Liputan6.com, Jakarta - Seekor anak Gajah Sumatera berjenis kelamin betina telah lahir. Anak gajah dari pasangan Gajah binaan ”Robin” dan induk bernama ”Ngatini” di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina Kabupaten Kampar, Riau pada Senin, 4 November 2024 sekitar pukul 00.50 WIB.
"Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Genman S. Hasibuan, segera turun ke lokasi didampingi drh. Rini Deswita dan para mahout untuk melakukan pengecekan kesehatan dan pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh, penambah darah dan nafsu makan," tulis akun Instagram resmi @bbksda_riau pada Selasa (5/11/2024).
Advertisement
Disebutkan bahwa anak Gajah memiliki berat sekitar 104 kg serta ukuran lingkar dada 112 cm dan tinggi bahu 83 cm terlihat sehat dan mulai menyusu pada induknya. Sang Induk Gajah Ngatini, yang saat ini berumur 24 tahun juga terlihat sehat. Ia tampak bersemangat menyantap makanan yang telah disiapkan para mahout untuknya.
Advertisement
"Seluruh para pihak kepentingan yang konsen terhadap kelestarian satwa gajah menyambut gembira kelahiran satwa dilindungi binaan ini yang memang telah lama dinantikan," keterangan dari pihak BBKSDA Riau.
Dengan berhasilnya kehamilan sampai satwa melahirkan cukup menunjukkan bahwa TWA Buluh Cina sebagai salah satu kawasan konservasi di Provinsi Riau masih cukup kondusif. Diharapkan upaya konservasi akan mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar yang dilindungi.
Disebutkan, kelahiran gajah ini merupakan bentuk komitmen serius Balai Besar KSDA Riau dalam berupaya melestarikan Gajah Sumatera di Indonesia. "Kira-kira mau diberi nama siapa ya bayi Gajah ini sobat #konservasi ?" tanya pihak BBKSDA Riau ke warganet.
Warganet Kasih Ide Nama Bayi Gajah
Kelahiran anak gajah Sumatera ikut mendapat tanggapan warganet. "yeayy akhirnya ada bocil baru di twa buluh cina, ntr kita ketemu yaa cantikk😘🫶🏻🤍🤍," tulis seorang warganet.
"Alhamdulillah selamat yaaa, semoga lestari selalu gajah 😍🫶🏻🤗," balas warganet lain. "Selamat untuk pasangan gajah Ngatini dan Robin. Selamat juga untuk para mahout 😍😍😍," sambung yang lain.
Ada pula warganet yang memberi ide nama untuk bayi gajah tersebut. "Diberi nama Cinta atau Puspa, karena lahirnya sehari sebelum hari cinta puspa dan satwa 😍," .
"Waaah tabarakallah...Kasih nama Cinta doong, lahirnya di Hari cinta puspa dan satwa nasional loooh," yang lain memberi saran.
"Waaahhhhh 😍😍 Selamat Ngatini dan Robin ❤️. Namanya Agni aja yaaa, Anak Gajah Ngatini 🤗," sambung warganet lain. "Induk gajah kelihatannya bahagia," tulis warganet.
"alhamdulillah, semoga jadi gajah yang sehat wal afiat dan hepi selaluuuuuuu ❤️," warganet memberi doa untuk anak gajah.
"Masya Allah ,sehat2 yah sayang ibu dan bayi cantiknya," tulis warganet lainnya.
Advertisement
Kematian Gajah di Taman Nasional Way Kambas
Berita soal kelahiran bayi gajah menjadi berita baik di antara kabar menyedihkan tentang nasib gajah Sumatera yang diberitakan mati. Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, 16 Oktober 2024, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur mencatat ada sebanyak tiga kasus kematian gajah Sumatera terjadi sepanjang Januari hingga awal Oktober 2024.
Humas Balai TNWK, Sukatmoko menyebut, gajah mati itu dua di antaranya jinak dan satu gajah liar. "Sepanjang 2024, ini sejak bulan Januari hingga awal Oktober, TNWK mencatat ada sebanyak 3 gajah yang mati, dua gajah liar ditemukan di kawasan hutan dan satu gajah jinak ditemukan mati di penangkaran taman nasional," kata Sukatmoko dikonfirmasi, Selasa, 15 Oktober 2024.
Dia mengungkapkan, populasi gajah Sumatera yang ada di TNWK saat ini tercatat ada sebanyak 266 ekor. "Saat ini, TNWK mencatat populasi gajah liar sekitar 180 hingga 200 ekor, sementara gajah jinak berjumlah 66 ekor," katanya.
Terkait kasus kematian gajah ini, Sukatmoko menyatakan bahwa pihaknya rutin melakukan surveilans terhadap ternak warga di desa penyangga untuk mencegah penyebaran penyakit menular dari hewan ternak ke gajah liar dan satwa lainnya di kawasan hutan.
"Penularan penyakit tidak hanya terjadi melalui kontak langsung, namun juga bisa disebarkan oleh serangga seperti lalat yang terbang dari luar hutan," papar dia.
Penyebab Kematian Gajah
Di samping itu, TNWK juga secara rutin memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar tentang potensi penularan penyakit dari ternak ke satwa liar. Dari data TNWK, sebagian besar penyebab kematian gajah terjadi di taman nasional setempat karena mengidap penyakit.
Seperti kematian gajah betina jinak bernama Bunga, yang ditemukan tewas pada Agustus 2024 lalu oleh petugas TNWK. Berdasarkan pemeriksaan tim dokter, Bunga mati karena mengidap penyakit tumor.
"Kemudian, usia gajah yang sudah tua juga menjadi faktor yang memengaruhi kesehatannya, dan meskipun telah dilakukan upaya operasi, tumor tersebut tidak dapat diatasi," bebernya.
Namun, untuk kematian gajah liar yang terjadi pada Minggu, 6 Oktober 2024, TNWK masih menunggu hasil resmi dari laboratorium untuk mengetahui penyebab pastinya. "Tim dokter hewan dari TNWK masih menunggu hasil laboratorium terkait penyebab kematian seekor gajah betina yang ditemukan tewas tanpa tanda-tanda kekerasan kemarin ini," dia memungkasi.
Advertisement