Kemenparekraf Ingatkan Hotel Bintang 5 yang Larang Warga Lokal Surfing di Sumba: Itu Kan Milik Negara

Sebuah video viral yang diunggah akun TikTok @ishakmaja20 dan diunggah ulang banyak akun lain menampilkan adu mulut antara warga lokal dan seorang wanita yang mengaku sebagai manajer hotel untuk tidak beraktivitas di laut dekat hotel mereka, termasuk surfing.

oleh Rusmia Nely diperbarui 30 Mei 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 15:00 WIB
Kemenparekraf Berikan Tanggapan Hotel yang Larang Warga Lokal Surfing di Sumba
Tangkapan layar seorang manajer hotel di Sumba yang diketahui melarang warga lokal surfing di tepi laut dekat hotelnya di Nihiwatu. (dok. Youtube @rovyntenge/https://youtu.be/VqSwKMX1dV8?si=uzjNKNFESAPcYz15/Rusmia Nely)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video viral yang diunggah akun TikTok @ishakmaja20 dan dibagikan ulang banyak akun media sosial pada Sabtu, 25 Mei 2024 menampilkan rekaman video seorang wanita yang beradu cekcok dengan perekam video. Terdengar bahwa si wanita melarang perekam video untuk surfing di kawasan laut tersebut. Wanita tersebut dikabarkan merupakan manajer hotel bintang 5 di wilayah Nihiwatu, Sumba, Nusa Tenggara Timur.

"Kenapa bisa larang? Kenapa kami di larang? Coba jelaskan," sebut perekam video.

Tidak diketahui kapan konfrontasi tersebut terjadi, namun tampak bahwa kejadian tersebut terjadi di pinggir laut dekat dengan sebuah hotel yang tersorot oleh kamera.

"Viral percakapan antara seorang ibu dengan salah satu orang yang sedang melaksanakan surfing di laut, dimana ibu tersebut dalam ucapannya melarang beraktivitas di laut seputaran Hotel Nihi Watu Sumba,"  akun Instagram tersebut pada keterangannya.

Melihat hal tersebut, unggahan langsung ramai oleh pengomentar. Banyak dari warganet yang merasa bahwa pihak hotel tidak seharusnya melarang si perekam video karena laut merupakan milik negara yang bisa dimanfaatkan oleh publik.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan bahwa hal tersebut tidak dibenarkan.

"Kawasan pantai itu adalah kawasan untuk publik. Kita memang menghimbau bagi investor dan bagi pengelola hotel dan resor untuk tetap memperhatikan aturan-aturan garis pantai karena itu adalah kawasan publik," jelas Vinsensius saat ditemui di acara Pembukaan Deep & Extreme Indonesia di Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2024).

Laut adalah Milik Negara

Kemenparekraf Berikan Tanggapan Hotel yang Larang Warga Lokal Surfing di Sumba
Vinsensius Jumeda, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di acara Deep & Extreme Indonesia, Jakarta, Kamis (30/05/2024). (dok. Liputan6.com/Rusmia Nely)

Vinsensius mengimbau para pelaku usaha pariwisata yang memiliki hotel/resor di pinggir pantai untuk tidak menutup aksesnya terhadap masyarakat sekitar. Sebaliknya, Kemenparekraf bahkan meminta pelaku usaha untuk membuat akses bagi publik sehingga masyarakat bisa tetap melakukan kegiatannya tanpa harus melewati kawasan resor/hotel.

Mengenai apakah pihak hotel/resor bisa atau tidak menutup akses laut yang ada di sekitar kawasannya, Vinsensius mengatakan bahwa hal tersebut akan melanggar aturan negara soal batas-batas laut yang harus dihormat.

"Itu kan milik negara, jadi ada batas-batas tertentu di pantai yang tidak boleh kita langgar dan rata-rata yang kita lihat itu mereka tidak punya akses ke pantai," sebut Vinsensius.

