Liputan6.com, Jakarta - Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW yang ditetapkan sebagai hari libur nasional menjadikan seluruh Indonesia bisa merasakan long weekend pada pekan ini. Tak ada salahnya waktu ini dimanfaatkan untuk mengenal lebih jauh budaya tradisional Indonesia.
Untuk itu, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyajikan berbagai pertunjukan budaya sepanjang 14--16 September 2024. Salah satunya adalah menonton Reog Ponorogo. Para penari dengan topi barong yang menjulang tinggi akan tampil pada sore ini, mulai pukul 15.30 WIB, di Plaza Kori Agung yang berada di depan Museum Indonesia.
Selanjutnya, pengunjung juga akan bisa mengikuti pertunjukan angklung interaktif. Ini menjadi kesempatan untuk mencoba memainkan alat musik tradisional Sunda secara langsung, dipandu oleh dirijen pada Minggu, 15 September 2024.
Advertisement
Berikutnya ada tradisi khas pemuda Nias, yakni Tari Perang dan Lompat Batu. Tradisi yang awalnya dilakukan sebagai uji kedewasaan pria itu menampilkan penari yang akan melompati batu-batu besar. Mereka akan menghibur pengunjung pada Senin, 16 September 2024, di Plaza Kori Agung.
"Semua pertunjukan budaya ini gratis," kata Direktur Utama TMII Intan Ayu Kartika, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 13 September 2024.
Pertunjukan budaya juga akan dihadirkan sejumlah anjungan daerah. Di Anjungan Jawa Timur misalnya, pengunjung bisa menikmati Pergelaran Drama Tari Orek-Orek Ngawi. Sementara, Anjungan Di Yogyakarta menampilkan pertunjukan Ketoprak Mataram Pangeran Mangkubumi. Para pengunjung hanya diminta membayar tiket masuk TMII yang pada akhir pekan ini dibanderol Rp25 ribu.
Reog Ponorogo Bakal Didaftarkan ke UNESCO
Reog Ponorogo menjadi salah satu seni budaya yang diajukan ke UNESCO untuk diakui sebagai intangible cultural heritage (ICH) atau warisan budaya takbenda. Laporan Antara, dikutip Kamis, 4 Januari 2024, prosesnya sudah sampai tahap berkas usulan atau dossier diterima oleh Sekretariat ICH UNESCO dan dinyatakan lengkap.
"Alhamdulillah dossier sudah dinyatakan lengkap, dan ini merupakan kabar gembira terkait proses ICH kesenian Reog Ponorogo," kata Kepala Disbudparpora Kabupaten Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi di Ponorogo.
Judha mengatakan berkas usulan kesenian Reog Ponorogo sebagai ICH atau WBTB dari Bumi Ponorogo diterima langsung perwakilan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Pihaknya kini tinggal menunggu sidang UNESCO agar Reog Ponorogo menjadi warisan budaya tak benda yang diakui lembaga dunia tersebut pada akhir 2024.
"Kalau pun masih ada evaluasi atau revisi yang perlu diperbaiki, kemungkinan tidak banyak, dan Insya Allah 2024 akhir nanti bisa disidangkan untuk ditetapkan sebagai ICH oleh UNESCO," klaimnya.
Advertisement
Perjalanan Panjang Pengajuan Reog Ponorogo ke UNESCO
Kendati sidang yang dilakukan UNESCO masih di akhir tahun, hal tersebut membawa angin segar bagi masyarakat Ponorogo dan para seniman reog. Judha berharap ketika nanti sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO para seniman bisa mengembangkan Reog Ponorogo secara berjenjang.
"Seperti yang diberkas kami. Bahwa ada reog dewasa, remaja anak dan PAUD," ucap dia.
Penetapan kesenian Reog Ponorogo sebagai WBTB dari Bumi Ponorogo menjadi hal penting sebagai pengakuan dunia atas asal-usul kesenian topeng raksasa, karena sebelumnya sempat diklaim Malaysia. Sebelumnya, Deputi II Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan memastikan Kantor Staf Presiden akan terus mengawal usulan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) ke UNESCO.
Abetnego menyampaikan ini setelah ada kepastian Reog Ponorogo masuk dalam daftar ke-39 sebagai WBTB UNESCO, yang akan disidangkan pada Desember 2024. Perjuangan menjadikan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda UNESCO sudah sangat panjang. KSP sejak April 2022 aktif terlibat dan ikut mendorong diakuinya kesenian Reog Ponorogo oleh UNESCO.
Pembangunan Monumen Reog Raksasa
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo Yesi Daniel Tri Baskiro menyatakan, pembangunan struktur bangunan patung Monumen Reog dan Monumen Peradaban (MRMP) di bekas lahan tambang batu gamping di Kecamatan Sampung, rampung pada akhir akhir Desember 2024.
"Akhir Desember ini targetnya struktur utama gedung MRMP tuntas, termasuk bangunan patung reog yang ada di puncak gedung monumen," katanya, Rabu, 14 Agustus 2024.
Saat ini, pembangunan monumen reog setinggi 126 meter dan menyerap anggaran Rp85 miliar itu sudah memasuki tahap akhir pertama. Dalam tahap pertama, fokus pengerjaannya adalah pembangunan struktur utama gedung bertingkat dan patung reog Ponorogo.
"Pengecoran lantai dasar dan balok bertingkat untuk gedung sampai patung reog berdiri itu adalah proses pembangunan tahap pertama," imbuhnya
Ia berharap misinformasi di masyarakat tidak semakin meluas. Selama ini, masih banyak masyarakat Ponorogo yang mengira pembangunan MRMP selesai dalam satu kali tahapan pembangunan.
"Kawasan ini sangat luas dan bangunan yang akan didirikan juga sangat besar. Sekali lagi, proses pembangunan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama ya fokus pada pembangunan konstruksi gedung dan patung reognya," katanya.
Advertisement