang nggak akan pernah saya kunjungi dan tidak akan pernah saya rekomendasi untuk dikunjungi," cuitnya pada 13 April 2024.
Ia menerangkan bahwa saat itu memutuskan singgah ke masjid tersebut untuk menunaikan Salat Isya. Dari kejauhan, ia mengaku kagum dengan keindahan masjid yang saat itu lampunya menyala berwarna-warni. Sesampainya di pintu masuk, ia diberi karcis parkir.
Ia mengaku kesulitan mendapatkan tempat parkir karena melihat ada ratusan mobil di tempat itu saat yang sama. Ia pun membayangkan ribuan orang akan salat berjemaah di dalamnya.
"Setelah keliling akhirnya nemu tempat parkir dan ada petugas parkir pakai rompi di dalam. Keluar mobil langsung diminta uang "seikhlasnya" karna udah bantu kasih aba aba parkir. Kasih 2 ribu nggak mau. Lah katanya ikhlas," tulisnya.
"Kasih 5 ribu masih melengos akhirnya petugas bilang 10 ribu. Saya kasih aja. Karna udah adzan isya dan mau buru2 biar bisa jamaah bergegas deh ke Mesjid," sambungnya.
Advertisement
Permainan Petugas Penitipan Sepatu
Kesabarannya kembali diuji saat hendak menitipkan sepatu. Ia mengaku petugas yang melayaninya saat itu tidak mau menerima karena sepatunya tidak dimasukkan ke plastik. Terpaksa, ia membeli plastik yang dijual sebelum pelataran seharga Rp5 ribu.
"Akhirnya bisa titip sepatu dan di kasih nomor," tulisnya.
Ia kemudian ke toilet sebelum berwudu. Tapi, sikap petugas di toilet juga tak ramah. Ia mengaku digedor-gedor petugas yang berbicara menggunakan toa berbicara, 'di toilet jangan lama-lama'. Ia akhirnya tak jadi masuk toilet, tetapi langsung ke tempat wudu. Tempat itu disebutnya besar dan sepi.
"Langsung naik ke atas ternyata yang jamaah hanya beberapa saf aja. Bahkan hingga jamaah selesai," celotehnya lagi.
Selesai salat, ia kembali ke tempat penitipan sepatu untuk mengambil sepatunya. Ia menunggu 30 menit demi sepatunya dikembalikan. Tapi, petugas yang melayaninya lagi-lagi bersikap tak ramah, bahkan menyuruhnya mencari di tempat lain padahal nomor penitipan sudah ditunjukkan.
"Akhir petugas lain bantuin. Ternyata sepatunya ada di bawah kaki dia," keluhnya.
Drama Pungli Parkir Berlanjut
Pengalaman tak menyenangkan di Masjid Al Jabbar rupanya masih terus berlanjut. Seorang petugas parkir yang berbeda tetapi dengan rompi yang sama memintanya membayar Rp10 ribu 'seikhlasnya'. "Karna malas debat saya kasih 10 ribu. Saya di pintu keluar bayar parkir lagi 5 ribu. Waktu saya saya bilang udah bayar 2 kali 10 ribu di dalam petugasnya hanya senyum senyum aja," sambungnya.
Dengan begitu, total uang yang dikeluarkannya sampai Rp30 ribu untuk salat di Masjid Al Jabbar. Padahal, ia tak masuk ruangan berbayar sama sekali.
"Karna di luar macet ada satu petugas pakai rompi yang bantu keluar. Sambil ngulurkan tangannya minta seikhlasnya lagi. Karna udah kesal saya nggak kasih," ia melanjutkan utasnya.
"Saya mengagumi keindahan Mesjidnya tapi sayang ternoda oleh petugasnya. Pantang lihat plat mobil beda," ucapnya lagi.
Ceritanya di X seketika viral hingga menarik perhatian warganet. Tak sedikit yang mengkritik DKM Masjid Al Jabbar. "Ripuh lah pira saukur hyng sholat kudu mayar parkir nepi k 20 nyampe 30 rb mah (repot lah hanya ingin salat saja harus bayar sampai Rp20--30 ribu)," tulis warganet di kolom komentar Instagram @masjidrayaaljabbar.
Advertisement