Pendidikan HIV/AIDS Akan Jadi Mata Pelajaran di Sekolah DKI

Dinas Pendidikan DKI (Disdik) sedang merancang pendidikan seksual, terutama mengenai HIV/AIDS.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 05 Jun 2014, 11:10 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2014, 11:10 WIB
Jangan Malu Tes HIV Sebelum atau Saat Hamil
Sebagian lain ibu hamil justru merasa malu bila ketahuan HIV oleh suami.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI (Disdik) sedang merancang pendidikan seksual, terutama mengenai HIV/AIDS. Materi itu akan dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok) di sekolah-sekolah.

Kepala Disdik DKI Lasro Marbun mengatakan, dalam mulok tersebut akan ada silabus tentang cara kerja reproduksi, penyebab, dan penyebaran virus HIV/AIDS serta perlindungan diri dari penularannya.

"Kami sedang siapkan dan rancang silabus itu. Kami lihat jam pelajaran di sekolah, kalau masih ada (waktu), kita masukkan," kata Lasro di Jakarta, Kamis (5/6/2014).

Menurut mantan Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) DKI itu, pendidikan tambahan tersebut diperlukan karena jika hanya dari keluarga, belum menjamin peserta didik memiliki pertahanan moral yang kokoh dalam menghadapi pergaulan bebas. Sebab, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di sekolah.

"Jangan sampai siswa siswi di Jakarta terjebak ke dalam pergaulan bebas yang merusak masa depan mereka," kata Lasro.

Sebelumnya, Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta mengusulkan pendidikan mengenai bahaya dan reproduksi HIV/AIDS menjadi muatan lokal dalam pelajaran sekolah di Jakarta. Sebab, pengetahuan peserta didik terhadap ancaman bahaya virus HIV/AIDS dinilai masih rendah. Karena itu, para remaja sejak dini perlu diberi pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran.

Berdasarkan survei KPAP DKI yang dilakukan selama tahun 2013 terhadap 4.274 peserta didik di 146 SMP dan SMA yang tersebar di 6 wilayah Jakarta, hasil baru 12% siswa siswi yang memahami pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. Survei juga dilakukan tenaga pengajar, guru, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah sebanyak 352 sampel. Dan hasilnya hanya 26% yang memahami pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya