Liputan6.com, Jakarta - Rencana pembangunan beach club di kawasan Sanur terus mendapat penolakan dan kritikan. Hal itu dinilai tidak sejalan dengan konsep pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Sanur yang ditujukan sebagai destinasi wisata kesehatan (health and wellness tourism).Â
Terkait hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta pembangun beach club di Sanur memperhatikan konsep kawasan secara menyeluruh. Karena lokasinya berdekatan dengan KEK Sanur, pihaknya meminta pengembang membangun beach club bertema senada.
"Harus bisa mengusung tema yang sama dan bisa jadi tempat healing juga. Dijaga juga dari segi kebisingannya supaya nanti tidak mengganggu sekitarnya," ujar Sandiaga ditemui di sela pemutaran perdana film Uang Panai 2 di Jakarta, Minggu, 21 Juli 2024.
Advertisement
Menurut Sandiaga, sangat dimungkinkan beach club yang akan dibangun di Sanur berbeda konsep dengan beach club yang menjamur di Canggu. Untuk memastikan kehadirannya tidak mengganggu tema pariwisata yang berkualitas, ia telah menunjuk Deputi Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini untuk mengawasi dan berkoordinasi dengan para pengelola di Sanur.
"Saya melihat bahwa Sanur ini sangat cocok untuk wisata healing dan juga harus bisa mencakup segala bentuk fasilitas yang sesuai dengan pariwisata yang berkearifan lokal, berbasis budaya untuk Bali yang berkualitas dan berkelanjutan," ucap Sandi.
Dalam kesempatan terpisah, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Bali Ida Ayu Indah Yustikarini menegaskan izin pembangunan beach club dikeluarkan karena sudah melalui pertimbangan bahwa tidak ada aturan dan kebijakan yang dilanggar.
"Sudah menjadi kebijakan dan aturan sesuai dengan online single submission domain yang merupakan kewenangan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota Denpasar," ujarnya dalam Weekly Brief with Sandi Uno secara hybrid, Selasa, 22 Juli 2024.
Â
Materi Promosi Beach Club Hilang
Â
Beach club di Sanur merupakan proyek yang bakal dikerjakan oleh The Icon Bali Mall. Mereka sempat menampilkan deskripsi bukan hanya satu, tapi dua beach club, yang akan dibuka di area Beach Promenade. Namun, deskripsi tersebut sudah menghilang dari laman resmi mereka.
Sementara, Ketua Dewan Pariwisata Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana menekankan bahwa semua pembangunan di Sanur mesti mempertahankan atmosfer yang membuat Sanur terkenal. Ia menerangkan bahwa selama ini, Sanur terbukti bisa menarik wisatawan yang mencari ketenangan, bahkan selama pandemi.
"Sanur telah memiliki segmentasi yang dibangun selama beberapa dekade dan itu tidak pernah berubah," kata Adnyana, dikutip dari The Bali Sun, Selasa (23/7/2024).
Ia menyebut pembukaan Icon Bali Mall telah mengubah atmosfer wisata sekitar Sanur sebagai destinasi pantai yang santai selama lebih dari 30 tahun. Hal itu berisiko mengancam bisnis pengusaha lokal yang sudah dibangun bertahun-tahun. Alih-alih beach club, ia merekomendasikan pembangunan beach lounge yang ukurannya lebih kecil dan lebih tenang.
"Seperti lounge yang lebih mewah. Kita bisa melihat contoh-contoh yang tetap positif dan tidak terlalu hingar bingar namun tetap menawarkan pengalaman yang sesuai dengan era saat ini," ujarnya.
Advertisement
Pembangunan Sentra UMKM di KEK Sanur
Sementara itu, PT Hotel Indonesia Natour atau InJourney Hospitality menyatakan KEK Sanur Bali menghadirkan Sentra UMKM dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. "Kami berharap Sentra UMKM Sanur menjadi motor penggerak ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," ujar Direktur Utama InJourney Hospitality Christine Hutabarat di Jakarta, Sabtu, 20 Juli 2024, dikutip dari Antara.
Christine menjelaskan Sentra UMKM Sanur akan menjadi tempat relokasi pengusaha lokal yang sebelumnya berjualan di tepi Pantai Sanur. Konsep pengembangannya adalah Natah Antakara, yang dalam bahasa Sansekerta berarti halaman matahari. Hal itu lantaran lokasinya berada di tepi pantai tempat matahari terbit di Bali.
Konsep perancangan Sentra UMKM ini terinspirasi dari Pantai Sanur dan mengutip bentuk-bentuk arsitektur Bali dengan konsep penyediaan lahan terbuka namun modular untuk penempatan pelaku usaha UMKM. Ia berharap dengan penyediaan lahan khusus untuk UMKM, keberadaan KEK Sanur bisa berdampak ekonomi dan multiplier effect kepada masyarakat sekitar.
KEK Sanur Jadi Percontohan Pengembangan Pariwisata Kesehatan di Indonesia
Sentra UMKM Sanur itu dikembangkan di area seluas 973 m2 untuk 49 kios UMKM dan satu balai nelayan. Fasilitas itu akan dilengkapi dengan basement dan panoramic deck dengan sentuhan kearifan lokal Bali. InJourney Hospitality bersama Pemerintah Kota Denpasar melalui Baga Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA) akan berkolaborasi mengelola Sentra UMKM ini sehingga menjadi rumah bagi para pelaku UMKM.
Mengutip kanal Bisnis Liputan6.com, KEK Sanur yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 ini merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk memanfaatkan potensi kawasan Sanur sebagai destinasi pariwisata kesehatan dengan menjadikan Bali sebagai landmark dalam peningkatan dan diversifikasi perekonomian Indonesia. Pemerintah membangun KEK Sanur yang terdiri dari Convention Center seluas 3750 meter persegi dan Alster Lake Clinic dengan terobosan teknologi kesehatan.
"KEK Sanur yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 ini merupakan inisiatif strategis pemerintah untuk memanfaatkan potensi kawasan Sanur sebagai destinasi pariwisata kesehatan dengan menjadikan Bali sebagai landmark dalam peningkatan dan diversifikasi perekonomian Indonesia," kata Menteri BUMN Erick Thohir.
Â
Advertisement