4 Turis Israel Barengan Dideportasi dari Thailand Usai Ancam Dokter hingga Kelelahan Metal dan Fisik

Empat turis Israel sebelumnya mendatangi sebuah rumah sakit di Thailand untuk mengantarkan seorang teman mereka yang terluka dalam kecelakaan di jalan raya. Mereka mengacau hingga dokter merasa terancam dan kelelahan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 10 Feb 2025, 09:13 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 09:09 WIB
Apakah Kolesterol Bisa Menyebabkan Lemah Syahwat? Ya, Kolesterol Tinggi Dijuluki Musuh dalam Selimut yang Mengancam Gairah Seksual Pria. (Foto: Ilustrasi Disfungsi Ereksi by AI)
Apakah Kolesterol Bisa Menyebabkan Lemah Syahwat? Ya, Kolesterol Tinggi Dijuluki Musuh dalam Selimut yang Mengancam Gairah Seksual Pria. (Foto: Ilustrasi Disfungsi Ereksi by AI)... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta - Petugas Imigrasi Thailand akhirnya menangkap dan mendeportasi empat turis Israel dari negaranya. Mereka disebut telah menyebabkan menyebabkan kekacauan di Rumah Sakit Pei dan di tengah masyarakat di utara Provinsi Mae Hong Son.

Mengutip The Thaiger, Senin (10/2/2025), detail penyebab empat turis Israel dideportasi itu dibagikan oleh tim medis di laman Facebook AggressiveDoctor. Seorang dokter mengungkapkan bahwa ia merasa kelelahan dan tidak aman. Ia takut turis Israel itu mendekati atau menyerangnya di luar rumah sakit.

Menurut dokter tersebut, turis asing itu bersikap agresif selama di rumah sakit. Daftar aksi meresahkan mereka begitu panjang, mulai dari mengacungkan jari tengahnya ke tim medis, meremehkan keterampilan mereka, merokok tembakau dan ganja di dalam rumah sakit, menolak membayar biaya perawatan, mencuri dari rumah sakit, hingga mencoba merusak pintu ruang gawat darurat.

Dokter itu mengaku telah melaporkan kejadian tersebut ke kantor distrik. Bukannya dibela, ia malah disalahkan karena dianggap bisa merusak citra pariwisata Thailand. Dokter tersebut menambahkan bahwa dia tidak tahu harus mencari bantuan ke mana dan sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari rumah sakit untuk melindungi kesehatan fisik dan mentalnya.

Namun pada Kamis, 6 Februari 2025, stasiun televisi Channel 7 membagikan rekaman CCTV yang menunjukkan beberapa kekacauan yang disebabkan oleh sekawanan turis Israel tersebut. Satu video merekam mereka ketika mencoba menerobos ruang gawat darurat untuk menemani teman mereka dirawat setelah terluka dalam kecelakaan sepeda motor.

Didenda Hampir Rp1,5 Juta

Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)
Ilustrasi bendera Thailand (AP/Sakchai Lalit)... Selengkapnya

Salah seorang dokter menjelaskan bahwa sebelum insiden terjadi, ada lima pria Israel tiba di rumah sakit yang salah satunya terluka dalam kecelakaan sepeda motor. Pria Israel yang terluka dilarikan ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan perawatan.

Keempat temannya berusaha mengikutinya ke dalam tetapi tim medis menolak mereka masuk, menjelaskan bahwa ruangan itu dibatasi hanya untuk profesional medis. Namun, seorang pria Israel tetap memaksa masuk dengan sedikit membuka pintu untuk melihat temannya yang terluka.

Tim medis terpaksa menghentikan pekerjaan mereka untuk mengeluarkannya dari daerah tersebut. Kawanan turis Israel yang tak terima diusir lantas meluapkan kemarahannya dan menimbulkan keributan di rumah sakit, meski banyak pasien yang menunggu perawatan.