Dalam video tersebut, diketahui bahwa si wanita 'mengusir' orang-orang yang berada di laut depan hotel karena dianggap mengganggu tamu-tamu hotel. Si perekam berbalik menjawab bahwa merekalah yang menyebabkan ombak rusak.

Terdengar berulang kali si perekam mempertanyakan hukum mana yang bisa melarang mereka untuk beraktivitas di laut. Hal tersebut tidak di jawab secara jelas oleh si wanita.

Picu Perdebatan di Masyarakat

Gunung Wanggameti adalah titik tertinggi di Sumba @laiwangi_wanggameti
Gunung Wanggameti adalah titik tertinggi di Sumba. (Dok: Instagram @laiwangi_wanggameti)

Si perekam juga berulang kali menanyakan perizinan yang dimiliki pihak hotel atas dasar pelarangan aktivitasnya di laut tersebut, namun si wanita tak mampu menunjukkan bukti perizinan yang diminta. Tidak diketahui bagaimana akhir dari konfrontasi tersebut, namun tindakan perempuan itu memantik kemarahan dari warganet.

Banyak dari mereka berkomentar miring soal investasi pariwisata di wilayah Sumba dan mengatakan bahwa masyarakat lokal semakin tersegregasi.

"Tdk ada dasar atau hukum dimanapun dalam perihal batas laut adapun resort hotel atau villa tdk bisa di batasi atau dilarang bagi siapapun apalagi warga lokal sendiri.🔥,' komentar seorang warganet.

"Macam dia yg punya laut 😂😂😂," ucap warganet yang lain, menimpali.

"baru tau aku laut milik pribadi🤣🤣🤣 setauku gak ada dah, kecuali ada pengeboran minyak itu pun hanya area dilarang mendekat," tulis warganet berbeda di akun TikTok tersebut.

Pesona alam Sumba di Nusa Tenggara Timur sudah dikenal sampai ke mancanegara. Tempat itu bahkan masuk daftar 24 destinasi wisata terbaik untuk dikunjungi di 2024 versi CNN Travel. Ulasan mengenai Sumba itu ditulis oleh jurnalis CNN Karla Cripps. Ia menyampaikan bagi mereka yang mencari destinasi pantai yang mengutamakan kesadaran masyarakat dan keberlanjutan, Pulau Sumba di Indonesia adalah jawabannya.

 

Pesona Alam Sumba

5. Desa Adat Ratenggaro, Sumba
Desa Adat Ratenggaro yang mempesona (foto: Kemenparekraf)

"Dengan desa-desa terpencil, hutan yang belum terjamah, ritual kuno, dan tempat selancar kelas dunia, Sumba adalah penangkal sempurna bagi keramaian Bali, yang hanya berjarak satu jam penerbangan. Memang belum terkenal secara internasional, namun bukan berarti kecil. Sumba memiliki luas lebih dari 4.000 mil persegi (lebih dari 10.000 kilometer persegi) – dua kali luas Bali," jelasnya.

Disebutkan pula bahwa Resor Nihi Sumba yang membawa pulau ini menarik perhatian para pencari kemewahan ketika pertama kali dibuka pada 2012. Lebih dari satu dekade kemudian, Sumba telah menyambut beberapa resor ramah lingkungan mewah baru.

Masyarakat Sumba dikenal memiliki tradisi adat yang kuat, seperti upacara adat dan rumah adat yang disebut "Ratenggaro". Selain itu, Sumba juga terkenal dengan tenun ikat tradisionalnya yang indah dan kuda Sumba yang merupakan simbol penting dalam kehidupan mereka.

Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, lanskap yang berbukit dengan padang rumput dan savana menjadi pemandangan khas yang segera kelihatan begitu menginjakkan kaki di Sumba. Budidaya ternak, termasuk kerbau, babi, dan sapi merupakan bagian dari keseharian masyarakat Sumba, di samping memelihara kuda yang merupakan ikon Sumba. 

Infografis Destinasi Wisata Urban
Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya