Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya masih melakukan pemeriksaan terhadap 2 pelaku kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto. Mereka adalah dilakukan Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Ramadhani (19) alias Sifa.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto menjelaskan, pembunuhan itu dilakukan oleh kedua pelaku secara bersamaan. Namun jika dilihat saat kejadian pembunuhan berlangsung, pelaku Hafitd yang juga merupakan mantan korban duduk di kursi pengemudi dan mengendarai mobilnya, sedangkan Sifa duduk di jok belakang bersama korban.
Dari sini muncul spekalusi, apakah dalang pembunuhan ini adalah Sifa?
Menanggapi pertanyaan seperti itu, Pol Rikwanto hanya menyunggingkan senyum. Begitu pun dengan Kanit V Jatrantas Antonius Agus Rahmanto.
"Pembunuhannya dilakukan berdua. Siapa dalangnya atau lebih condong Sifa yang melakukan pembunuhan, itu dua-duanya juga sama. Sama-sama memiliki rencana membunuh Sara," kata Rikwato di Markas Polda Metro Jaya, Jumat (14/3/2014).
Pada senin 3 Maret 2014 pukul 17.30 WIB, Sifa bertemu dengan korban di stasiun Gondangdia. Sifa kemudian membujuk korban untuk masuk mobil yang ternyata dalam mobil tersebut sudah ada Hafitd. Sifa dan Sara masuk ke kursi penumpang, lalu pelaku berdalih akan mengantarkan Sifa ke tempat les Bahasa Jermannya.
"Sesampainya di tempat les korban di kawasan Menteng, korban sudah turun dari mobil Hafitd lalu kedua pelaku bersandiwara. Pura-pura berantem di mobil, dan Sifa berbohong tidak mau pergi kalau tidak ditemani Sara, akhirnya karena kasihan Sara mau menemani pelaku lagi dan masuk ke mobil Hafitd," tutur Rikwanto.
Mobil berjalan meninggalkan kawasan Menteng menuju Taman Mini. Di seputaran Taman Mini itu lalu terjadinya penganiayaan bertubi-tubi pada Sara. Awalnya Sara disuruh buka baju oleh Sifa. Selain itu Sifa juga menyuruh korban memakan tisu, yang sebelumnya hendak menjejali segumpal tisu kemulut korban. Namun korban mengelak dan meminta memakan tisunya sendiri.
"Sifa merasa Sara makan tisunya kelamaan, jadi Sifa akhirnya kembali menjejali mulut Sara dengan segumpal tisu. Kemudian Hafitd menedang korban hingga mengenai lehernya. Lalu korban dipukuli habis-habisan oleh Sifa. Korban sempat melawan, akhirnya penyetruman pun dilakukan oleh Sifa," tutur Rikwanto.
Alat setrum itu, punya 2 fungsi sebagai senter dan setruman. Alat tersebut sudah dimiliki Hafitd setahun yang lalu. "Ya alat setrum itu selalu dibawa Hafitd di mobilnya," sambung Kanit V Jatanras Antonius Agus Rachmanto.
Selanjutnya akibat dari penyetruman tersebut, korban pingsan dan tak sadarkan diri. Tidak puas sampai di situ, saat melihat di bagian belakang mobil ada koran, Sifa juga menjejali mulut Sara dengan koran. Saat perjalanan ini ternyata Ade Sara sudah meninggal.
"Sudah penyetruman, dan penyumpalan koran ke mulut korban, korban pingsan dan lama korban tidak bangun-bangun, Sifa pegang dada Sara dan ternyata sudah tidak bernyawa," ujar Agus.
Saat tau Sara sudah tidak bernyawa, reaksi Hafitd? "Buang," tandas Agus.
Kemudian dipakaikan lagi baju Sara oleh Sifa. Lalu Selasa 4 Maret pukul 04.30 WIB dini hari, jenazah dibuang di bawah kolong jembatan di seputaran Tol Bekasi. (Raden Trimutia Hatta)