Orang-orang Israel terus berperilaku mengganggu mereka sampai penjaga keamanan rumah sakit mengirim mereka ke kantor polisi. Mereka diidentifikasi bernama Daniel Gagaev, Aviv Rom, Or Emanoel Ashton, dan Dan Niski Niskovaskith.

Setiap orang asing didakwa berdasarkan Pasal 397 Hukum Pidana dengan ancaman denda hingga 5.000 baht. Dalam kasus ini, polisi mendenda setiap pria Israel yang berulah sebesar 3.000 baht atau hanya sekitar Rp1,5 juta. Selain berulah di rumah sakit, para turis Israel itu juga dituding bekerja secara ilegal dan mengemudi sepeda motor tanpa surat izin mengemudi.

Ulah Lain Turis Israel di Thailand

Ilustrasi bendera Thailand (AP Photo)
Ilustrasi bendera Thailand (AP Photo)... Selengkapnya

Bukan sekali ini turis Israel berulah di Thailand. Sebelumnya, juga dikutip dari The Thaiger, seorang buronan Israel berusia 27 tahun ditangkap di Pattaya setelah polisi imigrasi Thailand mengetahui bahwa dia dicari pihak keaman karena terlibat kasus penyerangan dengan kekerasan di Tel Aviv. 

Tersangka yang diidentifikasi hanya sebagai T, ditangkap pada 3 Februari 2025 setelah polisi menemukannya terdaftar dalam Red Notice Interpol. Petugas menangkapnya karena melebihi masa berlaku visanya dan mencabut izinnya untuk tetap tinggal di Thailand.

Menurut Mayor Jenderal Polisi Chairit Anurit, T dan seorang kaki tangannya membujuk korban ke sebuah apartemen di Tel Aviv. Mereka lalu berulang kali memukulkan botol ke kepalanya dan menikamnya beberapa kali di leher, sehingga korban terluka parah. Pengadilan Distrik Tel Aviv telah mengeluarkan surat perintah penangkapannya atas tuduhan penyerangan berat, dengan ancaman hukuman penjara 23 tahun.

Penyelidik mengungkapkan bahwa setelah serangan itu, T melarikan diri dari Israel menggunakan paspor palsu usai komplotannya ditangkap. Dia kemudian memasuki Thailand dan bersembunyi di Pattaya akhir tahun lalu, berusaha menghindari penangkapan.

Thailand Buka Diri untuk Kunjungan Turis Israel

Ilustrasi Israel
Ilustrasi Israel (AP Photo/Tom Pringle)... Selengkapnya

Petugas imigrasi akhirnya melacaknya di Central Pattaya dan menahannya. Polisi lalu mengoordinasikan ekstradisinya ke Israel tempat ia akan diadili atas kejahatannya, lapor The Pattaya News. Penangkapan ini menyoroti tindakan keras yang dilakukan Thailand terhadap buronan internasional yang berusaha menggunakan negara tersebut sebagai tempat berlindung.

Thailand menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang tetap membuka diri untuk kunjungan turis Israel di tengah gencarnya seruan boikot negara itu karena melakukan genosida pada warga Palestina. Menurut Asosiasi Wisatawan Phuket (PTA), meskipun ada peringatan, Phuket tetap menjadi tujuan populer bagi wisatawan Israel, dengan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan untuk menjamin keamanan pengunjung.

Dewan Nasional Israel sebelumnya menyoroti potensi ancaman di kawasan ini, khususnya yang berfokus pada Thailand. Namun, Bhummikitti Ruktaengam, ketua penasihat PTA, meyakinkan bahwa Phuket secara konsisten menjaga suasana ramah bagi wisatawan dari semua negara, bahkan di tengah konflik global seperti yang terjadi di Ukraina dan Timur Tengah selama dua tahun terakhir.

Infografis Pelapor Khusus PBB Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Infografis Pelapor Khusus PBB Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya