Ultah ke-57, Mahfud MD Dihadiahi Novel Biografi

Novel biografi yang dibesut oleh tangan dingin penulis sekaligus novelis Aguk Irawan MN, menceritakan karakter Mahfud yang tambeng.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Mei 2014, 16:06 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 16:06 WIB
Jadi Saksi Akil, Mahfud MD Malah Bicara Atut
Mahfud MD memberikan keterangan dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa pilkada di MK untuk terdakwa Akil Mochtar, Senin (5/5/14). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Cahaya-Mu Tak Bisa Kutawar: Novel Biografi Mahfud MD. Demikian judul novel biografi yang dibesut oleh penulis sekaligus novelis Aguk Irawan MN. Novel itu akan diluncurkan pada hari Rabu 13 Mei 2014. Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun mantan Ketua MK Mahfud MD.

"Novel ini akan diluncurkan nanti malam setelah acara Pagelaran Budaya Nusantara di Taman Budaya Jogja, sebagai kado ulang tahun untuk Mahfud MD," ungkap koordinator Gerakan Indonesia Satu (GIS), Sumitro Sufian, Selasa (13/5/2014).

GIS sendiri merupakan gerakan masyarakat yang mendukung Mahfud MD maju sebagai Capres maupun Cawapres, GIS didukung oleh berbagai elemen seperti DPW IKA UII DIY, Forum Pemuda Lampung, Sahabat Mahfud.

"Gelar Budaya Nusantara 2014 ini diikuti oleh 18 propinsi di Indonesia, dan puncak acara akan diselenggarakan Launching Novel tersebut," tandas relawan Mahfud MD itu.

Dalam novel ini, Jelas Sumitro, sang Penulis mampu menghidupkan kembali masa lalu Mahfud, mengantarkan kita seolah-olah mengalami apa yang dirasakan oleh Mahfud dan tokoh-tokoh yang dikisahkan di dalamnya.

"Dengan deskripsi yang detail, percakapan yang imajinatif, penulis mengajak kita menyusuri perjalanan demi perjalanan Mahfud yang memiliki segudang semangat, inspirasi, dan pemikiran yang bisa dipetik untuk dijadikan teladan," terangnya.

Seumpama cahaya yang mempunyai karakter terukur dan lurus, lanjutnya, begitu juga cita-cita keadilan dan kesejahteraan yang menjadi impian Mahfud --yang tersaji dalam novel itu.

"Penulis berhasil memahami karakter dan kepribadian Mahfud MD yang pendiam, lurus, dan mempunyai semangat baja untuk mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan segenap masalah yang ada di hadapannya. Begitu juga mimpinya untuk andil membangun negeri sesuai dengan kapasitasnya," tambah Sumitro.

Dalam pengantar novel tersebut, sastrawan Zawawi Imron menyebut perjalanan hidup Mahfud MD sebagai anak tambeng (nakal) yang berkepribadian cabai.

"Anak tambeng (nakal) yang pintar mengaji; mengaji pesan agama dan mengaji pesan negeri. Anak tambeng yang tidak hanya pintar berkata-kata atau berkonsep, tapi juga pintar menghayati peran dalam bertindak sesuai dengan ayat suci, wejangan para nabi, dan juga naluri," demikian sekelumit kutipan pengantar Zawawi terkait novel itu. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya