Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan melakukan pembersihan (konservasi) terhadap dua patung yang menjadi ikon Ibukota. Patung tersebut adalah Patung Dirgantara (Patung Pancoran) dan Patung Diponegoro. Pembersihan dua patung tersebut rencananya akan dilakukan dengan menggunakan cara tradisional yakni menggunakan bahan utama jeruk nipis.
Menanggapi rencana tersebut, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan pembersihan tersebut dilakukan lantaran kondisi patung yang jarang bahkan tidak pernah dibersihkan sejak dibuat. Untuk menjaga kondisi patung, pihaknya melakukan pembersihan kedua patung yang menjadi simbol Jakarta itu.
"Patung itu kan sudah lama tidak dibersihkan, sudah lama tidak dirawat. Sudah lama tidak diapa-apain. Makanya (pembersihan) kita lakukan," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Terkait pembiayaan yang dikabarkan memakan anggaran hingga Rp 500 juta, Jokowi mengaku tidak mengetahuinya. Ia hanya menyerahkan urusan tersebut kepada dinas terkait, yang bertanggung jawab atas perawatan patung tersebut, yaitu Unit Pengelola Teknis (UPT) Balai Konservasi di bawah Dinas Pariwisata.
"Kalau itu saya nggak ngerti itu, urusan dinas. Dicek saja, biaya-biaya itu sudah dilelang atau belum. Kalau sudah dilelang, dihitung," ucap Jokowi.
Sudah Kronis
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Balai Konservasi Disparbud DKI Eni Prihantini sebelumnya mengatakan, secara keseluruhan terdapat sebanyak 22 patung yang tersebar di setiap wilayah Kota Jakarta. Dari jumlah tersebut, pihaknya telah membersihkan 5 patung sepanjang 2013 lalu.
"Sedangkan untuk tahun ini, kita akan membersihkan sebanyak dua patung. Program konservasi patung di Jakarta sebetulnya sudah kita mulai sejak tahun lalu," ujar Eni.
Eni menuturkan, sebelum dilakukan pembersihan tersebut, pihaknya terlebih dahulu telah melakukan observasi terhadap kedua patung tersebut pada Juni 2014. "Ternyata setelah didiagnosa, diketahui kondisi kedua patung tersebut sudah kronis, sehingga harus segera dilakukan konservasi supaya keadaannya tidak bertambah parah," tutur Eni.
Lebih lanjut Eni mengungkapkan, pembersihan itu akan dilakukan dengan cara tradisional, yakni menggunakan jeruk nipis, kemudian diikuti dengan penyikatan dan pembersihan semaksimal mungkin.
"Dengan cara tradisional, maka biaya yang dikeluarkan juga tidak banyak, yakni hanya Rp 566 juta untuk dua patung. Cara yang sama sudah pernah kita terapkan untuk membersihkan Patung Tugu Tani," demikian Eni. (Sss)