Thailand Dinobatkan Sebagai Destination of the Year 2025, Efek Popularitas Moo Deng?

Thailand jadi negara ke-10 yang menerima penghargaan "Destination of the Year," mengikuti jejak negara-negara, seperti Italia, Jepang, dan Kosta Rika.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 11 Nov 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2024, 07:30 WIB
Berkenalan dengan Moo Deng, Si Bayi Kuda Nil dari Thailand yang Tengah Viral
Berkenalan dengan Moo Deng, Si Bayi Kuda Nil dari Thailand yang Tengah Viral (doc: X/Khao Kheow Open Zoo)

Liputan6.com, Jakarta - Thailand baru saja mendapat pengakuan internasional dengan dinobatkan sebagai "Destination of The Year" untuk 2025 oleh majalah perjalanan AS, Travel + Leisure. Penghargaan ini diberikan berkat daya tarik budaya yang kaya, kuliner dinamis, dan perpaduan tradisi dengan inovasi modern yang memikat para wisatawan dari seluruh dunia.

Mengutip New York Post, Jumat, 8 November 2024, penghargaan ini datang setelah Negeri Gajah Putih secara tidak resmi mengubah namanya jadi "Negeri Moo Deng." Ini terinspirasi bayi kuda nil kerdil yang menggemaskan di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, Si Racha.

Keberadaan Moo Deng telah menarik perhatian global dan meningkatkan profil Thailand sebagai destinasi wisata unggulan. Jacqui Gifford, Pemimpin Redaksi Travel + Leisure, menyatakan kegembiraannya dalam mengakui Thailand sebagai destinasi terbaik tahun 2025.

"Thailand menawarkan petualangan unik untuk setiap wisatawan," ujarnya, yang juga menyoroti keindahan kuliner Bangkok, pesona pulau-pulau eksotis, dan keramahtamahan yang terkenal.

Thailand jadi negara ke-10 yang menerima penghargaan tahunan ini, mengikuti jejak negara-negara, seperti Italia, Jepang, dan Kosta Rika. Jeninne Lee-St. John, Pemimpin Redaksi Travel + Leisure Asia Tenggara, menyebut bahwa kontras mencolok jadi salah satu alasan utama penghargaan ini.

"Thailand adalah negara dengan mayoritas masyarakat beragama Buddha dan tradisional, namun telah melegalkan ganja dan pernikahan sesama jenis," tulis Lee-St. John. Ia menyambung, keberagaman ini merupakan mencerminkan kemajuan dan keterbukaan Thailand terhadap perubahan zaman.

Keramahtamahan dan Budaya Thailand

Kapal wisata Chao Phraya, Bangkok
Kapal wisata sedang melintasi Chao Phraya di Bangkok, Thailand, Kamis (30/11/2023) petang. Bola.com berkesempatan mengunjungi Bangkok sebelum meliput seri terakhir Asia Road Racing Championship 2023 akhir pekan ini di Buriram. (Bola.com/Hery Kurniawan)

Selain itu, Thailand dikenal dengan hotel-hotel mewahnya yang menawarkan pengalaman menginap tidak tertandingi. Namun, Lee-St. John menekankan, keramahtamahan yang hangat dan perhatian terhadap detail juga dapat ditemukan di akomodasi-akomodasi paling sederhana.

Bangkok, yang merupakan gerbang masuk utama bagi banyak wisatawan, awalnya mungkin tidak langsung memikat hati. Namun, Lee-St. John berjanji, setelah memahami dinamika kota ini, tidak mungkin Anda tidak jatuh hati.

Konsep kreng jai atau rasa hormat pada semua orang jadi salah satu kultur favoritnya dari Thailand. Kesempatan menikmati krapow gai untuk sarapan setiap hari juga jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Dari pegunungan utara hingga pantai selatan di sepanjang Laut Andaman, Thailand menawarkan kekayaan budaya yang terungkap secara bertahap. Kreativitas dalam seni, makanan, dan dunia perhotelan membuat negara ini jadi destinasi yang sulit untuk dilewatkan.

Menambah daya tarik negara tetangga Vietnam tersebut, musim berikutnya dari serial HBO "The White Lotus" akan berlatar di Pulau Koh Samui, yang terkenal sebagai tempat favorit pasangan berbulan madu. Koh Samui mengikuti jejak Maui dan Sisilia yang sebelumnya jadi latar drama Mike White tersebut.

Wisatawan Asing Kini Diminta Scan Wajah

Persiapan Bandara Bangkok Membuka Pintu Wisata Tanpa Karantina
Petugas berpura-pura memasuki jalur masuk baru di Bandara Internasional Suvarnabhumi saat mereka berlatih prosedur untuk pembukaan kembali Thailand, di Bangkok, Rabu (27/10/2021). Mulai 1 November, Thailand akan dibuka kembali tanpa karantina untuk yang divaksinasi penuh. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Sebelumnya diberitakan bahwa wisawatan yang terbang dari Thailand tidak perlu lagi mengeluarkan paspor saat melewati imigrasi. Kini, negara tersebut menerapkan "pengenalan wajah" di enam bandaranya.

Sistem identifikasi biometrik diluncurkan pada 1 November 2024 untuk penumpang domestik dan 1 Desember 2024 untuk keberangkatan internasional. Menurut Direktur Otoritas Bandara Thailand (AOT), Kirati Kitmanawat, lapor Bangkok Post, dikutip dari Strait Times, Kamis, 31 Oktober 2024, ada dua cara bagi pelancong untuk pergi dari tempat penitipan bagasi ke gerbang keberangkatan tanpa pemeriksaan paspor maupun boarding pass.

Pertama, orang dengan paspor biometrik bakal diminta mengizinkan sistem mengakses informasi identifikasi mereka saat check-in di konter melalui mesin boarding pass atau check-in mandiri di bandara. Alternatifnya, penumpang yang check-in online dapat memilih maskapai penerbangan yang akan mereka tumpangi.

Kemudian, pilih "pendaftaran" dan pindai kode dari boarding pass. Masukkan nomor paspor atau kartu identitas mereka, dan pindai wajah sebagai langkah terakhir. Belum diketahui apakah ini berlaku bagi mereka yang tidak memiliki paspor berkemampuan biometrik.

Bisa untuk Check-in Bagasi

Foto Wat Arun, salah satu destinasi wisata Thailand
Di Bangkok kamu bisa melihat berbagai yang menarik hingga mencicipi hidangan lezat seperti Mango Sticky Rice. (Foto: Official Instagram Agoda/@Agoda)

Kedua metode pendaftaran menyimpan data wajah penumpang dan informasi perjalanan. Enam bandara yang akan menggunakan sistem ini adalah Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok dan Bandara Internasional Don Mueang, Bandara Internasional Chiang Mai, Bandara Internasional Mae Fah Luang/Chiang Rai, Bandara Internasional Phuket, dan Bandara Internasional Hat Yai. Lima sistem dan mesin check-in telah diperbarui untuk mendukung sistem biometrik.    

Ini bertujuan memenuhi kebutuhan wisatawan akan kenyamanan dan kecepatan, karena itu mereka menghabiskan lebih sedikit waktu di setiap titik layanan serta lebih banyak waktu untuk berbelanja produk bebas bea dan makan, sebut Kirati.

Usai terdaftar, penumpang bisa menggunakan sistem biometrik untuk check-in bagasi, melewati pemeriksaan keamanan, dan menaiki pesawat tanpa perlu menunjukkan paspor atau boarding pass. Persetujuan menggunakan data biometrik hanya berlaku untuk satu kali perjalanan dan seluruh proses memakan waktu sekitar 1--2 menit saja, lapor Khaosod English.

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia
Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya