6 Fakta Menarik Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran

Temukan enam fakta menarik tentang Masjid Gholo Bayat Klaten, situs bersejarah yang kaya akan sejarah dan keunikan arsitektur.

oleh Dyah Ayu Pamela Diperbarui 24 Mar 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 05:00 WIB
Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran
Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran. (Dok: https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/download/76/162/246)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Gholo Bayat yang terletak di Klaten bukan sekadar tempat ibadah biasa, melainkan juga menyimpan seribu satu cerita sejarah yang menarik. Dikenal juga sebagai Masjid Agung Sunan Pandanaran, masjid ini telah berdiri sejak abad ke-16 dan menjadi salah satu ikon budaya di daerah tersebut.

Mengutip dari laman Dunia Masjid, Sabtu, 22 Maret 2025, Masjid ini didirikan oleh Sunan Pandanaran, sosok penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa Tengah. Disebutkan bahwa sejarah dan pembangunan Masjid Gholo sangat menarik untuk dibahas.

Masjid ini awalnya dibangun di puncak Bukit Jabalakat dan kemudian dipindahkan ke lokasi saat ini di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Proses pemindahan ini menyimpan berbagai versi cerita, salah satunya melibatkan Sunan Kalijaga yang konon menggunakan benang atau ujung jari untuk memindahkannya. 

Masih banyak hal mengenak Masjid Gholo Bayat di Klaten. Berikut enam fakta menariknya yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Arsitektur dan Lokasi Masjid Gholo Sangat Unik

Terletak di atas bukit kecil dengan teras tiga tingkat, pengunjung harus melewati anak tangga untuk mencapai masjid ini. Bentuk bangunan masjid yang bujur sangkar dengan denah sederhana menciptakan suasana yang khas.

Arsitektur masjid menggabungkan elemen tradisional Jawa, dengan atap dari kayu jati yang disangga oleh empat saka guru dan 12 saka rawa. Lantai masjid terbuat dari tegel semen, sementara dindingnya terbuat dari tembok. Berbeda dengan masjid besar tradisional lainnya, Masjid Gholo tidak memiliki serambi dan pawestren, mungkin karena lokasinya yang berada di tengah pemukiman.

 

Promosi 1

2. Peninggalan Sejarah yang Berharga

Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran. Dok YouTube
Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran. (Dok: YouTube Moonedo https://youtu.be/x6u0JsMENNs?si=IdWDK-EPLD4eCO7b)... Selengkapnya

Masjid Gholo Bhayat menyimpan sejumlah peninggalan sejarah yang patut diperhatikan. Di bagian luar bangunan utama masjid, terdapat beduk dan kentungan yang menjadi simbol penting dalam tradisi keagamaan.

Selain itu, dua tempayan kuno yang terletak di bawah anak tangga menambah nilai sejarah dan kekunoan masjid ini. Keberadaan benda-benda ini memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah masjid yang telah melayani komunitas selama berabad-abad.

3. Asal Usul Nama yang Menarik

Nah, bagi Anda yang penasaran tentang nama 'Gholo', ternyata ada cerita menarik di baliknya. Meski sebagian masyarakat guna menulis sebagai Masjid Golo, nama ini berasal dari kata 'golok', yang berkaitan dengan legenda pemindahan masjid.

Kabarnya, masyarakat setempat kesulitan dalam mengucapkan kata 'golok', sehingga akhirnya nama tersebut disingkat menjadi 'Gholo'. Nama ini tidak hanya unik, tetapi juga mencerminkan sejarah yang melekat pada masjid tersebut hingga saat ini.

4. Renovasi dan Pemeliharaan yang Berkelanjutan

Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran. (Dok: YouTube Moonedo https://youtu.be/x6u0JsMENNs?si=IdWDK-EPLD4eCO7b)
Masjid Gholo Bayat di Klaten yang Didirikan Sunan Pandanaran. (Dok: YouTube Moonedo https://youtu.be/x6u0JsMENNs?si=IdWDK-EPLD4eCO7b) ... Selengkapnya

Masjid Gholo telah mengalami renovasi setidaknya dua kali, salah satunya pada tahun 1980 oleh Departemen Agama dan Dinas Purbakala Depdikbud. Meskipun telah diperbarui, banyak bagian bangunan yang tetap mempertahankan keasliannya.

Saat ini, masjid ini berada di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga ini.

5. Aktivitas Keagamaan yang Aktif

Masjid Gholo tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan dakwah. Selain digunakan untuk sholat Jumat, masjid ini rutin menyelenggarakan pengajian dan peringatan hari-hari besar Islam. Lokasinya yang dekat dengan kompleks makam Sunan Pandanaran dan para santri menjadikannya sebagai tempat ziarah yang banyak dikunjungi.

Secara keseluruhan, Masjid Gholo merupakan salah satu situs bersejarah yang penting di Klaten dan Jawa Tengah. Dengan perpaduan antara nilai sejarah, arsitektur tradisional, dan aktivitas keagamaan yang masih berlangsung, masjid ini menawarkan daya tarik yang kaya akan budaya lokal. Kisah-kisah dan legenda yang mengelilinginya semakin menambah pesona dan keunikan masjid ini.

6. Masjid Tua yang Konon Dihuni Jin

Masjid Gholo Bayat di Klaten Didirikan Sunan Pandanaran. (Dok: YouTube Moonedo https://youtu.be/x6u0JsMENNs?si=IdWDK-EPLD4eCO7b)
Masjid Gholo Bayat di Klaten Didirikan Sunan Pandanaran. (Dok: YouTube Moonedo https://youtu.be/x6u0JsMENNs?si=IdWDK-EPLD4eCO7b)... Selengkapnya

Meskipun masjid ini terbilang tua, namun kekokohan bangunannya masih tampak jelas. Masjid ini dibangun sekitar abad ke-16, berukuran 8 x 8 m dan telah mengalami renovasi dua kali.

Renovasi pertama pada 1980 dilakukan oleh Departemen Agama dan Dinas Purbakala Depdikbud. Letak bangunan Masjid Gholo sekitar 300 meter dari makam Ki Ageng Pandanaran, persis di tepi jalan sebelah kiri dan arah Klaten ke Bayat dengan ketinggian lebih kurang 20 meter dari jalan.

Menurut cerita masyarakat sekitarnya, masjid ini masih dihuni jin yang bernama Muhammad Harun. Pernah salah seorang yang tidur di dalam masjid, dipindahkan ke tempat lain (di luar masjid di bawah pohon).

Sampai saat ini masih ada bukti peninggalan sejarah yang asli, yaitu beduk dan gentong untuk tempat air wudhu. Masjid Gholo atau Masjid Ki Ageng Pandanaran, selain digunakan untuk shalat Jumat, juga aktif menyelenggarakan kegiatan dakwah, sepeti pengajian rutin dan peringatan hari-hari besar Islam.

 

Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia
Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia. (Triyasni/Liputan6.com)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya