Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja trik kecantikan yang viral di media sosial. Kali ini, seorang TikToker merekomendasikan menggunakan cairan infus sebagai toner di rutinitas perawatan harian. Amankah?
Tips itu dikomentari pharmafluencer dr. Ayman Alatas di akun TikTok-nya. Lewat unggahan pada Minggu, 7 Juli 2024, ia mengatakan, "Jadi, yang perlu diperhatikan (adalah) jenis cairan infus itu banyak banget, dengan kandungan dan kegunaan yang berbeda-beda."
"Cairan infus pada dasarnya cairan steril," ia menambahkan. "Contohnya, NaCl 0,9 persen, yang mungkin dipakai mbanya (di video yang viral), itu biasanya digunakan untuk membersihkan luka."
Advertisement
Cairan infus digunakan sebagai skincare, dr. Ayman menegaskan, harus dilakukan melalui konsultasi lebih dulu pada dokter spesialis kulit. "Pasien yang berjerawat atau kulitnya berminyak biasanya akan diberikan NaCl 0,9 persen sebagai salah satu rangkaiannya," ucapnya.
"Cara pemberiannya akan diatur, berapa banyaknya, seberapa lama di wajahnya, jadi enggak bisa sembarangan," tegasnya. "Dalam beberapa kasus, (penggunaan cairan infus) bisa membuat kulit kering, mungkin karena terlalu lama atau cara pemakaiannya terlalu kasar. Makanya harus konsultasi ke dokter spesialis kulit buat pastinya."
Sebagai penutup, ia memperingatkan untuk tidak mencoba-coba beli cairan infus untuk dipakai secara bebas, karena "bisa saja tidak cocok." Terlepas dari itu, perawatan kecantikan menggunakan cairan infus sebenarnya memang ada, tapi tidak secara topikal.
Melansir laman Reset IV, Selasa, 9 Juli 2024, cairan infus kecantikan terdiri dari campuran unik vitamin, mineral, dan elektrolit. Formulasi ini menargetkan dan menghilangkan radikal bebas yang berkontribusi terhadap penuaan, membersihkan tubuh secara alami, dan membuang racun untuk membuat kulit tampak segar.
Efisiensi Perawatan Berbeda bagi Setiap Orang
Terapi ini merangsang perbaikan sel, serta mengembalikan produksi kolagen dan elastin yang diklaim dapat membantu memperkuat rambut dan kuku Anda, serta menyeimbangkan dan mencerahkan warna kulit. Efek perawatan ini umumnya akan bertahan sekitar satu minggu setelah prosedur selesai.
Namun, efisiensi perawatan tersebut bervariasi bagi setiap orang, serta bergantung pada kebutuhan, tujuan individu, serta jenis terapi yang diterima. Rata-rata prosedur ini memakan waktu antara 45 menit hingga satu jam. Efek lainnya, seperti mencerahkan kulit, mungkin memerlukan waktu hingga beberapa minggu untuk terlihat.
Selebritas Hollywood kerap mengandalkan infus vitamin dan antioksidan untuk membuat mereka terlihat sehat, serta punya kulit bercahaya. Banyak yang mengunggah foto diri mereka menerima infus di media sosial dan mempromosikan manfaat terapi kecantikan tersebut.
Madonna adalah salah satu selebritas pertama yang menganjurkan terapi vitamin intravena. Ia telah menggunakan infus vitamin B12 IV sejak 2007 untuk meningkatkan energi dan metabolisme tubuh.
Advertisement
Resep Sunscreen Buatan Sendiri
Selain infus jadi toner, influencer, sekaligus model yang terkenal di TikTok Nara Smith belum lama ini membagikan formula sunscreen buatan sendiri yang dikecam para ahli kulit. Dalam video, melansir Washington Post, 3 Juli 2024, suami Nara, Lucky Blue Smith, direkam mengaduk minyak kelapa, shea butter, mentega kakao, beeswax, dan minyak jojoba di dalam mangkuk di atas air mendidih.
Ia menambahkan bubuk zinc oxide ke dalam campuran tersebut sebelum menaruhnya ke wadah kaca dan dimasukkan ke lemari es. Smith tidak memberi proporsi yang tepat dari masing-masing bahan. Namun, bubuk zinc oxide merupakan satu-satunya bahan dalam daftar yang menawarkan perlindungan dari sinar matahari, menurut Yolanda C. Holmes, seorang dokter kulit yang berbasis di Washington, D.C. dan rekan di American Academy of Dermatology.
"Bahan-bahan ini bisa jadi pelembap yang baik untuk kulit, tapi bukan berarti bisa melindungi Anda dari sinar matahari," ujarnya. "Menggunakannya bisa membuat kulit Anda terbakar sinar matahari."
Holmes tidak merekomendasikan tabir surya buatan sendiri karena bahan-bahannya dapat menyebabkan iritasi bagi sebagian orang. Ia berbagi, "Sunscreen harus diuji secara ilmiah di laboratorium untuk memastikan produk tersebut memberi perlindungan terhadap (paparan) sinar matahari pada tingkat tertentu."
Uji Coba Sunscreen Buatan Rumahan
Kebanyakan tabir surya buatan sendiri tidak melindungi sinar matahari yang efektif, kata Daniel D. Bennett, seorang dokter kulit dan sekretaris-bendahara American Academy of Dermatology. Ia mengatakan, sunscreen buatan sendiri tidak melalui pengujian ketat yang diwajibkan Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA).
Washington Post membandingkan sunscreen buatan sendiri dengan tabir surya SPF 50 dari laboratorium menggunakan stiker pendeteksi UV berwarna ungu. Stiker yang bukan merupakan alat kesehatan ini ditempel di kulit dan dimaksudkan untuk jadi transparan jika ditutup dengan tabir surya yang memiliki perlindungan UV yang cukup.
Hasilnya, stiker di bawah tabir surya komersial jadi transparan, sedangkan stiker di bawah tabir surya buatan sendiri tetap berwarna ungu. Pada kemasan stiker tertulis bahwa jika "tidak terlihat jelas setelah pengaplikasian tabir surya, SPF mungkin tidak mencukupi, kedaluwarsa, atau tabir surya yang digunakan tidak cukup."
Holmes mengatakan, ia tidak dapat menjamin ilmu pengetahuan di balik stiker tersebut, namun mengkritik resep Smith. "Bahan-bahan dalam tabir surya buatan sendiri ini tidak akan memberi perlindungan dari sinar matahari," tegasnya.
Advertisement