Bengkulu Raih Adipura, Aktivis Menyindir dengan Bersihkan Pantai

Keberhasilan Kota Bengkulu meraih Piala Adipura dinilai tidak sejalan dengan kebijakan dalam pengelolaan sampah di pantai.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 08 Jun 2014, 16:09 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2014, 16:09 WIB
Sampah
Ilustrasi (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bengkulu - Ratusan aktivis lingkungan di Bengkulu menggelar aksi bersih-bersih sampah di Pantai Jakat, Kota Bengkulu. Para aktivis yang tergabung dalam Forum Peduli Pantai Bengkulu mewakili Walhi, Yayasan Ulayat, Bengkulu Heritage Society, Komunitas Peduli Puspa Langka, Bengkulu Rafflesia Surfing Association dan para mahasiswa pencinta alam memulai aksinya sejak pukul 14.00 WIB.

Koordinator aksi Oka Ardiansyah mengatakan, aksi mereka merupakan bentuk keprihatinan atas keberhasilan Kota Bengkulu meraih Piala Adipura. Sebab, keberhasilan itu tidak sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Bengkulu dalam pengelolaan sampah di pantai.

"Adipura yang diraih ini harusnya bisa bersinergi dengan semua lini, termasuk pengelolaan sampah di pantai. Tidak ada tempat pembuangan sampah di sini, bagaimana mau bersih," ujarnya di Bengkulu, Minggu (8/6/2014).

Menurut Oka, masyarakat sangat mengandalkan pengelolaan sampah oleh pemerintah. Kenyataannya pemerintah tidak bisa diandalkan, malah membuat pantai menjadi muara akhir pembuangan sampah.

"Pemerintah harus menyediakan tempat pembuangan yang layak dan menjalankan sistem pelayanan kebersihan secara efektif dan berkesinambungan. Pantai yang bersih akan mengembalikan fungsi sosial kawasan pantai pada konsep budaya pesisir," lanjut Oka.

Sementara Ratmi, pedagang minuman di Pantai Jakat mengatakan, para pedagang sering kebingungan untuk membuang sampah. Sebab pemerintah tidak menyiapkan tempat sampah.

"Jika kami bakar tentu saja terkendala angin yang sangat kencang. Jadi kami biarkan saja," ujarnya. 

Sedangkan Bunaya Suparda dari Yayasan Ulayat menyatakan, aksi bersih pantai ini merupakan kepedulian masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan pantai. "Ini protes masyarakat sipil terhadap kinerja pengelolaan sampah di Bengkulu, khususnya di area pantai dan pesisir," tegas Bunaya. (Sun)


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya