Warga Sekitar Tolak Penutupan Lokalisasi Dolly

Warga tak keberatan Lokalisasi Dolly ditutup, asalkan mereka diberikan tenggang waktu untuk memulai usaha yang baru.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 08 Mei 2014, 03:00 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2014, 03:00 WIB
Gang Dolly
Salah satu tempat hiburan di Gang Dolly Surabaya (Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Warga sekitar lokalisasi Gang Dolly di Jalan Putat Jaya Timur, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu siang 7 Mei terus mengekspresikan penolakan penutupan Dolly.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (8/5/2014) dinihari, para warga menilai kebijakan Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk menutup Lokalisasi Dolly tidak manusiawi.

Hal itu dikarenakan selama ini mereka menggantungkan hidupnya dari kawasan prostitusi itu. Berbagai poster berisi kecaman pada walikota yang dinilai ingkar janji juga mereka pasang di sepanjang gang.

Para warga mengeluhkan tenggang waktu singkat yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya karena tidak memberikan pilihan serta membuat warga terancam kehilangan sumber penghidupannya.

Warga tak keberatan Lokalisasi Dolly ditutup, asalkan mereka diberikan tenggang waktu untuk memulai usaha yang baru.

Berdasarkan penelusuran tim Sigi Investigasi belum lama ini, jelang penutupan lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu masih bergeliat normal.

Sejumlah wisma tempat para pekerja seks menjajakan jasa, beroperasi normal. Begitu pula warung dan usaha-usaha lain yang menjadi tulang punggung ekonomi warga. Meski begitu, di sisi lain dampak negatif tentu tetap mengintai mereka.

Upaya perbaikan sistem sangat diperlukan agar hak-hak warga dan tempat usaha tidak dilanggar, sehingga kebijakan bisa memberikan dampak positif bagi warga.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya