Liputan6.com, Jakarta - Walikota Bogor Bima Arya rampung melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Usai melapor, Bima mengaku jumlah harta kekayaannya turun drastis, dari yang semula sekitar Rp 5 miliar kini menjadi Rp 3 miliar.
"Justru berkurang, jelang Pilkada (Kota Bogor 2014). Hartanya antara Rp 4 sampai Rp 5 miliar sekianlah, sekarang berkurang jadi Rp 3 miliar sekian," ujar Bima di Gedung KPK, Jakarta, Senin (14/7/2014).
Bima membeberkan penyebab harta kekayaannya turun drastis. Pertama, terkait segala biaya Pilkada Kota Bogor 2013 yang diikutinya. Kedua gaji sebagai walikota hanya Rp 6,1 juta.
Sehingga, kata Bima, untuk pembiayaan lain-lainnya harus mengorek tabungan pribadinya. Itu yang membuat jumlah kekayaannya turun drastis.
"Karena keperluan Pilkada waktu itu. Kedua, selama 3 bulan ini gaji walikota secukupnya, banyak hal-hal yang menggunakan tabungan juga ketika menjadi walikota ini. Saya kaget juga walikota ini slip gajinya Rp 6,1 juta sebulan," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Bima pun tak menampik adanya pendapatan lain saat menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di Kota Bogor. Yakni, biaya operasional Rp 30 juta per bulan, yang ia terima untuk melaksanakan berbagai tugas dinas sebagai Walikota Bogor, bukan kepentingan pribadi.
"Memang ada BOP (biaya operasional) Rp 30 juta per bulan, tapi itu tidak boleh untuk kepetingan pribadi. Itu untuk kepentingan operasional (walikota)," pungkas Bima.
Baca juga:
Gaji Kecil, Walikota Bogor Bima Arya Lapor Kekayaannya Turun
Walikota Bogor: Saya Dukung Siapapun Capres Terpilih
Pedagang Membandel, Pemkot Bogor Razia Minuman Keras
(Sss)