Demokrat Copot Noriyu dari Pimpinan Komisi IX DPR

Anggota Fraksi Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf diganti dari posisinya sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 18 Jun 2014, 16:49 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2014, 16:49 WIB
Nova Riyanti Yusuf
(Twitter Nova Riyanti Yusuf ‏@saya_noriyu )

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Fraksi Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf diganti dari posisinya sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR. Hal tersebut disampaikannya dalam akun Twitter resminya @saya_noriyu.

Dalam akun Twitter-nya tersebut, perempuan yang kerap disapa Noriyu itu mengungkapkan kekecewaannya diganti oleh Fraksi Partai Demokrat pada masa-masa anggota dewan hampir berakhir.

"Saya ingat pesan @dr_tjiptaning kalo masuk politik, siap dibunuh, diburu, dibui. Saya sudah dibunuh oleh Partai Demokrat utk menyelesaikan 2 RUU," kicau Noriyu dalam akun Twitter-nya, Rabu (18/6/2014).

Ribca Tjiptaning adalah Ketua Komisi IX DPR. Komisi tersebut membidangi kesehatan, ketenagakerjaan, dan kependudukan.

Dalam media sosial itu pula, Noriyu memohon maaf pada para perawat karena tak bisa melanjutkan perjuangan, khususnya pada para perawat. Padahal, rancangan undang-undang mengenai keperawatan dan kesehatan hampir selesai.

Nova mengatakan, selama ini dia patuh terhadap rambu-rambu yang berlaku di Partai Demokrat. Karena itu, dia kaget dengan pergantian posisi tersebut.

"Saya bersabar&patuh dgn semua instruksi Fraksi Partai Demokrat,sampai ke tahap sadis ini,upaya injury time gol-kan 2 RUU dari K9,dimutilasi," kicau Nova.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf juga membenarkan kabar pemecatan tersebut. Sempat beredar kabar, pemecatan karena Noriyu mendukung Jokowi-JK.

Namun, Nurhayati membantah kabar tersebut. Pencopotan merupakan hal biasa dan tak ada kaitan dengan politik jelang pilpres. Kini, Noriyu pun menjadi anggota Komisi IX dan penggantinya adalah Dinajani Mahdi.

"Penyegaran biasa. Nggak ada alasan lain. Jadi tidak ada alasan apa-apa, kecuali butuh penyegaran. Tidak ada motif politik," tandas Nurhayati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya