Liputan6.com, Jakarta - BKSDA Sumatera Barat bersama Pemerintah Kabupaten Agam dan Pemkab Tanah Datar sepakat untuk menutup secara permanen pendakian Gunung Marapi. Keputusan itu diambil setelah menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) terkait dugaan maladministrasi penyimpangan prosedur oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat terkait perizinan pendakian Taman Wisata Alam Gunung Marapi, Jumat, 24 Januari 2025.
Pjs. Kepala Perwakilan Ombudsman Sumbar Meilisa Fitri Harahap menyampaikan berdasarkan serangkaian pemeriksaan, Ombudsman memberikan dua tindakan korektif untuk BKSDA Sumbar sebagai terlapor dan dua tindakan korektif kepada Bupati Agam dan Bupati Tanah Datar sebagai pihak terkait dalam temuan maladministrasi itu.
Baca Juga
Ombudsman meminta BKSDA Sumbar tetap menutup perizinan pendakian pendakian Gunung Marapi selama masih berstatus waspada, siaga, dan awas. Melihat status Gunung Marapi saat ini, ia menilai bahwa penutupan pendakian semestinya dilakukan permanen.
Advertisement
"Pesan ini harus disampaikan kepada masyarakat secara terbuka, agar tak ada yang terus mencoba untuk mendaki atau merasa Gunung Api Marapi dapat dibuka atau dapat ditutup," kata Meilisa, dikutip dari akun Instagram Agam Media Center, Selasa (28/1/2025),Â
Sementara untuk Bupati Agam dan Bupati Tanah Datar, Ombudsman meminta untuk membuat surat edaran dengan mengacu pada rekomendasi PVMBG kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga pemerintah nagari. Selain itu, Pemda diminta memitigasi bencana Gunung Api Marapi dengan selalu berpedoman pada rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG yang mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2011.
Masih Kaji Sanksi bagi Pendaki Ilegal
Meilisa juga meminta agar ketiga pihak terkait untuk mengawasi lebih ketat jalur-jalur liar pendakian Gunung Marapi. Ombudsman memberikan tenggat waktu maksimal pelaksanaan tindakan korektif itu selama 30 hari ke depan sejak diterimanya LHP.
Karena itu, Bupati Agam, Bupati Tanah Datar dan Kepala BKSDA Sumatera Barat bersepakat mengikuti saran Ombudsman dengan menutup permanen pendakian Gunung Marapi demi keselamatan masyarakat. "Kita secara tegas menyatakan untuk menutup pendakian secara permanen, karena ini dinilai langkah tepat agar nanti tidak menimbulkan korban jiwa seperti 3 Desember 2023," kata Bupati Agam Andri Warman.
Menurutnya, apabila tidak ditutup secara permanen, dipastikan suatu saat aktivitas pendakian akan kembali terjadi. "Tapi ini risikonya nyawa, kita tidak bisa main-main dengan ini. Apapun status Gunung Marapi, pendakian tetap ditutup secara permanen," tegasnya.
Pernyataan senada juga disampaikan pihak BKSDA Sumbar dan Bupati Tanah Datar Eka Putra yang sebagian wilayahnya berada di kawasan Gunung Marapi. Eka Putra menyebutkan, apabila sudah ditutup dan masih ada melanggar, harus ada sanksi tegas supaya pendakian tidak dilakukan.
"Ini harus ada sanksi, tapi kita akan cari aturannya apakah pelanggar dapat disanksi atau tidak. Kita akan kaji ini," kata Eka Putra.Â
Advertisement
9 Pendaki Ilegal Muncak ke Gunung Marapi
Sebelumnya, beredar viral video sembilan pendaki yang nekat mendaki Gunung Marapi saat jalur pendakian ditutup sejak 24 Desember 2024 karena berstatus waspada level 2. Dalam video tersebut, mereka merekam pose menatap puncak gunung yang masih erupsi dengan bangga.
Tak berselang lama, tepatnya pada Jumat, 24 Januari 2025, pukul 09.00 WIB, tiga dari sembilan pendaki Gunung Marapi saat jalur pendakian ditutup memenuhi panggilan klarifikasi BKSDA Sumbar. Ketiganya bernama Satria Purnama, Rahmad Fadil, dan Fadli Abdilah.
Mereka mengakui kesalahannya dan menyampaikan permohonan maaf secara tertulis maupun lisan. Video permintaan maaf pun diunggah di akun resmi BKSDA Sumbar.
"Mengakui kesalahan yang kami lakukan karena telah mendaki secara ilegal ke Gunung Marapi. Pada kesempatan ini, kami meminta maaf kepada BKSDA Sumbar, masyarakat, pecinta alam, serta pendaki gunung dan pihak terkait, serta menyesali perbuatan yang telah kami lakukan," ucap Satria mewakili kawan-kawannya.
Mereka juga menandatangani Berita Acara seusai dimintai keterangan. BKSDA masih menunggu enam pendaki lainnya untuk memberikan klarifikasi hingga Kamis-Jumat pekan ini.
23 Pendaki Gunung Marapi Tewas Setahun Lalu
Para pendaki ilegal tersebut rupanya tak belajar dari bencana yang menimpa pendaki sebelumnya. Setidaknya 23 pendaki tewas akibat mereka mendaki saat Gunung Marapi Erupsi pada Minggu sore, 3 Desember 2023.
Dalam bencana tersebut, otoritas setempat menyatakan 75 orang sedang mendaki puncak salah satu gunung paling aktif di Pulau Sumatera tersebut. Kantor SAR Padang menyebutkan dari 75 pendaki itu, 49 langsung turun pada hari yang sama erupsi terjadi, sedangkan 26 lainnya terjebak di atas Gunung Marapi.
Petugas penyelamat gabungan akhirnya bisa menemukan korban hilang terakhir pada Rabu, 6 Desember 2023. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Ichwan Pratama Danda mengonfirmasi bahwa korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia telah teridentifikasi.
"Semua korban sudah ditemukan, terakhir satu orang meninggal dunia. Dengan begitu, untuk pencarian dan pertolongan yang dikomandoi rekan Basarnas, sesuai hasil rapat evaluasi tadi dan sudah ditemukan, operasi SAR kita tutup," ujar Ichwan saat dihubungi, dikutip dari rilis BNPB pada Kamis, 7 Desember 2023.
Advertisement