Polemik Bandara Baru DIY, Hamengku Buwono X: Sudah Clear

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut polemik pembangunan bandara baru sudah rampung.

oleh Yanuar H diperbarui 27 Mar 2014, 06:50 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2014, 06:50 WIB
sultan
Sri Sultan HB X (Fathi Mahmud/Liputan6.com)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut polemik pembangunan bandara baru antara PT Jogja Magasa Iron (JMI) dengan PT Angkasa Pura I telah usai. Pembangunan bandara di Kabupaten Kulonprogo tersebut akan segera berjalan.

Sultan juga mengaku, akan segera bertemu dengan kedua belah pihak untuk penandatanganan MoU.

Semula, bandara baru ini terkendala polemik tentang tempat pabrik besi yang berdekatan. Ssehingga akan membahayakan penerbangan.

"Oo bandara sudah clear. Angkasa Pura ndak perlu mundur karena panjang landasan sudah terpenuhi 3.600 meter," ucap Sultan di Kepatihan, Rabu (26/03/2014).

Sementara itu, Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Djoko Raharto mengatakan, jika pendirian Bandara Udara Internasional baru dan Pabrik Pasir Besi di Yogyakarta benar-benar terealisasi, maka diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi DIY hingga mencapai 6 persen lebih.

Capaian ini, lanjut Djoko, dilihat dari potensi ekonomi setelah beroperasinya pabrik dan bandara. Selain bidang investasi nantinya bidang Perdagangan, Hotel, Restoran dan jasa juga akan meningkat dengan adanya realisasi pembangunan bandara.

"Jika bandara nanti sudah dibangun, lalu pasir besi juga sudah beroperasi saya sangat optimistis pertumbuhan ekonomi DIY mampu tembus enam persen, bahkan lebih," papar Djoko.

Selain itu, realisasi bandara baru juga akan semakin menambah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY. Sementara bandara saat ini dinilai sudah tidak mampu melayani jumlah penerbangan yang ada. Sehingga wisatawan kesulitan untuk datang ke Jogja.

"Selama ini kan wisatawan mancanegara kesulitan mengunjungi Yogyakarta, karena tidak ada 'direct flight' (penerbangan langsung), seperti halnya yang ada di Bali," ujar Djoko.

Djoko mengungkapkan, realisasi pertumbuhan ekonomi DIY sejauh ini belum pernah mendekati 6 persen. Djoko menyebut, data terakhir pertumbuhan ekonomi DIY paling bagus pada tahun 2013 yang mencapai 5,4 persen.

"Selama 10 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi DIY tertinggi tercatat tahun 2013, mencapai 5,4 persen. Kalo bandara itu jadi direalisasi maka saya yakin pertumbuhan ekonomi akan bagus. Bisa tembus 6 persen," pungkas Djoko.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya